Artikel

PENGENDALIAN HAMA WERENG BATANG COKELAT

fe0418e25da38742b5770e07f3b04ea6
Artikel / Hama dan Penyakit Tanaman / Pertanian

PENGENDALIAN HAMA WERENG BATANG COKELAT

Wereng cokelat adalah hama utama pada pertanaman padi sawah irigasi dan sawah dengan lingkungan basah. Hama ini dapat mengancam produktivitas padi karena menyebabkan kerusakan tanaman hingga puso/gagal panen.

Pada fase vegetatif, sebagian rumpun tanamanyang terserang akan mengering dan mati sehingga secara keseluruhan terlihat tanaman padi ‘ambles’. Pada fase generatif, populasi wereng biasanya sudah sangat tinggi dan menimbulkan gejala kering seperti terbakar (hopperburn). Dalam fase ini akan mudah ditemukan wereng dewasa yang naik ke daun padi dan siap berpindah ke pertanaman lain.

Nama umumnya yaitu Wereng Batang Cokelat (Nilaparvata lugens) atau dikenal dengan nama lokal Wereng, Breng (sunda), WBC, dan sebagainya. Serangga berukuran kecil kira-kira setengah biji beras dan biasa ditemukan bergerombol pada pangkal batang. Serangga dewasa ada yang bersayap pendek (brakiptera) dengan kemampuan bertelur lebih banyak dan serangga bersayap panjang (makroptera) yang memiliki kemampuan memencar untuk mencari sumber makanan baru.

Betina dewasa dapat menghasilkan total 100-300 butir telur. Telur berwarna putih di letakkan di dalam pelepah daun dalam kelompok 8-16 butir. Telur akan menetas setelah 6-9 hari. Serangga pra dewasa berwarna putih bergerombol di pangkal batang menyerupai bekatul, kemudian berwarna cokelat pada saat dewasa. Satu siklus hidup berlangsung selama 20-40 hari sehingga dalam satu musim tanam padi bisa ditemukan 2-3 generasi wereng batang cokelat.

Faktor-faktor yang memengaruhi

  1. Wereng batang cokelat seringkali ditemukan pada lahan yang selalu tergenang atau susah dikeringkan.
  2. Musim hujan atau musim kemarau basah cenderung meningkatkan populasi serangga
  3. Pemupukan Nitrogen terlalu banyak, penggunaan pestisida yang tidak tepat, dan penanaman padi diluar pola tanam yang sudah mapan akan meningkatkan risiko serangan.

Rekomendasi Pengendalian

Bila terjadi serangan pada fase generatif tindakan yang harus cepat dilakukan adalah:

  1. Sebisa mungkin lahan dikeringkan.
  2. Rumpun-rumpun padi harus rajin disibak untuk mengurangi kelembaban lahan
  3. Bila terjadi spot gejala terbakar (hopperburn), segera disabit secara perlahan dan langsung dibakar ditempat. Jangan menyemprot dengan pestisida karena akan menyebabkan wereng beterbangan.

Bila terjadi serangan pada fase vegetatif dengan gejala ‘ambles’, tindakan yang harus dilakukan adalah:

  1. Menghentikan pemupukan Nitrogen (urea, ZA) dan menggantinya dengan NPK.
  2. Menyemprotkan agensia hayati seperti Beauveria dan Lecanicillium yang ketersediaannya dapat ditanyakan kepada petugas pertanian setempat.

Bila terjadi siaga wereng (ada hamparan yang terserang) maka tindakan yang harus dilakukan adalah:

  1. Pengamatan ketat populasi wereng tiap tiga hari sekali
  2. Jika ditemukan wereng pra dewasa yang mirip bekatul, segera semprot dengan insektisida yang dianjurkan selambat-lambatnya 2 hari setelah pengamatan.
  3. Jangan melakukan penyemprotan insektisida diluar kondisi di atas.
  4. Jika ingin menyemprot, gunakan agensia hayati seperti Beauveria dan Lecanicillium

Penulis: Aqdi Prasetyo

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X