PENTINGNYA KOLABORASI PENYULUH DAN PETANI MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
PENTINGNYA KOLABORASI PENYULUH DAN PETANI MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Perubahan iklim telah menjadi tantangan serius bagi sektor pertanian, terutama bagi perempuan petani di pedesaan. Kondisi cuaca yang tidak pasti, seperti musim kemarau yang berkepanjangan atau curah hujan yang tak menentu, mengancam produktivitas tanaman. Perubahan iklim yang memengaruhi produktivitas tanaman, turut pula memengaruhi kesejahteraan bagi keluarga petani.
Akibatnya, para petani perempuan harus menghadapi beban ganda, baik sebagai pencari nafkah maupun pengelola rumah tangga. Keadaan itu membuat perempuan petani, semakin rentan secara ekonomi dan psikologis.
Tantangan Perubahan Iklim bagi Petani
Pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) “Rembuk Petani Perempuan” yang diadakan oleh Tani dan Nelayan Center IPB University pada 25 September 2024, terungkap berbagai masalah. Permasalahan yang ada khususnya dihadapi oleh petani perempuan yang berjuang untuk mengatasi kondisi yang semakin sulit, akibat perubahan iklim.
Permasalahan utama yang dihadapi mereka adalah meningkatnya biaya produksi pertanian, yang tidak sebanding dengan hasil panen yang mereka dapatkan. Oleh karena itu, kreativitas menjadi kunci untuk bertahan dan beradaptasi bagi para petani perempuan.
Seorang petani Perempuan asal Yogyakarta, Etik, mengatakan bahwa banyak petani perempuan yang terpaksa menggadaikan harta berharga demi modal usaha. Tidak hanya itu, beberapa petani bahkan memaksa anak-anak mereka untuk terjun ke dunia pertanian dibandingkan melanjutkan pendidikan.
Lebih lanjut, seorang petani asal Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur, Naning Suprawati menyoroti dampak kekeringan dan ketidakpastian cuaca yang berakibat pada penurunan produktivitas. Ketidakpastian dalam distribusi air juga mengganggu kegiatan pertanian, sehingga dapat memperburuk kondisi ekonomi petani.
Pada kondisi tersebut, petani perempuan seringkali menjadi garda terdepan dalam mencari solusi. Mereka memutar otak untuk menangani permasalahn yang ada, seperti menanam berbagai komoditas untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman. Mereka juga berupaya dalam mengelola sumber daya yang ada secara maksimal untuk mendukung kebutuhan keluarga.
Peran Penting Penyuluh Pertanian
Pada konteks ini, penyuluh pertanian memiliki peran penting untuk mendukung petani menghadapi tantangan perubahan iklim. Penyuluh sebagai jembatan antara petani dan sumber informasi, menjadi peran utama untuk menanggulangi permasalahan ini. Salah satu langkah yang perlu diambil adalah meningkatkan pelatihan dan kapasitas perempuan dalam pengolahan hasil pertanian dan manajemen keuangan.
Pelatihan ini penting agar perempuan tidak hanya berperan sebagai pendamping, tetapi juga sebagai pengambil keputusan dalam kegiatan pertanian. Selain itu, dukungan dari pihak pemerintah dalam bentuk asuransi gagal panen dan akses terhadap bibit unggul juga sangat diperlukan untuk memperkuat ketahanan pangan.
Petani asal Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur, Rum Zaenab menekankan perlu adanya penguatan kelembagaan petani dan peningkatan partisipasi perempuan dalam perencanaan pembangunan pertanian di tingkat desa. Hal ini mencakup keterlibatan aktif dalam musyawarah desa dan pengambilan keputusan terkait alokasi dana untuk ketahanan pangan.
Selain itu, penting juga untuk menyediakan akses terhadap permodalan yang mudah tanpa bunga, sehingga petani dapat mengembangkan usaha mereka tanpa terjebak dalam utang.
Usulan para petani ini menunjukkan, bahwa mereka sangat menyadari situasi yang mereka hadapi dan memiliki berbagai ide kreatif untuk mengatasinya. Oleh karena itu, penyuluh pertanian dan pemerintah perlu mendengarkan dan mendukung inisiatif ini agar petani, terutama perempuan, dapat beradaptasi dengan baik di era perubahan iklim.
Dengan langkah-langkah strategis dan kolaborasi yang kuat antara petani dan penyuluh, diharapkan sektor pertanian dapat bertahan dan berkembang meskipun di tengah tantangan yang semakin kompleks.
Penulis: Nurma Wibi Earthany | Editor: Rahel Azzahra