Artikel

VIRUS KENTANG Y (PVY) PADA TANAMAN CABAI (BAGIAN 1)

chili-gea89dbac7_1920
Artikel / Hama dan Penyakit Tanaman / Pertanian

VIRUS KENTANG Y (PVY) PADA TANAMAN CABAI (BAGIAN 1)

Gejala virus Kentang Y (PVY) pada tanaman cabai umumnya berupa gejala sistemik. Pada daun berupa penguningan ringan, mosaik, dan belang (mottle). Tulang daun menunjukkan gejala vein banding (tulang daun berwarna lebih gelap), vein clearing (tulang daun berwarna pucat), dan klorosis interveinal. Tanaman yang terinfeksi menjadi sangat kerdil dibandingkan tanaman sehat.

Bentuk tanamannya menjadi lebat seperti semak. Buah dari tanaman terinfeksi menunjukkan gejala berupa garis-garis ungu klorotik, berubah bentuk, dan kulit buah menjadi kasar. Sebagian besar bunga gugur sebelum dapat membentuk buah. Tingkat keparahan gejala tergantung pada varietas, strain virus, usia inang pada saat infeksi, dan kondisi lingkungan. Gejala yang muncul umumnya lebih berat jika terjadi infeksi ganda yang bersifat sinergis.

Foto: Widodo (Dewan Pakar Tani Center IPB University)
Foto: Widodo (Dewan Pakar Tani Center IPB University)

Virus Kentang Y atau Potato Virus Y (PVY) merupakan virus dari Famili Potyviridae, Genus Potyvirus. Potyvirus sendiri merupakan genus terbesar dari virus tumbuhan yang sering menyebabkan kerugian pada berbagai jenis tanaman budi daya. PVY merupakan virus RNA berutas tunggal, sense positif (+), dengan panjang sekitar 9,7 kb.

Genom RNA diterjemahkan menjadi poliprotein besar tunggal dengan sekitar 3061 residu asam amino, dan kemudian diproses oleh tiga protease spesifik virus menjadi protein dewasa. PVY sangat rentan terhadap mutasi dan rekombinasi, sehingga menghasilkan keragaman genetik yang tinggi. Terdapat sejumlah besar PVY dari strain berbeda, dengan strain utama PVY saat ini adalah PVYO, PVYN, PVYNTN dan PVYN: O.

Foto: talk.ictvonline.org

Virus PVY ditularkan oleh vektor kutu daun secara nonpersisten, termasuk Myzus persicae dan Aphis gossypii yang sering ditemui di pertanaman cabai. Nonpersisten artinya virus hanya berada pada stilet serangga dan ditularkan ketika serangga vektor makan (mengisap cairan daun). Periode akuisisi (periode makan serangga untuk mendapatkan virus) dan periode laten (periode virus tertahan pada vektor sebelum ditularkan) pada vektor nonpersisten sangat singkat.

Periode akuisisi vektor nonpersisten umumnya kurang dari 60 detik dan periode laten hanya beberapa menit. Efisiensi transmisi bervariasi tergantung pada spesies kutu daun, strain virus, spesies tanaman inang, dan kondisi lingkungan. Infeksi virus mengganggu proses fotosintesis. Virus bergerak ke jaringan tanaman melalui pembuluh floem dan tersebar ke seluruh bagian tanaman bersama dengan peredaran hasil fotosintat.

Semakin cepat proses perkembangan dan penyebaran virus di dalam sel tanaman, gejala sistemik muncul semakin cepat dan tingkat keparahan semakin tinggi. Intesitas penyakit meningkat seiring meningkatnya populasi serangga vektor. Populasi vektor kutu daun meningkat pada musim kemarau. Suhu optimum perkembangan kutu daun M. persicae adalah 25-30oC, sedangkan A. gossypii suhu optimumnya 21-27oC. Saat musim hujan, populasi serangga vektor rendah, sehingga kejadian penyakit rendah.

Foto: commons.wikimedia.org

Penulis: Widodo, Hermanu Triwidodo, dan Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X