GEJALA DAN PENYEBAB REBAH SEMAI/BUSUK BATANG, AKAR & BUAH PHYTOPHTHORA PADA CABAI (BAGIAN 1)
GEJALA DAN PENYEBAB REBAH SEMAI/BUSUK BATANG, AKAR & BUAH PHYTOPHTHORA PADA CABAI (BAGIAN 1)
Gejala penyakit akibat Phytophtora capsici dapat muncul pada semua bagian tanaman. Gejala berupa pembusukan dapat terjadi pada akar, batang, dan buah. Gejala hawar terjadi pada daun dan batang. Infeksi pada bibit dapat menyebabkan damping off (rebah kecambah/semai) dan tanaman yang terinfeksi dapat mati dengan cepat. Pada tanaman yang lebih tua, infeksi sering terjadi pertama kali pada pangkal batang yang menyebabkan pembusukan, sehingga disebut penyakit busuk pangkal batang (BPB). Lesio hitam berkembang pada batang terutama bagian yang lebih rendah. Lesio ini meluas dan melingkar pada batang, mengakibatkan layu permanen pada jaringan yang berada di atas lesio.
Bagian akar yang terinfeksi menimbulkan gejala bercak seperti bekas tersiram air atau yang disebut lesio kebasahan (water-soaked lesion) dan berubah warna menjadi cokelat. Akar tunggang maupun akar lateral dapat terinfeksi. Akar lateral kecil sering membusuk, dan pembusukan dapat memperpendek akar tunggang. Pembusukan akar dan batang membatasi aliran air di dalam jaringan tanaman sehingga menyebabkan daun menjadi layu. Layu yang terjadi saat matahari terik dapat menyebabkan buah mengalami sunburn (terbakar akibat matahari).
Busuk buah sering terjadi terutama pada buah yang bersentuhan dengan tanah. Pada buah lesio kebasahan berwarna krem dan pada bagian terinfeksi tertutup lapisan seperti cendawan putih yang tumbuh. Buah yang terinfeksi menjadi layu, namun umumnya tidak gugur. Buah dapat terinfeksi di lahan, tetapi gejalanya baru muncul setelah panen ketika buah akan dipasarkan. Infeksi pada daun berupa gejala lesio melingkar dengan tepi cokelat dan pusat berwarna cokelat. Bintik-bintik daun bulat kecil atau tidak beraturan dapat terbentuk dan membesar seiring waktu.
Patogen Phytophthora capsici merupakan penyebab gejala diatas, namun pengamatan berdasarkan gejala sering terjadi kesamaan seperti layu yang disebabkan Fusarium dan Phytophthora. Oleh karena itu, cara identifikasi dengan mengisolasi dan mengkarakterisasi secara mikroskopik diperlukan untuk identifikasi yang lebih akurat.
P. capsici umumnya memiliki panjang sporangiofor lebih dari 10 m, panjang sporangium berkisar antara 30–100 m, lebar sporangium 25–90 m, rasio p/l berkisar antara 1.3–2.1, berpapila, memiliki bentuk sporangium beragam yaitu berbentuk bulat (globose, ellipsoid dan ovoid), berbentuk seperti buah pir (obpyriform dan obturbinate), lemon (limoniform) dan berbentuk tidak beraturan (distorted), bertipe kawin heterotalik dengan letak anteridium yang terlihat mengapit pada bagian basal oogonium pada saat perkawinan dan terdapat sisa lilitan anteridium pada oospora yang terbentuk (amphyginous). Percabangan hifa menunjukkan tipe berbentuk payung (umbel sympodial), yaitu beberapa sporangiofor keluar dari suatu tempat dan sporangium dibentuk pada ujung-ujungnya. Pola pertumbuhan koloni P. capsici dapat berbentuk mawar (rossaceous), bintang (stelate), dan kapas (cotton) dengan penampakan berwarna putih dan koloni bulat tipis hingga tebal.
Penulis: Widodo, Hermanu Triwidodo, Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika