Artikel

ATASI DAMPAK NEGATIF PUPUK TCP DENGAN PENGGUNAAN YANG TEPAT

Atasi Dampak Negatif Pupuk TCP Dengan Penggunaan Yang Tepat - IPB Digitani - Tani dan Nelayan Center IPB University - Pertanian Indonesia
Artikel / Hortikultura / Pertanian

ATASI DAMPAK NEGATIF PUPUK TCP DENGAN PENGGUNAAN YANG TEPAT

Maraknya isu lingkungan dan dampak sampingan dari penggunaan pupuk kimia menimbulkan perdebatan di masyarakat. Menurut data dari dari berbagai sumber, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Tech-Cooperation Aspac mencatat bahwa sebanyak 69 persen tanah pertanian di Indonesia sudah mengalami kerusakan parah (tandus) akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan. Selain itu, Kementerian Pertanian juga menyatakan bahwa kualitas dan produktivitas pertanian saat ini mengalami penurunan karena adanya pemupukan yang berlebihan.

Pupuk kimia, jika digunakan dengan batas yang ditentukan, dapat memberikan dampak positif dan tidak selalu menimbulkan dampak negatif. Petani perlu mengelola penggunaan pupuk secara efektif dan sesuai dengan batas aman agar dapat meningkatkan produksi pertanian secara optimal.

Sayangnya, masih banyak petani yang cenderung menambahkan pupuk secara berlebihan dengan harapan tanaman tumbuh lebih cepat, bahkan menggunakan dosis yang melebihi kebutuhan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dengan seksama jumlah pupuk yang digunakan untuk tanaman.

TCP, yang juga dikenal sebagai Tri-Calcium Phosphate, merupakan pupuk yang mengandung unsur hara berupa nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Pupuk TCP yang tersedia di pasaran umumnya adalah pupuk TCP-36, dengan angka 36 mencerminkan konsentrasi pupuk sebesar 36 persen.

Jenis pupuk TCP ini berperan sebagai pupuk pembenah tanah dan digunakan sebagai pupuk dasar untuk meningkatkan kapasitas tukar ion, meningkatkan kandungan fosfat dalam tanah, menjaga keseimbangan pH tanah, serta mampu memperbaiki struktur tanah yang bersifat solifat. Oleh karena itu, pupuk TCP dapat mengembalikan kondisi tanah yang terpengaruh oleh penambahan pestisida yang berlebihan.

Sebagaimana dikutip dari Jurnal, fosfor dalam tanaman memiliki fungsi untuk mempercepat pertumbuhan akar, memperkuat tanaman muda, dan mempercepat proses pematangan buah dan biji.

Penambahan pupuk TCP yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif, seperti merusak kesuburan tanah dan mengganggu proses penyerapan unsur hara tertentu. Masalah ini menjadi serius dalam konteks pertanian modern.

Peningkatan kadar nutrisi yang tidak seimbang terjadi ketika terlalu banyak pupuk TCP digunakan dalam tanah. Sebagaimana dilansir dari Phytobiomes Journal, kelebihan nutrisi ini dapat mengganggu ekosistem mikroba dalam tanah yang bertanggung jawab atas dekomposisi materi organik dan menjaga keseimbangan unsur hara. Akibatnya, tanah menjadi kurang efisien dalam menyerap unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.

Pupuk TCP yang digunakan secara berlebihan juga dapat mencemari air tanah dengan zat-zat kimia berpotensi meracuni lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan pupuk TCP perlu dikelola dengan cermat sesuai dengan dosis yang direkomendasikan untuk memenuhi kebutuhan tanaman dan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan pertanian guna menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang.

Sebelum menggunakan pupuk TCP, hal pertama yang harus diperhatikan adalah dosis pupuk TCP yang akan digunakan. Dalam penentuan dosis, perlu memperhatikan jenis tanaman, usia tanaman, serta kondisi lingkungan.

Penambahan dosis yang berlebihan tidak membuat tanaman tumbuh cepat. Sebaliknya, pertumbuhannya dapat menjadi layu dan kerdil. Setelah menentukan dosis yang diinginkan, campurkan pupuk dengan air bersih, pastikan pupuk tercampur hingga merata.

Selanjutnya, pupuk yang telah dibuat dapat diaplikasikan menggunakan sprayer atau aplikator lainnya. Disarankan untuk tidak memberikan pupuk pada saat matahari terik. Sebaiknya, aplikasi pupuk dilakukan pada pagi dan sore hari agar penyerapan pupuk dapat maksimal dan menghindari penguapan.

Penyiraman pupuk harus dilakukan secara rutin untuk menunjukkan hasil yang maksimal. Penggunaan pupuk kimia juga harus diimbangi dengan penggunaan pupuk organik agar tidak menyebabkan degradasi lahan pertanian.

Tim Penulis: Anita Maharani Albarkah ; Muchammad Aldy Ramadhani ; Shalsabila Siti Zahra ; Suci Noviantika ; Virda Dwi Oktaviani | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X