Artikel

MANFAAT LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK SEBAGAI SUMBER NUTRISI BAGI TANAMAN

Aliman ; Arnia Wahidah ; Dania Kristiana Darma Yohanes ; Dubesly Hutagalung ; Imelda Zahra ; Nadila Nuraenina ; Nurma Wibi Earthany - MANFAAT LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK SEBAGAI SUMBER NUTRISI BAGI TANAMAN
Artikel / Hortikultura / Pertanian

MANFAAT LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK SEBAGAI SUMBER NUTRISI BAGI TANAMAN

Kehidupan di bumi sangat bergantung pada tanaman, namun sayangnya, sekitar sepertiga makanan yang dapat dikonsumsi di dunia terbuang setiap tahun. Menurut Gustavsson et al. (2014), jumlah ini setara dengan sekitar 1,3 miliar ton makanan yang dibuang. Pemborosan makanan pada skala ini menciptakan masalah serius yang mengancam ketahanan pangan global.

Sementara itu, menurut FAO et al. (2015), lebih dari 795 juta orang di seluruh dunia mengalami kekurangan gizi selama periode 2014 hingga 2016. Kesenjangan antara pemborosan makanan dan kelaparan menjadi semakin jelas, memengaruhi ketahanan pangan dan menyentuh akar permasalahan kemiskinan pangan menurut Papargyropoulou et al. (2014).

Salah satu solusi yang semakin berkembang adalah mengubah limbah menjadi sumber nutrisi bagi tanaman. Limbah ini mencakup segala jenis bahan organik dan anorganik yang dapat diubah menjadi pupuk atau sumber nutrisi untuk pertanian. Proses tersebut melibatkan tahapan pengumpulan, pemisahan, pengolahan, dan pengemasan limbah menjadi produk nutrisi yang dapat digunakan untuk pertanian.

Limbah sebagai sumber nutrisi tanaman memiliki manfaat ganda. Pertama, dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang akhirnya mencemari tempat pembuangan sampah. Dalam banyak negara, tempat pembuangan sampah telah mencapai kapasitas maksimalnya, dan penumpukan limbah semakin menjadi masalah lingkungan yang mendesak.

Kedua, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan dan kualitas tanah. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran air dan berkurangnya kesuburan tanah, yang pada gilirannya mempengaruhi produktivitas pertanian jangka panjang.

Proses pembuatan nutrisi tanaman dari limbah melibatkan serangkaian tahapan yang bervariasi tergantung pada jenis limbah dan skala produksi. Tahapan utamanya mencakup pengumpulan, pemisahan, pengolahan, dan pengemasan.

Pada tahap pengumpulan, limbah dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti restoran, pasar, peternakan, atau pabrik makanan. Kemudian, limbah tersebut dipilah untuk memisahkan bahan organik dari bahan anorganik dan bahan berbahaya.

Setelah pemisahan, limbah organik yang telah dipilih akan diolah lebih lanjut. Proses pengolahan ini dapat melibatkan fermentasi, kompos, atau perlakuan lainnya untuk menghilangkan patogen dan meningkatkan kualitas nutrisi.

Hasil akhir dari proses ini adalah produk nutrisi yang siap digunakan oleh petani untuk meningkatkan produktivitas tanaman mereka. Pengemasan produk nutrisi ini penting untuk memastikan ketersediaan dan kemudahan penggunaan oleh petani.

Pemanfaatan limbah sebagai nutrisi tanaman memberikan manfaat signifikan dari segi lingkungan dan ekonomi. Berikut adalah poin-poin utama keunggulan penggunaan limbah sebagai nutrisi tanaman:

  1. Manfaat Lingkungan: Penggunaan limbah sebagai nutrisi tanaman membantu mengurangi jumlah limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah. Ini dapat mengurangi tekanan pada tempat pembuangan sampah yang sudah penuh kapasitas dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran limbah. Dengan cara ini, penggunaan limbah sebagai nutrisi tanaman mendukung praktik pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
  2. Keuntungan Ekonomi: Penggunaan limbah sebagai nutrisi tanaman dapat mengurangi biaya produksi pertanian. Petani dapat menghemat uang yang sebelumnya dihabiskan untuk membeli pupuk kimia. Selain itu, ini juga membuka peluang bisnis baru dalam industri daur ulang dan pengolahan limbah, mendorong ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah sebagai aset berharga.
  3. Pemulihan Tanah: Limbah organik yang diubah menjadi nutrisi tanaman dapat meningkatkan kualitas tanah. Ini membantu mempertahankan kesuburan tanah jangka panjang, mengurangi erosi tanah, dan mengoptimalkan retensi air tanah. Dengan pemulihan tanah yang lebih baik, pertanian menjadi lebih produktif dan berkelanjutan.
  4. Peningkatan Ketahanan Pangan: Dengan menggunakan limbah sebagai sumber nutrisi, petani dapat meningkatkan produktivitas tanaman mereka. Ini penting dalam memenuhi kebutuhan pangan global yang terus meningkat. Selain itu, ketika tanaman tumbuh lebih kuat dan sehat, mereka lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca ekstrem, yang dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan.

Pada konteks tantangan global terkait limbah makanan, sangat penting untuk menemukan cara yang efektif untuk mengurangi pemborosan pangan. Negara-negara anggota Eropa telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi limbah makanan mereka sebesar 30 persen hingga tahun 2025 dan 50 persen hingga tahun 2030. Menurut Amicarelli dan Bux (2020), dampak dari stok dan kebijakan isolasi di rumah selama pandemi COVID-19 bahkan telah berdampak positif terhadap pengurangan limbah makanan.

Merujuk pada saran Kuiper dan Cui (2020), penting untuk melakukan upaya dalam mengidentifikasi titik pengaruh yang paling menjanjikan untuk mengurangi limbah makanan, terutama dalam konteks domestik dan produk makanan yang memiliki kontribusi signifikan terhadap keamanan pangan dan kelestarian lingkungan.

Selain dari upaya pengurangan limbah makanan, penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana limbah makanan dapat diolah menjadi sumber daya yang berharga. Dengan melibatkan biorefinery limbah makanan, kita dapat menghasilkan berbagai produk seperti biofuel, bahan kimia platform, biolistrik, biomaterial, pupuk hayati, dan pakan ternak.

Langkah ini krusial dalam pencapaian pengelolaan limbah makanan yang berkelanjutan, sesuai dengan Dahiya et al. (2018), Maina et al. (2017), Mak et al. (2020), serta Zabaniotou dan Kamaterou (2019). Dorongan terhadap inovasi dalam pemanfaatan limbah makanan dapat membuka peluang baru dalam sektor energi terbarukan, industri kimia hijau, dan pengelolaan limbah yang berkelanjutan.

Meskipun terdapat banyak potensi dalam pemanfaatan limbah sebagai sumber nutrisi tanaman, tantangan tetap ada. Pengembangan teknologi pengelolaan limbah harus lebih terfokus pada solusi yang memiliki potensi komersial, sehingga dapat menjamin keamanan pangan dan kelestarian lingkungan.

Selain itu, beberapa teknologi yang umum digunakan saat ini, seperti pembuangan di tempat pembuangan sampah, mungkin memiliki dampak negatif terhadap ketahanan pangan dan keberlanjutan. Oleh karena itu, diperlukan penilaian yang lebih ketat terhadap hubungan antara strategi manajemen limbah makanan dan ekonomi sirkular.

Pemanfaatan limbah sebagai sumber nutrisi tanaman merupakan salah satu inovasi untuk mengatasi kelaparan nutrisi tanaman dan masalah lingkungan. Dengan mengurangi limbah makanan, memanfaatkan limbah sebagai sumber daya, dan meningkatkan teknologi pengelolaan limbah, kita dapat mencapai pertanian yang lebih berkelanjutan, ekonomis, dan ramah lingkungan.

Limbah dapat dijadikan aset berharga yang membantu memenuhi kebutuhan pangan global dan menjaga keseimbangan ekosistem. Dalam konteks ekonomi sirkular yang berkembang, penggunaan limbah sebagai sumber nutrisi tanaman merupakan langkah penting menuju masa depan yang lebih berkelanjutan bagi planet kita dan generasi mendatang.

Sumber:

  • Amicarelli V, Bux C. 2021. Food waste in Italian households during the Covid-19 pandemic: a self-reporting approach. Food Security. 13(1): 25–37.
  • Dahiya S, Kumar AN, Sravan JS, Chatterjee S, Sarkar O, Mohan SV. 2018. Food waste biorefinery: Sustainable strategy for circular bioeconomy. Bioresource technology. 248: 2–12.
  • FAO, Ifad, WFP. 2015. The State of Food Insecurity in the World 2015. Meeting the 2015 international hunger targets: taking stock of uneven progress. Food and Agriculture Organization of the United Nations.
  • Gustavsson J, Cederberg C, Sonesson U, Van Otterdijk R, Meybeck A. 2011. Global food losses and food waste.
  • HLPE F. 2014. Food losses and waste in the context of sustainable food systems. A Report by the High Level Panel of Experts on Food Security and Nutrition of the Committee on World Food Security.
  • Kuiper M, Cui HD. 2021. Using food loss reduction to reach food security and environmental objectives–a search for promising leverage points. Food Policy. 98: 101915.
  • Maina S, Kachrimanidou V, Koutinas A. 2017. A roadmap towards a circular and sustainable bioeconomy through waste valorization. Current Opinion in Green and Sustainable Chemistry. 8: 18–23.
  • Mak TM, Xiong X, Tsang DC, Iris KM, Poon CS. 2020. Sustainable food waste management towards circular bioeconomy: Policy review, limitations and opportunities. Bioresource technology. 297: 122497.
  • Papargyropoulou E, Lozano R, Steinberger JK, Wright N, Ujang Z. 2014. The food waste hierarchy as a framework for the management of food surplus and food waste. Journal of cleaner production. 76: 106–115.
  • Zabaniotou A dan Kamaterou P. 2019. Food waste valorization advocating Circular Bioeconomy-A critical review of potentialities and perspectives of spent coffee grounds biorefinery. Journal of cleaner production. 211: 1553–1566.

Tim Penulis: Aliman ; Arnia Wahidah ; Dania Kristiana Darma Yohanes ; Dubesly Hutagalung ; Imelda Zahra ; Nadila Nuraenina | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X