Artikel

SIMAK PANDUAN PRAKTIS BUDIDAYA SALAK

4. Luna Lukvitasari - Pertanian - Budidaya Pertanian - PANDUAN PRAKTIS BUDIDAYA SALAK - Tani Nelayan Center - IPB University - DIGITANI
Artikel / Hortikultura / Pertanian

SIMAK PANDUAN PRAKTIS BUDIDAYA SALAK

Tanaman salak merupakan salah satu jenis tanaman buah yang banyak diminati. Tidak hanya memberikan kesenangan konsumen, tetapi juga memiliki prospek bisnis yang cerah untuk diusahakan.

Tanaman salak, atau yang sering dikenal dengan sebutan “snake fruit” karena kulitnya yang mirip sisik ular, menjadi salah satu tanaman buah yang sangat diminati dan menjanjikan dalam dunia pertanian.

Meskipun asal usulnya tidak dapat dipastikan secara pasti, namun tanaman ini diperkirakan berasal dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Biji-biji salak ini menyebar luas ke berbagai negara, termasuk Filipina, Brunei, Malaysia, dan Muangthai, dibawa oleh para saudagar pada masa penjajahan.

Budidaya Tanaman Salak

Tanaman salak menunjukkan pertumbuhan optimal di daerah beriklim tropis dengan ketinggian 400 hingga 700 meter di atas permukaan laut. Tanah yang cocok untuk budidaya salak adalah tanah yang gembur, lempung berpasir, lempung berliat, dan kaya akan bahan organik. Buah salak membutuhkan curah hujan bulanan antara 100 sampai 200 millimeter dengan paparan sinar matahari sekitar 50 hingga 70 persen sebagai tanaman yang cenderung tumbuh di bawah naungan.

Pertumbuhan dan hasil optimal tanaman salak dapat dicapai dengan memperhatikan faktor-faktor ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang teknik dan tips budidaya tanaman salak agar bisa memaksimalkan produksi buah yang menggiurkan ini.

  1. Perbanyakan Bibit
    • Generatif melalui biji, yakni ara ini memiliki kelemahan karena hasil kualitas buah yang dihasilkan tidak sama persis sama dengan pohon indukan (penyerbukan silang), selain itu sulit dibedakan antara bibit pejantan dan betina.
    • Vegetatif melalui Pencangkok Tunas : Cara ini terbilang efektif menurut petani, sebagai jawaban kelemahan dari perbanyakan melalui biji.
  1. Pengolahan Lahan

Dimulai dengan cara membersihkan lahan tanam dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya sekaligus meratakan dan menggemburkan tanah. Selanjutnya buat lubang tanam dengan ukuran sekitar 50 x 50 x 50 centimeter dan diberi jarak sekita 2 x 2 meter. Selain itu lahan yang digunakan untuk budidaya salak perlu ditanami tanaman pelindung untuk mengurangi intensitas cahaya, karena pada habitat aslinya salak tumbuh dibawah naungan pohon di hutan.

  1. Penanaman

Sebelum melakukan penanaman, lakukan pemupukan dasar dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk NPK yang dicampur dengan tanah galian atas dan furadan 3 gram untuk menghindari serangan hama tanah. Jika tanah pada lahan tanam terlalu masam, lakukan pengapuran menggunakan dolomit. Setelah itu masukkan bibit ke lubang tanam dan pasang ajir dari bambu agar tanaman salak tidak mudah roboh.

  1. Pemeliharaan
    • Penyulaman : Dilakukan untuk menyulam tanaman yang tumbuh tidak optimal
    • Penyiangan : Membersihkan gulma atau tanaman pengganggu lainnya disekitar tanaman salak secara rutin, agar tidak berebut unsur hara
    • Pemupukan : Dilakukan secara rutin 2 kali dalam setahun atau setiap selesai panen dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk kompos. Namun untuk hasil buah yang maksimal, dapat gunakan pupuk kimia berupa pupuk NPK atau campuran pupuk Urea, TSP dan KCL
    • Pengairan : Sistem pengairan tanaman salak dibuat dengan cara membuat galian tanah diantara tanaman salak. Setelah berumur 4 bulan setelah tanam, lakukan pembubunan agar penopang batang semakin tinggi dan tidak roboh. Biasanya pembubunan ini dilakukan bersama dengan pemupukan
    • Pemangkasan : Memotong daun yang sudah kering dan tua (pada batang utama), agar daun yang baru terangsang untuk tumbuh dan memperbaiki pertumbuhan manggar calon buah
    • Penyerbukan : Tanaman salak dapat melakukan penyerbukan dengan bantuan angin atau serangga, namun hasilnya tidak optimal. Oleh karena itu diperlukan penyerbukan buatan, penyerbukan tersebut dilakukan saat bunga telah mekar. Bunga jantan dari tanaman jantan dipotong, kemudian dipukulkan perlahan diatas bunga betina atau bisa juga dengan memotong bunga jantang diatas bunga betina. Setelah bunga berina diserbuki tutup dengan daun agar serbuk sari tidak tertiup angin.
    • Penjarangan Buah : Sejak 6 sampai 8 minggu bunga mekar. Lakukan penjarangan buah, buah yang tumbuh tidak ideal atau cacat dibuang dan apabila buah terlalu berhimpitan maka kurangi pula agar nutrisi yang disalurkan lebih lancar dan buah dapat tumbuh dengan sempurna
    • Pembungkusan Buah : Setelah penjarangan, buah dibungkus dengan menggunakan kain atau keranjang bambu. Pembungkusan ini bertujuan agar buah aman dari serangan hama.

Penulis: Luna Lukvitasari | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar