PEMUPUKAN TANAMAN PADI DENGAN METODE SRI (SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)
Pemupukan padi sawah dengan cara konvensional umumnya menggunakan pupuk kimia yang diberikan 2 kali pada umur 26 HST dan 46 HST dengan dosis urea 300 kg/ha, TSP 150 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha. Pemberian pertama dengan dosis urea 150 kg/ha, TSP 75 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Pemberian kedua dengan dosis urea 150 kg/ha, TSP 75 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha.
Pemupukan dengan cara konvensional menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti berkurangnya bahan organik serta pencemaran tanah yang mengakibatkan matinya organisme tanah.
SRI (System of Rice Intensification) adalah inovasi teknik budi daya padi yang ramah lingkungan dan dapat meningkatkan produktivitas hingga mencapai lebih dari 100%. Pemupukan dengan metode SRI dilakukan dengan menggunakan pupuk organik. Tujuan pemberian pupuk pada metode ini adalah untuk perbaikan kesehatan tanah dan penambahan unsur hara yang berkurang setelah pemanenan.
Manfaat pemupukan dengan metode SRI, antara lain:
- Memulihkan kesuburan tanah.
- Memperbaiki kondisi tanah baik fisik, kimia, maupun biologi tanah.
- Menjaga keseimbangan ekologi tanah.
- Lebih efisien, hemat biaya, serta tidak terpengaruh kelangkaan pupuk.
Cara pemupukan dengan metode SRI, antara lain:
- Kebutuhan pupuk organik pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik, maka pupuk organik bisa berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.
- Kompos sebagai pupuk organik dapat dibuat sendiri menggunakan kotoran ternak, sisa tumbuhan, dan sisa makanan yang dicampur dengan EM4 sebagai aktivator.
- Pada metode SRI, penggunaan pupuk organik dari musim pertama ke musim selanjutnya dapat diturunkan 25%.
Penulis: Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika