PEMANFAATAN ASAP CAIR BATOK KELAPA SEBAGAI INOVASI PENGAWET PADA MAKANAN OLAHAN BAKSO
PEMANFAATAN ASAP CAIR BATOK KELAPA SEBAGAI INOVASI PENGAWET PADA MAKANAN OLAHAN BAKSO
Makanan olahan seperti bakso telah menjadi favorit masyarakat dengan variasi penyajian yang mencakup penggorengan, pembakaran, atau perebusan. Namun, perlu diperhatikan potensi bahaya penggunaan bahan pengawet.
Kekhawatiran terkait penggunaan bahan pengawet berbahaya dalam bakso semakin meningkat seiring dengan peningkatan kesadaran akan dampak kesehatan yang mungkin timbul. Berbagai bahan pengawet berbahaya, seperti boraks dan formalin, dapat mengakibatkan keracunan, kesakitan, dan pada akhirnya merugikan masyarakat. Kekhawatiran ini mendorong permintaan akan produk bakso yang lebih aman dan berkualitas.
Larangan penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan berbahaya bukan hal baru, karena pemerintah telah melarang penggunaan formalin dalam makanan sejak tahun 1988 melalui Permenkes No 1722/Menkes/Per/IX/88, dan Amerika Serikat telah melarang keras penggunaan formalin dan boraks sejak tahun 1904. Meskipun larangan tersebut telah diberlakukan, pelanggaran aturan masih cukup besar, menunjukkan bahwa upaya menegakkan larangan tersebut belum sepenuhnya berhasil.
Laporan Tim Pengawas Makanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Kabupaten Kudus, pada Januari 2023 menemukan dua produk bakso mengandung boraks di Pasar Bitingan Kudus (Dilansir dari jateng.antaranews.com). Pada Juni 2021, terdapat kasus di mana polisi mengalami muntah-muntah hingga dirawat di rumah sakit karena mengonsumsi bakso yang mengandung formalin di warung bakso setempat, Kota Kupang, NTT (Dilansir dari kompas.com). Tragedi di daerah Kudus dan Kupang menjadi contoh nyata dan tidak terduga dari bahaya penggunaan pengawet berbahaya yang masih marak terjadi di masyarakat.
Kasus ini memerlukan penanganan segera. Salah satu solusinya adalah menggantikan pengawet berbahaya dengan pengawet yang lebih aman, seperti asap cair batok kelapa. Asap cair batok kelapa mengandung senyawa antimikroba yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet makanan (Tobing, et al., 2021).
Pengawetan dengan asap cair batok kelapa memiliki beberapa kelebihan, salah satunya adalah memperpanjang masa simpan bakso daging dan bakso ikan (Alamsyah, et al., 2021). Pengawetan makanan olahan, seperti bakso, mie, tahu, dan bumbu-bumbu barbeque, menggunakan asap cair grade 1 (Fauzan, et al., 2017).
Cara Memperoleh Asap Cair Grade 1
Asap cair grade 1 diperoleh melalui proses pemurnian asap cair, yang melibatkan tahapan penyulingan dan penyaringan. Proses penyulingan dilakukan dengan memanaskan asap cair hingga salah satu komponennya menguap, kemudian uap tersebut dikondensasi atau diembunkan kembali menjadi cair dan dikumpulkan.
Hasil dari proses penyulingan asap cair kemudian disaring dengan cara mengendapkan asap cair ke dalam wadah yang berisi zeolit. Zeolit, mineral alam dengan struktur kristal yang unik, digunakan sebagai bahan penyerap kontaminan berbahaya.
Selanjutnya, asap cair yang telah disaring oleh zeolit diendapkan dalam wadah yang mengandung arang aktif. Penyaringan menggunakan zeolit bertujuan untuk menghilangkan zat berbahaya, sementara penyaringan dengan arang aktif bertujuan untuk menghilangkan bau dari asap cair (Fauzan, et al., 2017).
Aplikasi Asap Cair Grade 1 Pada Bakso
Pengawetan bakso dilakukan melalui perebusan dalam air yang telah ditambahkan 2,5 persen asap cair (Alamsyah, et al., 2021). Proses merebus bakso secara langsung dengan asap cair terbukti lebih efektif karena bahan aktif dalam asap cair dapat terserap secara langsung ke dalam bakso, membuatnya lebih tahan lama.
Semakin tinggi konsentrasi asap cair yang digunakan, maka jumlah total mikroba pada bakso selama penyimpanan menjadi semakin sedikit (Muttakun, et al., 2017). Oleh karena itu, perlu kehati-hatian khusus ketika ingin menikmati hidangan bakso, terutama jika ada kekhawatiran terkait penggunaan bahan pengawet berbahaya seperti boraks dan formalin.
Penggunaan pengawet dari asap cair batok kelapa memberikan solusi yang lebih aman dan alami untuk menjaga kesegaran makanan olahan, seperti bakso, tanpa mengorbankan kualitas rasa dan aroma produk.
Tim Penulis: Imam Khoiri ; Mayang Fadhilasani ; Nada Jelita Rossiandani ; Nisrina Amalia ; Yuna Tirta Ayodya | Editor: Nurma Wibi Earthany