Artikel

BAGAIMANA CARA EFEKTIF MENGATASI BUSUK DAN KERITING PADA CABAI?

5. P1 - Hermanu Triwidodo - DIGITANI - IPB University - Tani Nelayan Center IPB - Mengatasi Patek Cabai Cabe Antraknosa
Artikel Konsultasi / Pertanian

BAGAIMANA CARA EFEKTIF MENGATASI BUSUK DAN KERITING PADA CABAI?

Pertanyaan:

Lahan saya ditanami cabai dan mengalami serangan patek. Buah cabai terlihat busuk berwarna kecoklatan serta memiliki tekstur keriput dan kering. Saya menggunakan varietas Red Kriss yang benihnya dibeli dari kios. Saat ini, tanaman sudah berumur 20 minggu setelah tanam (MST). Sistem budidaya yang saya terapkan adalah monokultur, di mana pada M1 maupun M2, tanaman yang ditanam adalah cabai. Lahan saya memiliki ukuran sekitar 500 m2 dengan sekitar 1000 tanaman. Saya menggunakan pupuk Phonska, NPK, dan TSP. Sementara untuk pengendalian hama dan penyakit, saya menggunakan pestisida Amistartop 325 SC. Bagaimana cara yang efektif untuk mengatasi penyakit antraknosa ini?

(Maman)

Jawaban:

Halo, Sobat Tani.

Terima kasih telah bertanya kepada Pakar IPB University.

Penyakit patek atau antraknosa disebabkan oleh infeksi cendawan Colletotrichum spp. Penyakit ini biasanya menyerang berbagai bagian tanaman cabai, termasuk buah, batang, dan daun.

Gejala antraknosa dapat berupa bercak berbentuk elips cekung dengan warna coklat tua kehitaman di pusatnya dan coklat muda di sekeliling lingkarannya. Bercak ini dapat meluas dan menyebabkan buah cabai menjadi membusuk, kering, dan akhirnya jatuh.

Cendawan Colletotrichum spp. dari genus Colletotrichum adalah penyebab utama penyakit antraknosa pada cabai. Beberapa spesies yang menyebabkan antraknosa pada cabai antara lain C. gloeosporioides, C. acutatum, C. dematium, C. capsici, dan C. coccodes. Di Indonesia, C. capsici dan C. gloeosporioides merupakan spesies patogen antraknosa cabai yang paling umum ditemui, namun belakangan ini spesies C. acutatum juga semakin sering dijumpai.

Ada beberapa metode pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit antraknosa pada tanaman cabai, antara lain sebagai berikut.

  1. Penggunaan bibit sehat untuk menghindari penularan penyakit melalui benih.
  2. Mengatur jarak tanam yang renggang untuk mengurangi kelembaban dan mencegah perkembangan patogen.
  3. Menggunakan mulsa jerami atau plastik untuk mengurangi percikan air dari tanah yang dapat menyebarkan penyakit.
  4. Melakukan sanitasi lahan dengan memetik dan membuang bagian tanaman yang terinfeksi serta membersihkan gulma untuk mengurangi sumber inokulum.
  5. Pastikan sistem drainase yang baik untuk menghindari genangan air di sekitar pertanaman cabai.
  6. Pemupukan yang berimbang dengan penambahan pupuk kalsium (Ca) untuk memperkuat dinding sel dan kulit buah.
  7. Melakukan solarisasi tanah untuk meningkatkan kesehatan tanah dan bibit.
  8. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman non-inang untuk mencegah penyebaran penyakit di musim tanam selanjutnya.
  9. Memilih varietas cabai yang tahan terhadap penyakit antraknosa.
  10. Menggunakan agens hayati seperti Trichoderma spp. atau PGPR untuk menekan perkembangan patogen.
  11. Menggunakan fungisida nabati, seperti ekstrak nimba, lengkuas, serai, dan lainnya yang terbukti efektif.
  12. Jika diperlukan, penggunaan fungisida sintetik dengan hati-hati dan memperhatikan dosis serta rotasi fungisida untuk menghindari resistensi patogen.

Dengan menerapkan langkah-langkah pengendalian di atas secara teratur, diharapkan penyakit antraknosa pada tanaman cabai dapat dikendalikan dengan lebih baik dan mengurangi tingkat kerugian pada pertanian.

Selamat mencoba.

Dijawab oleh Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc. | Editor: Niky Elfa Amanatillah

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X