Artikel

AMELIORAN: SOLUSI KERACUNAN BESI PADA TANAMAN PADI UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN DUNIA

AMELIORAN SOLUSI KERACUNAN BESI PADA TANAMAN PADI UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN DUNIA - IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY
Artikel / Hama dan Penyakit Tanaman / Pertanian

AMELIORAN: SOLUSI KERACUNAN BESI PADA TANAMAN PADI UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN DUNIA

Pertanian memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai penyedia makanan, tetapi juga sebagai pencipta sumber daya ekonomi bagi negara. Salah satu potensi lahan pertanian adalah lahan pasang surut, di mana keracunan besi sering terjadi di beberapa wilayah.

Tanah pasang surut cenderung memiliki kandungan besi yang tinggi, dan penyerapan besi yang berlebihan oleh tanaman padi dapat mengakibatkan keracunan besi. Salah satu langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan kualitas lahan pasang surut, termasuk di lahan sulfat masam, adalah pemberian bahan amelioran.

Amelioran, sebagai bahan tambahan dalam tanah, berfungsi sebagai sumber hara, mengurangi tingkat keasaman tanah, dan bertindak sebagai pengikat atau penjerap besi dalam tanah. Amelioran terbagi menjadi dua jenis, yaitu amelioran organik dan amelioran anorganik.

Contoh amelioran organik yang efektif adalah jerami padi, yang tersedia melimpah dan terjangkau. Lahan sawah dapat menghasilkan jerami sekitar 4 sampai 6 ton per hektar setiap musim tanam. Bahkan, dengan menanam varietas lokal, produksi jerami padi dapat mencapai 7 sampai 9 ton per hektar.

Dikutip dari Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Menunjang Akselerasi Pengembangan Lahan Pasang Surut, pemberian kompos jerami padi sebanyak 4 ton per hektar dapat mengurangi konsentrasi besi dan sulfat, serta meningkatkan hasil panen padi di tanah sulfat masam.

Setiap pengembalian 1 ton jerami sisa panen ke lahan akan menyuplai sekitar 5 sampai 8 kilogram nitrogen, 0,7 sampai 1,2 kilogram fosfor, dan 12 sampai 17 kilogram kalium per hektar. Selain itu, kompos jerami juga mengandung asam-asam organik seperti asam humat dan fulvat yang memiliki kemampuan mengkelat unsur racun sehingga tidak berbahaya bagi tanaman.

Kompos jerami padi terbukti mampu mengkelat logam dalam tanah, mungkin karena proses degradasi bahan jerami padi lebih cepat dibandingkan dengan bahan lain yang lebih keras sehingga mampu lebih cepat menghasilkan asam organik sederhana. Menurut Suriani, et al. (2020), aplikasi kompos jerami dapat meningkatkan pH tanah dan menurunkan konsentrasi besi (Fe).

Amelioran anorganik adalah bahan tambahan mineral yang diproses secara kimiawi, memiliki unsur hara yang cepat tersedia bagi tanaman, seperti dolomit, gipsum, bitumen, zeolit, dan kaolin. Amelioran anorganik berperan sebagai donor elektron di lahan, sehingga mempengaruhi nilai potensial redoks tanah yang menunjukkan kondisi oksidatif dan reduktif tanah.

Salah satu contoh penerapan amelioran anorganik adalah menggunakan karbon aktif dari tongkol jagung. Penyisihan besi dapat dilakukan melalui proses adsorpsi, pertukaran ion, teknologi membran, dan presipitasi.

Dikutip dari Journal of Environmental Sciences, adsorpsi merupakan salah satu metode pengolahan air yang efektif dan sering digunakan untuk menghilangkan logam berat. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sobah, et al. yang dipublikasikan dalam Al Ulum: Jurnal Sains dan Teknologi (2020), disebutkan bahwa adsorpsi isotermis logam besi(II) pada arang dari tongkol jagung, di mana karbon aktif dari tongkol jagung digunakan untuk mengadsorpsi logam Fe2+.

Besi yang terdapat di dalam tanah akan diserap oleh akar tanaman dalam bentuk ion Fe3+ dan ion Fe2+, dengan jumlah yang terserap meningkat seiring berjalannya waktu, khususnya dari 0 hingga 25 menit. Karbon aktif dari tongkol jagung mencapai kinerja optimum dalam menyerap besi pada waktu 25 menit, dengan jumlah besi yang terserap sebesar 2,22 milligram per liter.

Penggunaan amelioran tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi keracunan pada tanaman padi di lahan persawahan pasang surut, tetapi juga memberikan dampak positif pada pertanian berkelanjutan. Cara ini dapat membantu meningkatkan produktivitas tanaman dengan memperbaiki kualitas tanah, dan pada saat yang sama, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan karena menggunakan bahan yang ramah lingkungan.

Tim Penulis: Elsa Nopiyanti ; Hidayati Nufus ; Michael Sardo Nababan ; Muhammad Hafidz Asshidiq ; Naufal Iqbal ; Rima Melati Aprilia Salim | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

X