Artikel

KENAPA TANAMAN BUNCIS BERUBAH WARNA MENJADI KUNING?

2. P1 - Hermanu Triwidodo - DIGITANI - IPB University - Tani Nelayan Center IPB - Mengatasi Daun Kuning Tanaman Buncis -
Artikel Konsultasi / Pertanian

KENAPA TANAMAN BUNCIS BERUBAH WARNA MENJADI KUNING?

Pertanyaan:

Tanaman buncis milik saya menguning akibat terserang hama sekitar 30-50% dan saat ini berusia 9 MST. Benih buncis yang saya gunakan dibeli di kios dan berasal dari hasil pertanaman sebelumnya. Saya menggunakan pupuk phonska. Sebelumnya, lahan tersebut ditanami talas dan di sekitarnya terdapat tanaman talas, singkong, bengkoang, jagung, dan pepaya. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi kerusakan yang parah akibat hama pada tanaman buncis saya?

(Icang)

Jawaban:

Halo, Sobat Tani.

Terima kasih telah bertanya kepada Pakar IPB University.

Berdasarkan informasi dan foto gejala, kemungkinan tanaman ini terinfeksi oleh penyakit Bean Common Mosaic Virus (BCMV). Gejala penyakit ini mencakup daun yang menguning, kerutan, dan melengkung.

BCMV adalah virus umum yang menyebabkan penyakit pada tanaman buncis dan kacang-kacangan lainnya. Penyebarannya terjadi melalui kutu daun sebagai vektor (Aphis spp.). Untuk mengendalikan penyakit ini, langkah utamanya adalah mengontrol populasi kutu daun sebagai serangga penularnya.

Pengendalian serangga vektor pada penyakit ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  1. Tanaman penghalang (barrier crop). Tanaman penghalang yang direkomendasikan adalah adalah jagung. Tanaman jagung ditanam disekeliling tanaman buncis dan ditanam lebih awal dibandingkan tanaman buncis. Selain berfungsi sebagai tanaman penghalang, tanaman jagung juga merupakan habitat kumbang koksi yang merupakan musuh alami kutu daun. Kumbang koksi secara alami akan mengendalikan populasi kutu daun di lahan.
  2. Eradikasi. Eradikasi dilakukan dengan membuang dan membakar tanaman atau bagian tanaman yang terserang penyakit ini. Eradikasi berfungsi untuk mengurangi sumber inokulum (sumber penyakit) di pertanaman.
  3. Penggunaan mulsa. Mulsa plastik yang bersifat reflektif berfungsi untuk menghalangi kutu daun masuk ke pertanaman.
  4. Penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati yang dpat digunakan untuk mengendalikan hama ini antara lain ekstrak nimba dan ekstrak bawang putih. 
  5. Penggunaan agens hayati Beauveria bassiana dan Metarhizium sp.
  6. Penggunaan pestisida sintetik. Apabila populasi hama kutu daun sudah melewati ambang ekonomi, pengendalian dapat dilakukan menggunakan insektisida. Salah satu insektisida yang dapat digunakan berbahan aktif imidaklopid 5%. Rotasi bahan aktif pestisida diperlukan untuk mencegah terbentuknya biotipe baru hama.
  7. Rotasi tanaman. Tanaman yang dapat digunakan untuk rotasi tanaman antara lain adalah terung, tomat, dan kubis-kubisan.
  8. Penggunaan benih sehat. Penyakit bulai termasuk penyakit tular benih sehingga benih sehat dan berkualitas sangat diperlukan.
  9. Penggunaan varietas tahan. Varietas buncis yang tahan penyakit ini salah satunya adalah varietas BU 6337. Varietas tahan dapat menimalisir kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit ini.
  10. Perlakuan benih. Sebelum ditanam benih dapat diberikan perlakuan menggunakan PGPR atau kitosan untuk menginduksi ketahanan tanaman.

Selain itu, untuk meminimalisir terjadinya penyakit ini dianjurkan untuk melakukan budidaya tanaman sehat. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang sehat dan berkualitas, melakukan pemupukan secara berimbang, serta mengatur jarak tanam yang sesuai.

Selamat mencoba.

Dijawab oleh Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc. | Editor: Niky Elfa Amanatillah

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X