TIPS AGAR TANAMAN BEBAS DARI HAMA MOLUSKA
TIPS AGAR TANAMAN BEBAS DARI HAMA MOLUSKA
Hama tanaman tidak hanya berasal dari jenis serangga saja, namun dapat juga berasal dari jenis hewan lain, seperti pengerat (tikus dan tupai), mamalia besar (babi hutan), dan moluska (siput, keong, dan bekicot). Hama moluska adalah hewan berasal dari Filum Moluska, Kelas Gastropoda. Jenis hewan ini memiliki ciri perut yang berfungsi sebagai alat geraknya dan umumnya memiliki cangkang. Gastropoda yang bercangkang umumnya disebut siput (snail), sedangkan yang tidak bercangkang disebut siput telanjang atau siput lintah (slug). Hama moluska menyebabkan gejala berupa adanya lubang-lubang tidak beraturan pada daun. Hama ini sangat merugikan karena merusak terutama bagian daun yang akan dipanen. Jenis tanaman yang sering diserang hama moluska antara lain tanaman tembakau, sayuran, dan bunga-bungaan. Beberapa spesies hama ini yang sering menyerang tanaman sayuran dan tanaman hias adalah: Achatina fulica, Filicaulis bleekeri, Parmarion pupillaris, dan sebagainya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama moluska di pekarangan rumah adalah:
- Melakukan sanitasi lingkungan, karena hama moluska dapat bersembunyi dan berlindung pada gulma di sekitar tanaman.
- Sistem irigasi dan drainase yang baik, karena hama moluska menyukai area yang lembab. Penyiraman dilakukan pagi hari, sehingga pada malam hari (saat hama gastropoda aktif) kondisi sudah kering.
- Pengendalan secara mekanik, dengan cara hama diambil satu per satu dan dikumpulkan lalu dimusnahkan.
- Konservasi musuh alami. Hama moluska memiliki musuh alami, seperti katak, kodok, ular, dan burung. Menjaga stabilitas ekosistem membantu mengurangi populasi hama.
- Menggunakan bahan alami yang dapat melukai perut gastropoda, seperti garam, cangkang telur yang diremukkan, dan pasir kasar. Garam menarik cairan dari tubuh gastropoda hingga mengering. Penggunaan garam harus berhati-hati karena dapat mempengaruhi kualitas tanah. Untuk tanaman dalam pot, garam ditaburkan di sekitar dasar pot. Untuk tanaman di tanah, digunakan pembatas sebelum menyebarkan garam.
- Menggunakan repelen aromatik dari bahan alami. Beberapa bahan memiliki aroma yang tidak disukai hama gastropoda, seperti kopi. Bubuk kopi ditaburkan di sekitar tanaman dan dapat dicampur dengan cangkang telur.
- Menggunakan pestisida nabati. Ekstrak kriyu, sirsak, serai, dan lengkuas memiliki aktivitas sebagai racun kontak, racun perut, dan bersifat atraktan terhadap hama moluska. Ekstrak bawang-bawangan (Allium spp.) seperti bawang putih memiliki daya toksik lebih tinggi karena bersifat sebagai racun saraf, racun perut, antifeedant (penghambat makan), dan repellent (penolak). Ekstrak yang bersifat repelen disemprotkan pada tanaman untuk mencegah hama mendekati tanaman.
- Aplikasi larutan amonia. Amonia (dari cairan pembersih rumah tangga) dan air dicampur dengan perbandingan 1:6. Larutan disemprotkan pada hama moluska tiap kali dijumpai. Penyemprotan dilakukan dengan hati-hati karena dapat membakar daun bila terkena semprotan.
- Menggunakan moluskisida sintetik, dengan menaburkan Metaldelyne dan bekatul dengan perbandingan 1:20, dengan banyak sekitar 40 – 50 kg/ha.
Penulis: Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika