Artikel

INOVASI DAN DIGITALISASI, SINERGI YANG DIPERLUKAN UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

pertanian indonesia. [foto greenery-287239_960_720 pixabay]
Artikel / Pertanian Digital

INOVASI DAN DIGITALISASI, SINERGI YANG DIPERLUKAN UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN

Indonesia merupakan negara agraris dimana banyak penduduknya bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu negara agraris terbesar, di samping India dan Cina, sektor pertanian memainkan peran yang sangat krusial bagi perekonomian dan pembangunan negara ini. Komoditas-komoditas pertanian seringkali menjadi penyumbang devisa terbesar dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BPS tahun 2020, empat komoditas terbesar penghasil devisa dari ekspor berturut-turut adalah kelapa sawit, karet, kakao, dan kelapa. Hal tersebut menjadi salah satu bukti kemampuan sekor pertanian bertahan di berbagai kondisi, termasuk pada kondisi pandemi seperti dua tahun terakhir.

Pertanian terbukti mampu mengikuti berbagai tantangan zaman dan akan terus berkembang mengikuti kondisi masyarakat. Dalam arti luas, pertanian tidak hanya melingkupi budi daya tanaman pangan dan perkebunan saja, namun pengertian pertanian dalam arti luas juga melingkupi sektor-sektor lain, seperti peternakan, perikanan, dan kehutanan. Semua sektor pertanian tersebut merupakan sektor-sektor strategis yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat jika dikelola dengan tepat.

Inovasi pertanian merupakan hal yang penting dalam sistem usaha tani. Inovasi ini tidak terbatas pada teknologi mesin pertanian saja, namun juga melingkupi informasi dasar cara budi daya, pupuk dan pengendalian hayati, pengembangan produk pertanian, bioenergi dan lingkungan, dan sebagainya. Dalam meningkatkan produksi, inovasi pertanian sangat diperlukan mengingat tingginya alih fungsi lahan pertanian produktif ke lahan nonpertanian. Bahkan menurut BPS, sejak tahun 1983-1993, konversi lahan mencapai 80.000 hingga 100.000 hektar per tahun.

Selain dalam peningkatan produksi, inovasi pertanian juga sangat penting dalam hal keberlanjutan (sustainability). Para stakeholder kini semakin menyadari pentingnya sustainability dalam pertanian. Dalam mengembangkan pertanian, perlu melihat aspek-aspek lain secara holistik. Hal ini kini diwujudkan dalam inovasi-inovasi pertanian yang semakin berwawasan lingkungan, seperti penggunaan musuh alami sebagai pengendalian hayati sebagai subtitusi penggunaan pestisida berbahan kimia sintetik.

Era globalisasi semakin memudahkan manusia mendapatkan akses informasi ke berbagai macam hal. Mudahnya akses informasi ini tidak terlepas adanya proses digitalisasi yang kini menjadi bagian penting kehidupan manusia. Digitalisasi memungkinkan manusia mendapatkan informasi kapan pun dan dimana pun berada. Dalam dua tahun terakhir, situasi pandemi memaksa digitalisasi di berbagai sektor meningkat tajam, termasuk di sektor pertanian.

Digitalisasi pertanian dapat memudahkan pelaku usaha tani mendapatkan informasi yang dibutuhkannya, seperti membantu petani mendapatkan akses input produksi, informasi cara budi daya, memasarkan produk pertanian yang segar, dan sebagainya. Meski digitalisasi pertanian sudah berkembang, sayangnya hal tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satunya adalah transfer informasi mengenai inovasi pertanian yang terbaru. Meski akses terbuka lebar, namun sumber informasi tersebut seringkali masih belum diketahui oleh para pelaku usaha tani karena kurangnya sosialisasi.

Inovasi pertanian di masa depan diprediksi akan semakin mengedepankan pertanian yang efektif, efisien, dan berwawasan lingkungan, sehingga dapat diwujudkan pertanian yang lebih sustainable. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan sinergi yang baik antar para stakeholder di sektor ini. Informasi mengenai inovasi pertanian yang telah dikembangkan hingga saat ini perlu disebarluaskan melalui digitalisasi untuk meningkatkan pemerataan kualitas dan tingkat kesejahteraan para pelaku usaha tani. Para pelaku usaha tani juga perlu saling menyerap dan memberikan informasi untuk menciptakan gagasan inovasi sesuai potensi dan permasalahan yang dihadapi.

Penulis: Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika

Tanya Pakar

X