Artikel

ATASI HAMA LALAT BUAH DENGAN BIJI SELASIH HIJAU UNTUK HASIL PANEN MAKSIMAL

ATASI HAMA LALAT BUAH DENGAN BIJI SELASIH HIJAU UNTUK HASIL PANEN MAKSIMAL - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - IPB DIGITANI
Artikel / Hama dan Penyakit Tanaman / Pertanian

ATASI HAMA LALAT BUAH DENGAN BIJI SELASIH HIJAU UNTUK HASIL PANEN MAKSIMAL

Lalat buah merupakan salah satu kelompok hama yang menarik perhatian pada beberapa jenis buah dan menjadi organisme pengganggu tanaman (OPT) utama. Buah-buah yang sering menjadi sasaran lalat buah meliputi belimbing, mangga, jambu, dan cabai. Keberadaan lalat buah dapat menimbulkan kerugian baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Kerusakan kualitatif terkait dengan penurunan kualitas buah yang hendak dipanen. Sementara kerusakan kuantitatif berkaitan dengan penurunan jumlah hasil panen bahkan risiko gagal panen. Tak hanya itu, lalat buah yang menghasilkan larva juga mampu merusak daging buah, menyebabkan buah busuk, dan merugikan pertumbuhan tanaman.

Pengendalian hama dengan pendekatan ramah lingkungan menjadi penting karena, dalam jangka panjang, penggunaan pestisida kimia langsung pada tanaman dapat mempengaruhi kualitas buah. Salah satu solusi alternatif adalah menggantikan pestisida kimia dengan bahan aktif penarik lalat buah (atraktan) yang berasal dari tanaman selasih hijau.

Daun tanaman selasih hijau dimanfaatkan dan dikukus hingga menghasilkan minyaknya untuk mendapatkan atraktan. Minyak daun selasih hijau mengandung senyawa, seperti metil eugenol, yang memiliki aroma disukai oleh lalat buah.

Penggunaan pestisida tidak lagi perlu diaplikasikan langsung ke tanaman ketika menggunakan konsep penarikan lalat buah ini. Sebagai gantinya, atraktan digunakan sebagai media perangkap untuk menarik dan menangkap lalat buah yang mendekat. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya efektif dalam mengendalikan hama, tetapi juga bersifat ramah lingkungan.

Produksi Minyak Asiri Daun Selasih Hijau

Produksi minyak asiri dari daun selasih hijau dimulai dengan mengeringkan daun selama 2 hari. Setelah itu, daun dipotong kecil-kecil dan dikumpulkan dalam katel. Proses berlanjut dengan mengisi katel dengan air bersih dan melakukan penyulingan uap selama 3 jam.

Hasil penyulingan kemudian diidamkan selama 2 jam untuk memisahkan minyak dari air. Langkah terakhir melibatkan pen tuangan minyak daun selasih hijau ke dalam wadah botol air mineral berukuran 1,5 Liter, atau alternatifnya, dapat menggunakan botol mineral yang lebih kecil. Diperkirakan bahwa minyak asiri akan mengisi kurang dari setengah volume botol 1,5 Liter dari 1,5 kilogram daun selasih hijau.

Cara Membuat Perangkap Penarik Lalat Buah

Langkah-langkah membuat perangkap penarik lalat buah melibatkan persiapan tiga corong kecil, gunting, lem, benang, dan kapas. Pertama-tama, tiga lubang dibuat pada botol air mineral di lokasi yang berbeda untuk kemudian dipasangi corong. Corong berfungsi sebagai jalan masuk bagi lalat buah ke dalam perangkap.

Setelah corong ditempatkan dengan kuat menggunakan lem, tutup botol dilubangi sedikit untuk mengikat ujung benang. Sisanya dari ujung benang diikatkan pada kapas. Kapas kemudian diolesi dengan minyak asiri, dan perlu diperhatikan agar tidak tercelup sepenuhnya ke dalam minyak saat diusahakan untuk digantung.

Langkah terakhir, perangkap lalat buah digantung pada tiang yang berdekatan dengan tanaman, sehingga lalat buah akan tertarik secara alami ke dalam perangkap. Sebaiknya, persiapkan beberapa botol dan perangkap pada setiap ujung lokasi tanam agar cakupan perangkap menjadi lebih luas dan efektif.

Penggunaan Waktu dan Jumlah Minyak Asiri

Penggunaan waktu dan jumlah minyak asiri dalam perangkap lalat buah disarankan sebanyak 1,5 milliliter atau sekitar 30 tetes saja untuk setiap perangkap. Lalat buah dewasa aktif terbang terutama pada rentang waktu antara pukul 6 pagi hingga 9 pagi, sehingga lebih efektif jika penggunaan perangkap dilakukan pada pagi hari.

Apabila kapas pada perangkap telah terkumpul banyak lalat buah, segera ganti dengan kapas yang baru, kemudian diolesi kembali dengan minyak asiri sebelum digantung kembali ke dalam botol perangkap. Botol perangkap dapat digunakan secara berkali-kali selama bahan minyak asirinya masih tersisa.

Metode ini tidak hanya bersifat ramah lingkungan tetapi juga tidak mengganggu tanaman sama sekali. Penggunaannya dalam jangka panjang tidak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Tim Penulis: Isnaini ; Fikri Mahbub Zunaedi ; Wildan Bachtiar Sael ; Gahara Azhar Tsani ; Firda Rizky Nurislami ; Nizam Al Banna Caesar | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

X