Artikel

OPTIMALISASI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK KCl UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

OPTIMALISASI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK KCl UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN - IPB Digitani - Tani dan Nelayan Center IPB University - Pertanian Indonesia
Artikel / Hortikultura / Pertanian

OPTIMALISASI PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK KCl UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan luas lahan pertanian yang sangat besar, yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Pertanian memainkan peran utama dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia dengan memanfaatkan sumber daya alam. Kegiatan pertanian ini juga mendukung mata pencaharian masyarakat untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.

Sektor pertanian memegang peranan penting dalam peningkatan ketahanan pangan, kesejahteraan petani, dan pelestarian lingkungan hidup (Kusimaningrum, 2019). Oleh karena itu, diterapkan konsep pertanian berkelanjutan sebagai bentuk budidaya pertanian yang memperhatikan pelestarian lingkungan dengan menghindari penggunaan bahan kimia yang dapat merusak ekosistem. Hal ini terkait dengan penggunaan pupuk sebagai media tanam untuk menciptakan pertanian dengan pertumbuhan tanaman yang optimal.

Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman. Pupuk merupakan bahan nutrisi yang mengandung unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, baik itu unsur makro maupun mikro. Pupuk diberikan pada media tanam agar dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman.

Penggunaan pupuk telah menjadi kebutuhan esensial bagi para petani dalam mencapai pertumbuhan optimal tanaman. Pupuk kimia atau pupuk anorganik seringkali lebih dipilih oleh petani karena dianggap lebih praktis, namun penggunaannya dapat menyebabkan kerusakan pada organisme tanah, penurunan kesuburan, dan kesehatan tanah, terutama jika digunakan secara intensif (Suhastyo, 2019).

Sejalan dengan konsep pertanian berkelanjutan, penggunaan pupuk seharusnya lebih mengutamakan pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian, limbah kandang, kotoran, dan penggunaan kompos untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.

Unsur hara tanaman yang sangat diperlukan, salah satunya, adalah jenis pupuk makro, seperti unsur K (kalium). Kalium dapat diperoleh dari KCl, yang berfungsi sebagai pemenuhan unsur hara untuk meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan buah.

KCl, sebuah pupuk buatan, memiliki kandungan kalium sebesar 52 persen K2O, yang bermanfaat bagi tanaman dalam mendukung proses fotosintesis, pertumbuhan, dan ketahanan terhadap serangan hama. Kalium juga merupakan unsur yang esensial dalam pembentukan karbohidrat, protein, dan asam amino pada tanaman (Syahputra, 2023).

Pemberian pupuk KCl dengan dosis yang tepat memberikan dampak pertumbuhan yang signifikan pada tanaman (Yasir dan Ariani, 2017). Meskipun demikian, unsur tersebut tidak selalu tersedia dalam tanah, sehingga diperlukan bahan penunjang kebutuhan kalium, seperti penggunaan pupuk.

Penggunaan pupuk KCl memang dapat memberikan manfaat bagi tanaman, namun penggunaan pupuk anorganik menjadi berbahaya apabila digunakan secara berlebihan hanya untuk mencapai hasil pertumbuhan tanaman yang memuaskan.

Penggunaan pupuk kimia secara berkelanjutan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati. Penggunaan pupuk tersebut dapat merugikan tanaman, kesehatan manusia, dan bahkan menyebabkan kematian mikroorganisme tanah.

Akibatnya, bahan organik yang ada dalam tanah menjadi sulit untuk terurai. Hal ini menyebabkan sisa-sisa pupuk tidak dapat diserap oleh tanaman, mengakibatkan tanah menjadi keras dan padat, sehingga tidak lagi cocok digunakan untuk pertanian.

Meskipun demikian, penggunaan pupuk dalam pemenuhan unsur hara sangat diperlukan. Oleh karena itu, salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan menggunakan pupuk organik atau menambahkan mikroba tanah untuk meningkatkan pertumbuhan (Sapareng, 2019).

Aplikasi pupuk organik sebagai media tanam tambahan bertujuan untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik, sehingga lingkungan dapat terhindar dari dampak buruk yang disebabkan oleh pupuk anorganik yang berlebihan. Pupuk organik juga mudah diperoleh oleh petani, karena dapat berasal dari kotoran kandang, pupuk kompos, dan sisa-sisa bahan organik.

Pertanian berkelanjutan dengan penggunaan pupuk organik merupakan sistem pengembalian unsur hara tanaman melalui semua bahan organik. Limbah pertanian dikembalikan ke tanah sebagai upaya untuk mengurangi pengaruh negatif pupuk anorganik terhadap lingkungan.

Tim Penulis: Anita Maharani Albarkah ; Muchammad Aldy Ramadhani ; Shalsabila Siti Zahra ; Suci Noviantika ; Virda Dwi Oktaviani | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X