BERTANI MENGGUNAKAN BOBA, KOK BISA?
Bertani dengan media tanah? Sudah biasa. Bertani dengan metode hidroponik? Sobat Tani pasti sudah sering dengar. Tapi, bagaimana dengan bertani yang menggunakan media boba? Apakah Sobat Tani sudah pernah mendengarnya?
Tapi tunggu dulu, boba yang dimaksud di sini, bukan boba yang biasa kita konsumsi. Namun, merupakan bola-bola transparan berwarna-warni yang biasa dikenal masyarakat dengan “bolo-bolo”, “water beads”, “erbooz”, “boba”, dan masih banyak lagi. Boba ini adalah hidrogel yang merupakan polimer dengan kekuatan penyerapan air yang tinggi, sehingga dapat menyimpan banyak air di dalamnya. Material penyusun hidrogel ini terdiri atas polimer yang berikatan secara bersilangan, sehingga dapat menyerap banyak air tanpa larut ke dalam air.
Boba yang bisa digunakan dalam pertanian biasanya tersusun dari asam akrilik dan berikatan silang dengan kalium, sehingga terbentuk gel. Bahan ini bersifat tidak beracun, tidak membuat iritasi, tidak korosif, serta dapat terurai secara alami sebesar 10-15% setiap tahunnya. Gel ini juga dapat melepaskan sebanyak 95% air yang tersimpan ketika diserap oleh akar tanaman.
Menanam menggunakan hidrogel ini cukup mudah yaitu hanya dengan menanam tanaman seperti saat menggunakan metode tanah, hanya saja tanah yang digunakan diganti dengan hidrogel yang sebelumnya sudah direndam di dalam air yang mengandung nutrisi hingga mengembang. Penggunaan hidrogel dapat membuat petani tidak perlu menyiram tanaman secara rutin. Hal ini karena hidrogel akan secara konsisten melepaskan air sesuai jumlah air yang diserap akar tanaman. Penyiraman hanya perlu dilakukan setelah 1-2 bulan dari awal penanaman atau ketika hidrogel tampak mulai menyusut.
Penggunaan hidrogel sebagai media tanam memiliki berbagai manfaat yaitu petani tidak perlu takut tanaman akan kekurangan air karena hidrogel mampu menyediakan air yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan hidrogel juga dapat meningkatkan aliran udara ke akar tanaman, sehingga akar tidak mudah busuk. Hidrogel juga murah dan sangat mudah didapatkan di berbagai toko yang tersedia. Selain itu, hidrogel juga ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami oleh mikroba menjadi hidrogen, karbondioksida, dan komponen organik lainnya.
Walaupun hidrogel memiliki banyak keunggulan dibandingkan metode penanaman biasa dengan tanah, metode ini juga memiliki kekurangan. Kekurangannya yaitu metode ini tidak bisa diterapkan pada semua jenis tanaman. Tanaman yang bisa ditanam dengan metode ini harus tidak berkayu, tahan terhadap kadar air dan kelembapan yang tinggi, dan dapat ditanam di dalam ruangan atau indoor.
Contoh tanaman yang memenuhi kriteria tersebut adalah Cyperus sp., Sanciviera, Anthurium sp., Pilea cadieri, Cripthantus sp., Scindapsus sp., dan Aglaonema sp. Hidrogel juga dapat melepaskan kandungan garam ketika terurai, sehingga menyebabkan peningkatan kadar garam pada kandungan air yang akan diserap tanaman. Selain itu, hidrogel juga cukup berbahaya jika tertelan karena dapat menyumbat saluran usus yang disebabkan kemampuan untuk menyerap dan mengembang yang tinggi dari ukuran semula.
Nah, itu semua mengenai penanaman dengan metode hidrogel. Bagaimana? Apakah Sobat Tani tertarik mencobanya? Semoga berhasil, ya!
Penulis: Salsabila Fatimah Syarifudin | Editor: Exciyona Adistika