Artikel

PERBAIKAN SEKTOR PERBERASAN SEBAGAI LANGKAH AWAL TRANSFORMASI SISTEM PANGAN NASIONAL

TRANSFORMASI-SISTEM-PANGAN-NASIONAL-Platform-Beras-Berkelanjutan-Tani-Nelayan-Center-IPB-University-Hermanu-Triwidodo-Ernan-Rustiadi-Damayanti-Buchori-2
Berita / Siaran Pers

PERBAIKAN SEKTOR PERBERASAN SEBAGAI LANGKAH AWAL TRANSFORMASI SISTEM PANGAN NASIONAL

“Penyediaan pangan bisa kita lakukan karena Indonesia memang negara yang fitrahnya memiliki SDA yang cukup untuk itu. Tapi memang kita menghadapi tantangan penurunan lahan persawahan yang cukup pesat terjadi di Indonesia.”

DIGITANI.IPB.AC.ID, BOGOR – Situasi perberasan nasional akhir-akhir ini terus bergejolak. Stok yang menipis menyebabkan melambungnya harga sejak akhir tahun lalu. El nino menjadi salah satu yang mempengaruhi kondisi tersebut. Padahal beras menjadi komoditas penting bagi Indonesia, karena lebih dari sembilan puluh persen masyarakat Indonesia mengonsumsi beras. Selain itu, karena sektor ini menjadi tumpuan hidup bagi lebih dari empat belas persen keluarga petani. Oleh karenanya perlu dilakukan upaya penguatan keberlanjutan sector perberasan sebagai jalan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS) terutama pada poin 1,2, 13, 14, dan 15.

Panitia dan Peserta FGD (Foto: KRKP)

Menyikapi situasi ini, Tani Nelayan Center IPB University, Direktorat Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB University, dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) mengadakan Diskusi Terfokus menyoal keberlanjutan perberasan nasional secara hybrid pada 20 September 2023 di Gedung Rektorat IPB University. Diskusi dihadiri Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Masyarakat Agromaritim, Prof. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr. dan pakar yang memiliki ketertarikan khusus pada sektor perberasan nasional.

Penyerahan Cendera Mata oleh TNC IPB University kepada Wakil Rektor IPB University (Foto: KRKP)

Prof. Ernan mengungkapkan pentingnya menyediakan pangan pokok yang cukup, baik itu beras maupun pangan pokok lainnya. Oleh karenanya, kita perlu bersungguh-sungguh soal itu. Ernan memberikan contoh negara India yang saat ini sangat serius menggarap produksi milet sebagai pangan yang menjadi penopang ketahanan pangannya.

“Penyediaan pangan bisa kita lakukan karena Indonesia memang negara yang fitrahnya memiliki SDA yang cukup untuk itu. Tapi memang kita menghadapi tantangan penurunan lahan persawahan yang cukup pesat terjadi di Indonesia,” ungkapnya.

Prof. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr. selaku Wakil Rektor IPB University (Foto: KRKP)

David Ardhian, anggota Dewan Pakar KRKP, yang hadir sebagai pemantik diskusi mengungkapkan Indonesia perlu melakukan transformasi besar pada sektor perberasan nasional. Sektor beras adalah mega sektor yang sangat menentukan kehidupan petani padi, penggilingan, pedagang kecil, konsumen yang sebetulnya menjadi urat nadi pertanian Indonesia.

“Sektor perberasan ini merupakan tulang punggung ekonomi Desa maupun Kota. Perbaikan pada sektor perberasan adalah titik masuk untuk melakukan transformasi sistem pangan nasional ke arah yang jauh lebih baik. Sektor perberasan kita perlu lebih berkelanjutan pada sisi produksi, distribusi, dan konsumsi. Salah satu model beras berkelanjutan yang bisa mengimplementasikan Platform Beras Berkelanjutan (SRP)” ujarnya.

Penyerahan Cendera Mata oleh KRKP (Foto: KRKP)

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University Prof. Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc mengungkapkan transformasi perberasan penting dilakukan untuk memperkuat system pangan nasional. Saat Bappenas menyatakan food system transformation, mungkin platform beras berkelanjutan (SRP) ini bisa memperkuat food system transformation yang diinginkan oleh Bappenas.

“SRP diperlukan bagi masa depan sektor perberasan nasional. Namun kita perlu meninjau lebih dalam berdasarkan pada research and development pada beberapa indicator karena bisa jadi kita memberikan implikasi pada petani. Kita juga perlu mempersiapkan diri menghadapi itu dan bagaimana platform ini mampu menjadi media bring back the rice—mengembalikan beras ke petani. Ujung-ujungnya ini harus bermanfaat bagi petani,” terangnya.

Prof. Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc selaku Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University (Foto: KRKP)

Diskusi terfokus ini menjadi hal penting dan perlu untuk terus dilakukan sehingga menghasilkan masukan bagi para pihak. Menurut Prof. Ernan, saat ini ada kebutuhan masukan dan solusi dari masalah yang dihadapi sektor perberasan, seperti tingginya harga beras, ancaman produktivitas, persoalan kesejahteraan petani, dan lain sebagainya. “Apakah kita tidak tergerak untuk memberikan satu pandangan terkait dengan isu perberasan ini?” pungkasnya.

Penulis: Jagat Patria | Editor: Said Abdullah

Tanya Pakar

X