Artikel

SECUIL SURGA DI TANAH SUMBA

082f230b3ab8e46afa97548301d0e05d
Artikel / Pedesaan

SECUIL SURGA DI TANAH SUMBA

Sumba Timur, secuil surga yang Tuhan turunkan di Bumi Pertiwi. Kabupaten Sumba Timur termasuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berada di Pulau Sumba. Topografi Sumba Timur secara umum berupa dataran landai sampai bergelombang di daerah pesisir dan pegunungan berbukit kapur. Beriklim sabana tropis dengan musim kemarau panjang dan musim hujan pendek menjadikan Sumba Timur memiliki bukit sabana yang luas. Tak hanya sebagai sumber pakan ternak (sapi, kuda, dan kerbau), bukit sabana tersebut menyajikan pemandangan yang memanjakan mata bagi tiap penikmatnya.

Bukit sabana yang begitu luas seolah bermuka dua. Ketika musim hujan melanda, bukit sabana tersebut seperti karpet permadani berwarna hijau yang terhampar luas. Seketika terbayangkan hamparan sabana di New Zealand yang pernah saya telusuri di halaman internet. Saat musim kemarau, sekitar bulan Juli hingga Oktober, rerumputan perlahan mengering dan menampakkan warna hijau kecokelatan nan eksotik, seperti berada di Afrika. Pemandangan eksotik tersebut tidak berhenti di situ saja. Puncak musim kemarau sekitar bulan Oktober hingga September, primadona Sumba mulai bermekaran. Dia adalah sakura sumba.

Foto: Tani Center IPB University

Lokasi bukit-bukit berbaris dapat Sobat Tani kunjungi sekitar 25 km dari kota Waingapu, tepatnya berada di Bukit Wairinding, Desa Pambota Jara, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur. Akses jalan sudah sangat bagus dan dengan mudah dapat dilalui motor maupun mobil. Namun, Sobat Tani patut waspada dengan jalan yang berkelok-kelok, belum lagi hewan ternak yang menyeberang tanpa aba-aba. Di sepanjang jalan, pemandangan padang sabana yang luas dapat Sobat Tani nikmati tanpa henti, ditambah kumpulan hewan ternak yang dilepas liar tentunya jarang sekali kita jumpai di perkotaan.

Memasuki kawasan Bukit Wairinding, Sobat Tani akan disambut oleh anak-anak kecil yang menjaga daftar hadir pengunjung atau sekadar bersenda gurau saja. Di tempat tersebut, pengunjung diwajibkan untuk mengisi daftar kunjungan dan membayar biaya masuk secara sukarela dalam wadah yang disediakan. Nuansa eksotik Bukit Wairinding saat kemarau sangat indah memanjakan mata. Suatu pemandangan yang asing tentunya bagi masyarakat Indonesia bagian barat. Apalagi dengan topografi berbukit-bukit menambah indah untuk sekadar berswafoto atau menikmati keheningan semesta. Di sore hari, matahari senja yang perlahan berganti peran, menampakkan keelokan rupanya. Suasana berbukit yang hening ditemani warna jingga semesta, oh sungguh indah sekali!

Foto: Tani Center IPB University

Tidak cukup dengan hamparan bukit-bukit nan eksotik, pantai pasir putih dengan ombaknya yang tenang serta lambaian nyiur kelapa seolah menyambut kedatangan setiap pengunjung, tepatnya di Pantai Walakiri, sekitar 24 km dari kota Waingapu dengan akses jalan yang sangat baik. Disarankan menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan, baik berupa motor maupun mobil, karena kendaraan umum yang sangat sulit dijumpai. Meskipun letaknya tidak jauh dari pemukiman warga, memasuki pantai tersebut pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk. Pantai Walakiri jika dilihat sekilas sama saja dengan pantai pada umumnya, pasir putih, nyiur yang melambai, pohon bakau dan ombak yang tenang. Keindahan nan eksotik baru akan dijumpai seiring dengan surutnya air laut dan tenggelamnya matahari menuju ke peraduan. Ketika itu, terdapat tanaman bakau kerdil yang seolah melenggok layaknya penari. Ditemani dengan suasana semesta berwarna jingga akan sangat mendukung untuk sekadar pengambilan gambar ataupun menikmati keindahannya saja.

Sumba Timur dengan segala isinya, tentunya takkan mudah dilupakan bagi setiap pengunjung. Keramahan masyarakatnya sudah seperti keluarga, sangat hangat terasa. Alamnya yang masih sangat terjaga, seolah menampar umat manusia yang telah menodai ciptaan Tuhan. Budaya leluhur yang masih dipegang erat menjadi salah satu daya tarik tersendiri, di tengah modernisasi yang seolah perlahan merusak bumi pertiwi, kebarat-baratan, katanya.

Penulis: Lisa Bela Fitriani | Editor: Exciyona Adistika

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X