Artikel

PROSES PEMBUATAN SAGU: DARI POHON HINGGA JADI TEPUNG

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - PROSES PEMBUATAN SAGU: DARI POHON HINGGA JADI TEPUNG
Artikel / Nutrisi Bahan Pangan / Pertanian

PROSES PEMBUATAN SAGU: DARI POHON HINGGA JADI TEPUNG

Tepung sagu adalah salah satu bahan makanan yang menjadi bagian dari pola makan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Papua dan Maluku. Sebelum beras dikenal luas dan menjadi makanan pokok seperti sekarang, sagu sudah lebih dahulu dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.

Biasanya, sagu dikonsumsi dalam bentuk bubur atau diolah menjadi berbagai makanan tradisional lainnya. Selain dijual dalam bentuk tepung, sagu juga kerap dipadatkan dan dibungkus menggunakan daun pisang sebagai metode penyimpanan tradisional.

Sebagai sumber karbohidrat, sagu memiliki keunikan tersendiri karena diproduksi dari pohon yang tumbuh di daerah rawa-rawa. Hal ini memberikan keuntungan ekologis karena tidak memerlukan lahan kering yang biasanya digunakan untuk tanaman pangan lain seperti padi. Dengan demikian, sagu tidak hanya menjadi sumber pangan yang kaya nutrisi, tetapi juga ramah lingkungan.

Proses Pembuatan Tepung Sagu

Tepung sagu dibuat dari pohon sagu yang diekstrak dari batangnya melalui beberapa proses yang cukup panjang. Berikut ini adalah proses dalam pembuatan tepung sagu:

  1. Pembersihan dan Pemotongan
    Langkah pertama adalah membersihkan batang pohon sagu dari pelepah daun dan duri-durinya. Setelah itu, batang dipotong dengan panjang sekitar satu meter, potongan ini disebut tual oleh masyarakat setempat.
  2. Penggolekan
    Setelah tual dipotong, bagian atas dan bawahnya dilubangi menggunakan batang besi yang dirancang khusus untuk mendorong keluar potongan-potongan tersebut. Alat yang digunakan untuk mendorong ini disebut penggolek.
  3. Pengupasan dan Pemarutan
    Setelah tual diproses, kulitnya dikupas menggunakan kapak, kemudian tual dipotong menjadi empat hingga lima bagian yang lebih kecil. Setelah itu, potongan ini diparut menggunakan mesin parut khusus untuk menghasilkan serbuk sagu.
  4. Pencucian
    Serbuk sagu hasil parutan kemudian ditampung di dalam bak yang dilengkapi dengan kipas untuk memutar air. Air ini berfungsi untuk mencuci sagu, memisahkan serbuk sagu dari kotoran. Setelah mencapai jumlah tertentu, air yang telah bercampur dengan pati sagu dialirkan keluar melalui pipa, menghasilkan sagu cair.
  5. Pembekuan
    Sagu cair yang sudah bersih kemudian ditampung di dalam bak yang sering disebut ube oleh masyarakat setempat. Setelah sekitar dua minggu, air di dalam bak tersebut akan membeku, berubah menjadi sagu basah.
  6. Pengeringan
    Langkah terakhir adalah mengeringkan sagu basah agar berubah menjadi tepung sagu. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan oven atau dijemur di bawah sinar matahari. Setelah kering, sagu siap digunakan sebagai bahan dasar untuk berbagai olahan makanan.
Manfaat dan Keunggulan Tepung Sagu

Sagu memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah sebagai sumber karbohidrat yang rendah gula. Hal ini membuat sagu menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi gula, terutama bagi penderita diabetes atau mereka yang menjaga kadar gula darah tetap stabil. Berbeda dengan nasi yang mengandung lebih banyak gula, sagu menawarkan alternatif yang lebih sehat tanpa mengorbankan asupan karbohidrat yang dibutuhkan tubuh.

Selain itu, sagu juga mudah diolah menjadi berbagai jenis makanan, seperti bubur mutiara, kue-kue tradisional, dan berbagai olahan pangan lainnya. Tepung sagu juga dapat digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat roti atau bahan dasar berbagai masakan berbasis tepung lainnya. Hal ini menjadikannya bahan pangan yang fleksibel dan serbaguna.

Keunggulan Ekologis Sagu

Salah satu kelebihan dari pohon sagu adalah kemampuannya tumbuh di daerah rawa-rawa, yang biasanya tidak cocok untuk pertanian lainnya. Hal ini memberikan nilai tambah ekologis karena tidak memerlukan penggundulan hutan atau pembukaan lahan yang besar seperti tanaman padi atau jagung. Sagu dapat tumbuh secara alami tanpa banyak intervensi manusia, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, pemanfaatan sagu juga berperan dalam menjaga keberlanjutan ekosistem rawa.

Tepung sagu tidak hanya merupakan bagian penting dari warisan budaya kuliner Indonesia, terutama bagi masyarakat Papua dan Maluku, tetapi juga memiliki banyak manfaat kesehatan dan keunggulan ekologis. Proses pembuatan sagu yang panjang dan rumit menunjukkan betapa pentingnya sagu dalam kehidupan masyarakat setempat. Sebagai sumber karbohidrat yang rendah gula dan ramah lingkungan, sagu dapat menjadi alternatif pangan yang menyehatkan sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.

Sagu, dengan segala manfaat dan potensinya, tetap menjadi salah satu pilihan makanan yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga membantu menjaga alam. Dengan semakin banyaknya inovasi dalam olahan pangan berbasis sagu, kita dapat berharap bahwa warisan ini akan terus lestari dan dinikmati oleh generasi mendatang.

Penulis: Tomi | Editor: Rahel Azzahra

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.