Inovasi booster umpan merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan oleh Dr. Ir. Zulkarnain, M.Si. dan Dr. Didin Komarudin, S.Pi, M.Si., dosen Departemen Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University.

Inovasi booster umpan ini hadir untuk mengatasi permasalahan hasil tangkapan yang dirasa kian menurun di setiap tahunnya. Dengan demikian, perlu adanya kehadiran inovasi teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas hasil tangkapan nelayan. Produktivitas nelayan skala kecil perlu didukung dan didorong agar teknologi inovasi yang diberikan dapat memberikan manfaat yang besar bagi nelayan.

Booster umpan merupakan alat bantu yang mengandung protein hewani berupa asam amino esensial. Alat ini dapat menghasilkan bau sebagai rangsangan kimiawi (chemical stimuli). Bau yang dihasilkan dapat merangsang indera penciuman dan indera perasa ikan sehingga efektif dalam memikat dan mengumpulkan ikan.

Konstruksi Inovasi Booster Umpan 

Komponen yang dimiliki booster rumpon ini yaitu atraktor rumpon dan atraktor umpan vertikal. Penggunaan dua komponen tersebut diyakini dapat mempercepat proses berkumpulnya ikan dan jumlah ikan yang tertangkap semakin meningkat. Booster umpan ini dapat diimplementasikan pada jenis alat tangkap seperti payang, bagan apung, dan bagan tancap.

Satu unit atraktor umpan vertikal terbuat dari jaring berkantong sebanyak 3 kantong umpan dan diletakkan di tengah alat tangkap bagan apung. Komponen atraktor rumpon sebanyak empat buah berbahan dasar daun kelapa yang diletakkan pada tiap-tiap sudut yang ada pada bagan apung. Dalam satu kantong umpan berisi sebanyak 500 gram ikan cacah. Jenis ikan yang digunakan yaitu jenis ikan runcah.

Pemakaian ikan runcah yang digunakan sebagai umpan dikarenakan memiliki kandungan asam amino yang tinggi sehingga dapat merangsang indra penciuman ikan. Jenis ikan runcah seperti ikan tembang, ikan teri, udang rebon dan ikan pepetek yang biasanya digunakan sebagai umpan. Ikan target hasil tangkapan menggunakan umpan booster ini yaitu tembang (sardinella gibbosa), Deles (Decapterus macrosoma), Selar kuning (Caranx leptolepsis), Kembung (Rastalliger sp.), Teri (Stolephorus sp).

Pemasangan atraktor rumpon di-setting secara horizontal sedangkan untuk atraktor umpan di setting secara vertikal. Pola setting 2 atraktor yang berbeda ini memberi peluang ikan lebih banyak yang tertarik ke catchable area sehingga produktivitas penangkapan ikan semakin yang diperoleh nelayan semakin meningkat. Alasan atraktor umpan di-setting secara vertikal dikarenakan pola sebaran ikan yang menyebar dan pada kedalaman yang berbeda-beda. Sehingga dengan pola setting vertikal dapat meningkatkan hasil produktivitas hasil tangkapan nelayan. 

Penulis: Susanti Rahayu Violita | Editor: Rahel Azzahra