Artikel

PERAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

INSECTICIDE (1)
Artikel / Hortikultura / Pertanian

PERAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

Emisi gas rumah kaca menjadi isu kritis yang memengaruhi perubahan iklim global, terutama dari gas seperti karbon dioksida (CO₂) dan metana (CH₄) yang memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.

Riset ilmiah menunjukkan bahwa sektor pertanian, termasuk produksi kelapa sawit, dapat memainkan peran penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca melalui berbagai mekanisme terkait, yang melibatkan proses fotosintesis dan praktik manajemen lahan yang berkelanjutan.

Kelapa sawit, sebagai tanaman C3, mengaitkan langsung proses fotosintesis dengan intersepsi radiasi untuk produksi gula melalui fotosintesis dan siklus Calvin. Pada umumnya, laju fotosintesis di setiap daun pada tanaman dengan jalur fotosintesis C3 menunjukkan hubungan korelasi yang lengkung dengan intensitas cahaya (Neoh, 2019).

Berdasarkan proses produksi glukosa, tumbuhan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu tumbuhan C3 dan C4. Tumbuhan C3, umumnya berasal dari daerah subtropis, menghasilkan glukosa melalui pengolahan CO₂ menggunakan siklus Calvin, di mana enzim Rubisco berperan sebagai penambat karbon dioksida.

Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk membentuk satu molekul glukosa. Meskipun demikian, terdapat potensi pemborosan ATP jika produksi glukosa tidak terjadi, terutama ketika terjadi fotorespirasi. Pada kasus fotorespirasi, enzim Rubisco tidak menambat karbon dioksida melainkan O₂ (Suyatman, 2020).

Sebagai tambahan informasi, tanaman kelapa sawit memiliki kemampuan untuk menghasilkan cadangan karbon dan memproduksi oksigen (O₂) sebanyak 183,2 ton per hektar per tahun. Hal ini memiliki manfaat signifikan dalam mengurangi dampak efek rumah kaca yang disebabkan oleh peningkatan suhu permukaan bumi (Anggraini dan Afriyanti, 2019).

Fotosintesis pada daun tumbuhan C3. 3-PGA: 3-fosfogliserat dan Rubisco: Ribulosa-1,5-bifosfat karboksilase/oksigenase (Baslam et al. 2020)

Kelapa sawit tumbuh dengan cepat, mencapai ketinggian dan kerapatan yang tinggi dalam waktu singkat. Pertumbuhan yang cepat ini memberikan kelapa sawit potensi untuk menyerap lebih banyak karbon dioksida dari udara dan menyimpannya dalam bentuk biomassa, melebihi beberapa tumbuhan lain yang memiliki pertumbuhan lebih lambat.

Proses fotosintesis pada kelapa sawit memungkinkannya menyerap karbon dioksida dari udara dengan bantuan sinar matahari. Karbon dioksida yang diserap kemudian diubah menjadi karbohidrat, yang didistribusikan ke seluruh tubuh tanaman dan ditimbun dalam bentuk daun, batang, cabang, buah, dan bunga (Hairiah dan Rahayu, 2014).

Fotosintesis pada kelapa sawit menjadi proses kimiawi yang tidak hanya menyerap karbon dioksida untuk menghasilkan oksigen, tetapi juga menghasilkan karbohidrat yang selanjutnya terakumulasi menjadi selulosa dan lignin sebagai cadangan karbon. Dengan menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan manajemen yang tepat, perkebunan kelapa sawit dapat memaksimalkan kontribusinya dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung pelestarian lingkungan.

Dapat disimpulkan bahwa kelapa sawit memiliki potensi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penyimpanan karbon dalam biomassa tanaman serta produksi biomassa yang berkelanjutan. Perlu diingat bahwa pemanfaatan kelapa sawit ini dapat dicapai dengan mengadopsi praktik-praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sekaligus menghindari deforestasi dan penggundulan hutan hujan yang dapat menyebabkan peningkatan emisi karbon dioksida yang signifikan.

Sumber:

  • Anggraini S, Afriyanti N. 2019. Estimasi cadangan karbon kelapa sawit bibit bersertifikat pada perkebunan kelapa sawit Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara. Agroprimatech. 3(1): 11-16. ISSN : 2599-3232.
  • Baslam M, Mitsui T, Sueyoshi K, Ohyama T. 2020. Recent advances in carbon and nitrogen metabolism in c3 plants. International Journal of Molecular Sciences. 22(318): 1-39. doi: 10.3390/ijms22010318.
  • Hairiah K, Rahayu S. 2007. Pengukuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor: World Agroforestry Center ICRAF.
  • Neoh BK, Wong YC, Teh HF, Ng TLM, Tiong SH, Ooi TEK, Md Zain MZ, Ersad MA, Teh CK, Lee HL, et al. 2019. Diurnal biomarkers reveal key photosynthetic genes associated with increased oil palm yield. PLoS One. 14(3): 1-21. doi: 10.1371/journal.pone.0213591.
  • Suyatman. 2020. Menyelidiki energi pada fotosintesis tumbuhan. INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA. 9(2): 125-131. doi: 10.20961/inkuiri.v9i2.50085.

Tim Penulis: Marwana Febrianti ; Andreas Ary Chrisna Jati ; Fio Febrian ; Falah Ahmadanu ; Dzacky Nanda Ferdi ; M. Qurtubi Ash Shiddiqi | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

X