Artikel

AGROMARITIM: STRATEGI DAN ADAPTASI MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM UNTUK KEDAULATAN PANGAN NASIONAL

Kuliah Tani Nelayan - Hermanu Triwidodo - Wardiyono Petani Klaten - Aang Permana IPB - Tani dan Nelayan Center IPB University - Perubahan Iklim Pertanian Perikanan - Nelayan Petani Indonesia (1)
Berita / Siaran Pers

AGROMARITIM: STRATEGI DAN ADAPTASI MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM UNTUK KEDAULATAN PANGAN NASIONAL

“Kuliah Tani menjadi kegiatan untuk berbagai pengalaman dan sharing pengetahuan dari petani kepada mahasiswa dan masyarakat secara umum,menjadi langkah kolaboratif menggabungkan pengetahuan di tingkat petani dan nalayan dengan inovasi dan teknologi baru.”

DIGITANI.IPB.AC.ID, BOGOR – Menuju peringatan Hari Tani 2023 yang pada 24 September 2023, Tani Nelayan Center (TNC) bersama dengan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan mengadakan kegiatan Kuliah Tani dan Nelayan pada Jumat (22/9) di Auditorium FPIK IPB University. Petani dan Nelayan menjadi “Dosen” bagi para mahasiswa, akademisi dan masyarakat umum sesuai dengan bidang keahliannya. Kuliah yang mengangkat tema  “Agromaritim : Strategi dan Adaptasi Menghadapi Perubahan Iklim untuk Kedaulatan Pangan Nasional”. Hal ini diharapkan menjadi transformasi bagi petani, nelayan, akademisi dan Masyarakat umum menjawab tantangan pada Pertaian dan Nelayan saat ini. 

Peserta Kuliah Tani Nelayan (Foto: Tani dan Nelayan Center)

Seperti yang diketahui bersama bahwa variabilitas dan perubahan iklim sebagai akibat pemanasan global (global warming) merupakan salah satu tantangan terpenting saat ini. Iklim yang berubah merupakan suatu fenomena yang ditandai dengan berubahnya pola iklim dunia yang mengakibatkan cuaca tidak menentu dan mengakibatkan gangguan terhadap kelangsungan hidup manusia dan tanaman. Munculnya fenomena El Nino dan Lanina yang hampir terjadi bersamaan mengakibatkan kenaikan frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrim, perubahan pola hujan, serta peningkatan suhu dan permukaan air laut.

Selaras dengan hal tersebut, Prof. Dr. Ir Hermanu Triwidodo selaku ketua Tani Nelayan menyampaikan “Kuliah Tani menjadi kegiatan untuk berbagai pengalaman dan sharing pengetahuan dari petani kepada mahasiswa dan masyarakat secara umum,menjadi langkah kolaboratif menggabungkan pengetahuan di tingkat petani dan nalayan dengan inovasi dan teknologi baru. Melibatkan berbagai pihak, untuk terlibat dan memahami lebih dalam dampak perubahan iklim. Mendengarkan secara langsung dari petani dan nelayan yang memiliki pengalaman dilapangan untuk menemukan solusi dan inovasi yang mereka lakukan. Harapannya ini dapat menjadi pembelajaran baru dan menciptakan potensi pertanian dan perikanan yang lebih baik.” 

Sambutan Kepala TNC IPB University (Foto: Tani dan Nelayan Center)

Kegiatan yang menghadirkan dua petani dan nelayan yang berbagai pengalaman dan strategi dalam adaptasi perubahan iklim yaitu bapak Wardiyono dan juga Kang Aang dikuti oleh 212 peserta yang hadir secara hybrid dari seluruh Indonesia. Sejalan dengan itu, bapak Wardiyono menyampaikan bahwa para petani yang berjuang setiap hari untuk menghasilkan pangan bagi negara ini, ingin menyampaikan pandangan kami tentang Strategi dan Adaptasi Menghadapi Perubahan Iklim untuk Kedaulatan Pangan Nasional.

“Kami adalah pihak yang pertama kali merasakan dampak perubahan iklim di lapangan, dan inilah suara kami. Perubahan iklim bukanlah kata-kata kosong bagi petani; itu adalah kenyataan yang dialami setiap musim tanam. Pola cuaca yang semakin tidak menentu, musim kemarau yang panjang, dan serangan hama yang semakin ganas telah membuat tugas kami sebagai petani semakin sulit. Namun, petani adalah pihak yang paling berkomitmen untuk menjaga kedaulatan pangan nasional,” ujar Wardiyono.

Wardiyono selaku Petani asal Klaten (Foto: KRKP)

Fenomena perubahan iklim dan menipisnya lapisan ozon akibat peningkatan emisi gas rumah kaca nyatanya sangat berdampak negatif bagi ekosistem pesisir dan lautan. Pemanasan global dapat mengancam hewan dan ekosistem laut akibat meningkatnya suhu dan penurunan salinitas perairan laut. Selain itu juga berdampak pada fenomena kenaikan permukaan air laut yang mempercepat terjadinya erosi, banjir dan kerusakan infrastruktur di sekitar wilayah pesisir. Pada masalah tersebut juga bisa merembet ke sebuah bidang ekonomi masyarakat tertentu, termasuk Nelayan. Nelayan tidak akan pergi ke laut saat cuaca buruk atau ekstrim seperti gelombang yang tinggi serta angin laut yang kencang. Hal tersebut tidak hanya susah dalam menangkap ikan, namun dapat membahayakan Nelayan itu sendiri saat berlayar. 

Hal ini didukung dengan pernyataan yang disampaikan oleh kang Aang selaku Founder menyampaikan pada kegiatan tersebut “Kami mengakui bahwa perubahan iklim adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Inisiatif Strategi dan Adaptasi menghadapi Perubahan Iklim untuk Kedaulatan Pangan Nasional adalah langkah penting kami dalam menghadapi tantangan ini khususnya pada nelayan. Kami berkomitmen untuk bekerja keras bersama-sama dengan semua pihak yang peduli terhadap masa depan ketahanan pangan nasional.”

Aang Permana selaku Pemberdaya Nelayan (Foto: KRKP)

Strategi dan Adaptasi Menghadapi Perubahan Iklim untuk Kedaulatan Pangan Nasional adalah pendekatan holistik yang menggabungkan upaya dari berbagai sektor untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Penulis: Ayu Rahayu | Editor: Said Abdullah

Tanya Pakar

X