Sobat Tani, tahukah kamu lahan basah dapat ditemukan di berbagai kawasan dan menjadi wilayah paling besar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland merupakan wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air serta bersifat permanen atau musiman. Pengertian lahan basah menurut Konvensi Ramsar yaitu daerah-daerah payau, rawa, lahan gambut, dan perairan sementara atau tetap dengan air yang mengalir atau tergenang baik tawar, asin, atau payau. 

Karakteristik utama lahan basah yaitu digenangi oleh lapisan air yang dangkal serta memiliki vegetasi yang khas. Lahan basah memiliki jenis satwa dan tumbuhan lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lainnya sehingga lahan basah memiliki peran dan fungsi penting.

Apa saja jenis lahan basah?

1. Rawa

Rawa merupakan wilayah yang tergenang air sepanjang tahun dengan ketinggian air yang tidak menentu, terkadang dangkal atau tinggi. Rawa terbagi menjadi 2 yaitu rawa air tawar dan rawa air asin.

2. Hutan bakau (mangrove)

Hutan bakau atau mangrove merupakan jenis hutan yang didominasi oleh tanaman-tanaman mangrove dan lokasinya menjadi persimpangan antara lautan, air tawar, dan daratan. Hutan mangrove dapat dijumpai di daerah tropis dan subtropis. Berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, total luas magrove Indonesia adalah 3.364.076 Ha.

3. Lahan gambut

Berdasarkan Wetlands International, lahan gambut adalah lapisan tanah berair yang terdiri dari tanaman mati dan membusuk. Hutan rawa gambut dan permafrost tundra termasuk ke dalam kategori lahan gambut. Lahan gambut mejadi begitu penting dikarenakan mampu meyerap dua kali lebih banyak karbon dari pada hutan selain itu menjadi habitat bagi ribuan hewan dan tumbuhan. Lahan gambut mejadi begitu penting karena mampu menyerap karbon dua kali lebih banyak. Selain itu lahan gambut juga menjadi habitat bagi ribuan hewan dan tumbuhan.

4. Kawasan riparian (tepi sungai)

Kawasan riparian merupakan kawasan yang menjadi peralihan antara daerah sungai dengan daratan. Karakteristik utama kawasan ini yaitu fungsinya sebagai habitat untuk kehidupan beragam fauna, dapat mencegah erosi di tepian sungai, dan menjaga kualitas air sungai.

Penulis: Chelvi Agnariosa | Editor: Niky Elfa Amanatillah