STRATEGI EFEKTIF MENGHADAPI TANTANGAN BUDIDAYA IKAN BUBARA
STRATEGI EFEKTIF MENGHADAPI TANTANGAN BUDIDAYA IKAN BUBARA
Ikan bubara (Caranx sp), yang juga dikenal sebagai ikan kuwe, adalah salah satu komoditas perikanan laut dengan nilai ekonomis tinggi.
Popularitas ikan ini terus meningkat karena banyaknya masyarakat yang menyukai dagingnya yang putih, kenyal, dan lezat. Bubara memiliki keistimewaan tersendiri di kalangan penggemar ikan berkat teksturnya yang kesat dan rasanya yang sangat enak.
Ikan bubara sangat digemari oleh masyarakat Maluku. Salah satu alasan utama adalah pertumbuhannya yang cepat, yaitu hanya memerlukan waktu 5 sampai 6 bulan untuk siap panen di Keramba Jaring Apung (KJA).
Teknologi Pembenihan Bubara
Menurut Koordinator Divisi Pembenihan Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon, Heru Salamet, sebagaimana yang dilansir pada Aquatec, penerapan teknologi pembenihan ikan bubara memiliki keunggulan dan kelemahan.
Salah satu keunggulannya adalah kemampuan ikan untuk memijah sepanjang tahun. Namun, kelemahannya terletak pada proses pemijahan induk yang masih menggunakan rangsangan hormon.
Teknologi pembenihan ikan bubara baru stabil satu tahun terakhir, dengan beberapa tantangan yang harus diatasi, antara lain sebagai berikut.
- Keterbatasan induk yang berasal dari benih tangkapan alam berukuran 7 centimeter, yang membutuhkan waktu pemeliharaan sekitar 4 tahun untuk menjadi indukan.
- Penanganan induk untuk mencapai kematangan gonad.
- Teknik penanganan saat pengecekan kematangan gonad (kanulasi) yang sering menyebabkan kematian karena ikan sensitif terhadap gesekan.
- Teknik transportasi induk dari keramba jaring apung ke bak pemijahan.
- Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dan berat tubuh.
- Dosis hormon dan waktu penyuntikan.
- Teknik pemeliharaan larva.
Pengaruh Pakan Terhadap Pertumbuhan
Pakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan, kematangan gonad, dan kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan. Pakan induk ikan bubara biasanya berupa ikan segar dengan penambahan vitamin dan mineral setiap dua hari sekali. Hal ini dilakukan agar induk cepat matang gonad.
Setelah itu, dilakukan seleksi kematangan gonad dan penyuntikan hormon, yang akan merangsang induk untuk memijah. Telur yang dibuahi kemudian dipelihara menjadi larva, yang selanjutnya dipelihara menjadi benih hingga ukuran 5 centimeter.
Benih yang telah mencapai ukuran tersebut siap dipelihara di keramba jaring apung untuk pembesaran, dengan pakan yang saat ini masih menggunakan pakan rucah.
Penulis: Rusli Yaisa | Editor: Nurma Wibi Earthany