Artikel

KENALI JENIS DAN FUNGSI ALAT TANGKAP BUBU

1. Roza Yusfiandayani - Perikanan - Perikanan Tangkap - Jenis Bubu Apa itu Bubu Tangkap - Tani Nelayan Center - IPB University - DIGITANI
Artikel / Perikanan / Perikanan Tangkap

KENALI JENIS DAN FUNGSI ALAT TANGKAP BUBU

Ada berbagai macam alat penangkapan ikan yang sangat bervariasi, tergantung pada jenis ikan yang akan ditangkap. Salah satu alat penangkap ikan yang sederhana adalah bubu.

Apa itu Bubu?

Bubu adalah alat perangkap ikan yang terbuat dari potongan bambu kecil, tali plastik, dan tempurung kelapa yang digunakan sebagai penutup di bagian belakangnya. Bahan-bahan tersebut dijalin sedemikian rupa hingga menghasilkan bentuk yang bervariasi.

Bentuk bubu sangat bervariasi, bisa berupa trapesium, segi empat, silinder, lonjong, bulat setengah lingkaran, seperti rudal, silinder, atau kerucut.

Jenis dan Fungsi Bubu

Berdasarkan tempat dan hasil tangkapan ikan, bubu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bubu tradisional dan bubu nelayan.

  1. Bubu Tradisional
Bubu Tradisional (Foto: Getty Images)

Bubu tradisional adalah jenis perangkap ikan yang dipasang atau dioperasikan di perairan air tawar, seperti sawah, bendungan, sungai, dan kolam. Bentuknya menyerupai rudal dan terbuat dari potongan bambu yang dipecah kecil-kecil, serta menggunakan tali plastik dan tempurung kelapa sebagai bahan utamanya.

  1. Bubu Nelayan

Bubu nelayan adalah jenis perangkap ikan yang dipasang atau dioperasikan di perairan yang lebih luas, seperti waduk, danau, dan laut. Bubu nelayan memiliki beragam jenis, seperti bubu dasar, bubu apung, bubu hanyut, bubu ambai, dan bubu apolo.

  • Bubu Dasar (Ground Fish Pots)
Bubu Dasar (Foto: Semut Info)

Bubu yang digunakan beroperasi di dasar perairan. Bubu Dasar memiliki berbagai ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan. Bubu kecil biasanya memiliki panjang sekitar 1 meter, lebar antara 50 hingga 75 centimeter, dan tinggi sekitar 25 hingga 30 centimeter. Sementara itu, bubu besar dapat mencapai panjang sekitar 3,5 meter, lebar sekitar 2 meter, dan tinggi antara 75 hingga 100 centimeter.

Hasil tangkapan menggunakan Bubu Dasar biasanya terdiri dari berbagai jenis ikan dan udang berkualitas baik, seperti kwe (Caranx spp), baronang (Siganus spp), kerapu (Epinephelus spp), kakap (Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), ekor kuning (Caeslo spp), ikan kaji (Diagramma spp), lencam (Lethrinus spp), udang penaeid, udang barong, kepiting, rajungan, dan sebagainya.

  • Bubu Apung (Floating Fish Pots)
Bubu Apung (Foto: Media Penyuluh Pertanian)

Bubu ini dapat digunakan dalam operasional penangkapan yang dilakukan dengan cara diapungkan. Jenis Bubu Apung berbeda dengan Bubu Dasar. Bubu Apung ini memiliki berbagai bentuk, seperti silindris, kurung-kurung, atau kantong yang bernama sero gantung.

Bubu Apung dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang bisa ditempatkan di bagian atasnya. Bubu ini digunakan untuk menangkap beberapa jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, dan sebagainya.

Pengoperasian Bubu Apung juga dilengkapi dengan pelampung dari bambu atau rakit bambu yang diikat dengan tali panjang serta dihubungkan dengan jangkar. Panjang tali disesuaikan dengan kedalaman air, biasanya sekitar 1,5 kali dari kedalaman air.

  • Bubu Hanyut
Bubu Hanyut (Foto: Getty Images)

Bubu yang digunakan dalam operasional penangkapan dihanyutkan. Bubu Hanyut atau yang dikenal juga sebagai “Pakaja” merupakan bubu dengan ukuran kecil yang berbentuk silindris dengan panjang 0,75 meter dan diameter 0,4-0,5 meter. Hasil tangkapan dari Bubu Hanyut berupa ikan torani dan ikan terbang (flying fish).

Pada proses penangkapan, Bubu Hanyut disusun dalam berbagai kelompok yang kemudian dihubungkan dengan kelompok-kelompok lainnya hingga jumlahnya mencapai 20-30 buah, tergantung pada ukuran perahu atau kapal yang digunakan dalam penangkapan.

  • Bubu Ambai
Bubu Ambai (Foto: Massero Fotorial Official – YouTube)

Ambai Benar, atau yang dikenal dengan Bubu Tiang, digunakan sebagai perangkap yang berukuran kecil. Bubu Ambai, yang digunakan sebagai perangkap di perairan pasang-surut, memiliki ukuran kecil dengan panjang keseluruhan sekitar 7 sampai 7,5 meter. Jaringnya terbuat dari nilon (polyfilament).

Jaring Ambai terbagi dalam empat sisi dengan ukuran mata jaring yang berbeda, yaitu sisi depan, sisi tengah, sisi belakang, dan sisi kantung. Mulut jaring bisa berbentuk bulat atau persegi empat dengan ukuran sekitar 2,6 x 4,7 meter. Di sisi kanan dan kiri mulut jaring terdapat gelang yang terbuat dari rotan atau besi dengan jumlah sekitar 2 sampai 4 buah.

Gelang-gelang tersebut dimasukkan ke dalam banyak Jaring Ambai dan dipasang secara melintang untuk memotong arah arus. Satu barisan jaring ambai terdiri dari 10 hingga 22 buah yang disebut sebagai satu unit, tetapi ada juga yang mencapai 60 sampai 100 buah per unit. Hasil tangkapan dari Bubu Ambai bervariasi, tergantung pada ukuran mata jaring yang digunakan. Namun, umumnya hasil tangkapannya yaitu berbagai jenis udang.

  • Bubu Apolo
Bubu Apolo

Meskipun mirip dengan Bubu Ambai, Bubu Apolo memiliki perbedaan dengan memiliki 2 kantong khusus untuk menangkap udang rebon. Bahan jaringnya terbuat dari benang nilon halus yang terbagi menjadi sisi mulut, tubuh, kaki, dan sisi kantung. Panjang total jaringnya mencapai 11 meter.

Mulut jaring berbentuk persegi empat dengan lekukan di sisi kiri dan kanan. Panjang tubuh jaringnya adalah 3,75 meter, kaki sepanjang 7,25 meter, dan lebar 0,60 meter. Di ujung kaki terdapat mestak yang diikuti oleh dua kantong dengan panjang 1,60 meter dan lebar 0,60 meter. Hasil tangkapan dari Bubu Apolo sama dengan hasil tangkapan menggunakan Bubu Ambai, yaitu berbagai jenis udang.

Penulis: Roza Yusfiandayani | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X