Artikel

PAHLAWAN JAGUNG: KITOSAN SEBAGAI PEMANGKAS PENYAKIT DARI DUNIA KIMIA

PAHLAWAN JAGUNG KITOSAN SEBAGAI PEMANGKAS PENYAKIT DARI DUNIA KIMIA - IPB Digitani - Tani dan Nelayan Center IPB University
Artikel / Hortikultura / Pertanian

PAHLAWAN JAGUNG: KITOSAN SEBAGAI PEMANGKAS PENYAKIT DARI DUNIA KIMIA

Jagung merupakan salah satu komoditas yang tidak asing lagi dan telah digunakan oleh rakyat Indonesia sebagai salah satu sumber pangan penting. Dapat dikatakan bahwa jagung telah menemani kita melewati rintangan masa penjajahan karena relatif mudah ditanam dengan biaya yang murah.

Jagung menjadi makanan pokok dalam keseharian penduduk di beberapa wilayah, seperti Madura dan Nusa Tenggara Timur. Namun, seperti jenis-jenis sumber pangan lainnya, tentu saja ditemukan kendala dalam pertanian jagung.

Jagung dinilai sebagai salah satu tanaman yang mudah terserang penyakit, sehingga seringkali produktivitasnya menurun dari waktu ke waktu. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang jagung antara lain bulai, hawar daun, dan karat daun.

Penyakit-penyakit tersebut sering ditemukan pada musim hujan karena meningkatnya risiko pertumbuhan jamur pada jagung. Tentunya, masalah ini harus diatasi dengan baik untuk tetap menjaga produktivitas jagung agar tidak menimbulkan gagal panen.

Penyakit seperti bulai dapat menyebabkan daun pada tanaman menguning atau menunjukkan warna keputihan. Tidak hanya itu, penyakit ini juga membuat tanaman jagung yang dihasilkan berukuran kerdil, dan bijinya memiliki potensi besar untuk terinfeksi penyakit, yang dapat merusak aspek berkelanjutan dalam pertanian jagung.

Bulai juga merupakan salah satu penyakit pada jagung yang disebabkan oleh jamur. Jamur ini diperkirakan dapat menyelinap dan hidup sebagai bagian kecil yang disebut miselium jamur di dalam biji jagung.

Miselium digambarkan sebagai jalinan benang halus dari jamur yang dapat menyerap nutrisi jagung. Dari sinilah, tentu jamur menjadi musuh utama yang harus diberantas untuk mencegah penyakit pada jagung.

Lantas, bagaimana kita bisa membasmi jamur pembawa penyakit pada jagung?

Umumnya, petani menggunakan pestisida, khususnya fungisida, sebagai obat antijamur dalam mengatasi permasalahan ini. Akan tetapi, penggunaan fungisida tersebut juga memiliki risiko mengurangi kualitas jagung yang dipanen karena berkontak langsung dengan tubuh tanaman. Oleh karena itu, muncul ide di mana pencegahan penyakit dilakukan sejak langkah penanaman jagung itu sendiri, seperti saat penambahan pupuk.

Pupuk utamanya digunakan untuk menyokong nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Dilansir dari Menara Perkebunan oleh Wahyuni, et al. (2018), ternyata terdapat satu bahan yang dapat ditambahkan ke pupuk untuk mencegah pertumbuhan jamur pembawa penyakit. Bahan kimia ini dinamakan kitosan dan telah terbukti memiliki sifat antijamur.

Kitosan merupakan bahan kimia organik yang dapat diformulasikan atau dicampur menjadi pupuk tanaman jagung, yang dinilai sebagai solusi pencegahan penyakit dengan tetap menekan penggunaan fungisida. Dikutip dari Jurnal Cropsaver oleh Rosmaladewi, et al. (2020), kitosan mampu menekan infeksi pertumbuhan beberapa jenis jamur pembawa penyakit.

Menurut Wahyuni, et al. (2018), pemberian kitosan juga dinilai dapat memperbesar pertumbuhan jagung secara fisik, seperti tongkol jagung yang lebih besar. Dalam mencegah penyakit, kitosan dapat memicu produksi protein yang berguna untuk melawan patogen atau hama penyakit sehingga pertumbuhannya terhambat.

Berdasarkan informasi dari Khairani, et al. (2017) pada Jurnal Fitopatalogi Indonesia, kitosan juga meningkatkan aktivitas enzim yang memicu sistem pertahanan tanaman terhadap jamur. Enzim ini digambarkan sebagai suatu senyawa biokimia yang memungkinkan terjadinya reaksi menjadi lebih cepat. Dengan kata lain, enzim yang didorong aktivitasnya oleh kitosan dapat memicu pertahanan tanaman jagung untuk melawan jamur lebih cepat dan efisien.

Kitosan dianggap sebagai terobosan yang efektif dalam mengatasi isu produktivitas jagung yang terancam menurun akibat serangan penyakit. Selain dapat mengurangi penggunaan fungisida, penggunaan kitosan sebagai pupuk juga dapat meningkatkan kualitas panen jagung yang dihasilkan.

Hal tersebut tentu memberikan keuntungan dari berbagai aspek sekaligus. Pengembangan pupuk dengan campuran kitosan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas jagung yang berkualitas di Indonesia.

Tim Penulis: Adif Fachri ; Anargya Rifqy Prasetyo ; Franssisca Gunawan ; Ikrima Ahdavia | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X