Artikel

TINGKATKAN KESUBURAN TANAH DENGAN ASAM HUMAT

TINGKATKAN KESUBURAN TANAH DAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN MELALUI PEMANFAATAN ASAM HUMAT SEBAGAI ALTERNATIF PUPUK ORGANIK - TANI NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - IPB DIGITANI
Artikel / Hortikultura / Pertanian

TINGKATKAN KESUBURAN TANAH DENGAN ASAM HUMAT

Penurunan produktivitas tanaman dan kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk kimia sering menjadi keresahan bagi petani. Penggunaan pupuk kimia tanpa tambahan bahan organik dapat menurunkan kadar bahan organiknya di dalam tanah.

Penelitian dari berbagai lembaga menunjukkan bahwa kesuburan lahan persawahan di Indonesia semakin menurun. Lebih dari 32.500 meter persegi lahan sawah irigasi memiliki kandungan bahan organik kurang dari 2 persen, padahal seharusnya setidaknya 3 sampai 5 persen untuk tanah subur.

Asam Humat sebagai Pupuk Organik

Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki kualitas tanah, namun diperlukan pupuk yang sangat banyak untuk luas lahan yang besar. Oleh karena itu, diperlukan bahan organik yang walaupun digunakan dalam jumlah sedikit, namun memberikan dampak yang besar. Bahan organik ini disebut sebagai bahan humat atau asam humat.

Menurut Jurnal Agropet (2022), asam humat merupakan bahan organik yang mudah ditemukan. Asam humat bisa dihasilkan dari berbagai sumber seperti pupuk kandang, kompos, jerami, eceng gondok, sekam padi, batu bara muda, dan gambut. Keistimewaan asam humat terletak pada kemampuannya dalam berinteraksi dengan logam, oksida, mineral, dan senyawa organik, termasuk zat polutan yang berbahaya, berkat banyaknya senyawa aktif yang dimilikinya.

Asam humat memiliki peran yang penting dalam meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah, bahkan bisa meningkatkan hingga 80 persen. Kemampuannya berinteraksi dengan partikel tanah membentuk agregat tanah yang lebih stabil, yang pada gilirannya memperbaiki struktur tanah. Ini penting karena tanah yang baik memiliki ruang pori yang mencukupi untuk sirkulasi udara dan penyerapan air oleh tanaman.

Penggunaan asam humat juga berdampak positif pada aktivitas mikroorganisme tanah dan pertumbuhan akar tanaman. Penerapannya pada tanah yang memiliki kandungan bahan organik rendah akan memberikan hasil yang optimal.

Menurut Kusuma, et al. dalam Jurnal Kultivasi tahun 2019, peningkatan bahan organik mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah (KTK), yang membantu tanah menahan kehilangan nutrisi bagi tanaman. Ini berarti nutrisi yang tersedia akan lebih baik untuk pertumbuhan tanaman. Ketersediaan nutrisi juga dipengaruhi oleh pH tanah.

Asam humat, secara tidak langsung, berperan sebagai penstabil pH tanah. Sifat amfoter asam humat memungkinkannya untuk berperilaku baik sebagai asam maupun sebagai basa, dengan reaktivitas yang tinggi pada berbagai tingkat pH.

Penggunaan Asam Humat sebagai Pupuk Organik

Asam humat tersedia dalam berbagai bentuk seperti cair, bubuk, dan granul, yang dipilih sesuai dengan kebutuhan. Sebelum penggunaan, tanah diuji terlebih dahulu untuk mengecek pH, kelembapan, dan ketersediaan nutrisi agar dosis asam humat yang tepat dapat ditentukan.

Cara pengaplikasiannya bisa dengan menyemprotkan langsung ke daun atau akar tanaman, biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari. Selain itu, asam humat juga bisa dicampur dengan pupuk lain, seperti pupuk NPK, untuk memberikan nutrisi yang lebih lengkap kepada tanaman.

Penelitian Nuraini dan Zahro (2020) menunjukkan bahwa mereka mencoba mencampurkan asam humat dari leonardite, mineral alam, dengan pupuk NPK di lahan persawahan. Ditemukan bahwa dosis terbaik adalah 3 kilogram per hektare asam humat dan 240 kilogram per hektare phonska.

Hasilnya menunjukkan serapan nitrogen tertinggi terjadi pada umur 4 dan 7 Minggu Setelah Tanam (MST), yaitu 1,03 gram per tanaman dan 1,77 gram per tanaman. Selain itu, tanaman padi juga menunjukkan tinggi tanaman sebesar 41,70 centimeter, dengan jumlah anakan mencapai 8, serta terjadi peningkatan residu nitrogen (0,23 persen), pH tanah (6,69), dan kandungan karbon organik tanah (3,10 persen).

Penggunaan asam humat secara terus-menerus dapat membantu memperbaiki kondisi tanah yang sudah terdegradasi dan memiliki kandungan bahan organik rendah. Biasanya, petani dan pakar pertanian akan memantau kondisi tanah secara teratur dan menyesuaikan cara penggunaan asam humat berdasarkan hasil observasi.

Penggunaan asam humat bisa diterapkan secara berkelanjutan selama tanah memerlukan pemulihan dan perawatan untuk menjaga kesuburan dan produktivitasnya.

Penulis: Fatwah Tsamrotul Fuady ; Kama Alayandra ; Muhammad Dicky Damara ; Shannon Christela Lisias ; Tita Salsabila | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X