MORFOLOGI DAN PERILAKU LELE DUMBO: KETAHUI DAHULU SEBELUM MULAI BUDIDAYA

MORFOLOGI DAN PERILAKU LELE DUMBO: KETAHUI DAHULU SEBELUM MULAI BUDIDAYA

Lele dumbo memiliki keunggulan dalam pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan lele lokal. Selain itu, lele dumbo menunjukkan daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit dan lingkungan yang buruk. Kelebihan tersebut membuat lele dumbo banyak digemari untuk dibudidayakan, namun penting bagi para pembudidaya untuk mengetahui terlebih dahulu morfologi dan jenis lele dumbo sebelum membudidayakannya.
Berdasarkan buku Panduan Lengkap Budi Daya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik karangan Saparinto & Susiana (2014), lele dumbo memiliki perilaku dan pola hidup, serta morfologi sebagai berikut:
Perilaku dan Pola Hidup
Lele Dumbo (Clarias gariepinus.) pertama kali dikenalkan di Indonesia sekitar tahun 1985. Ikan ini adalah hasil persilangan antara lele betina Clarias fuscus dari Taiwan dan lele dumbo jantan Clarias mosambicus dari Afrika.
Lele dumbo mampu hidup baik di air bersih maupun air kotor. Selain memiliki insang, lele dumbo juga memiliki labirin yang berfungsi sebagai alat bantu pernapasan. Bahkan dalam kondisi lingkungan yang ekstrem seperti air yang sangat kotor atau berlumpur, lele dumbo masih bisa bertahan hidup.
Lele dumbo dapat hidup di ketinggian 1–800 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 20–30 °C, dengan suhu optimal sekitar 27°C. Mereka membutuhkan kandungan oksigen minimal 3 ppm. Tingkat keasaman (pH) yang ideal adalah antara 6,5–8. Kadar CO₂ harus kurang dari 15 ppm, NH₃ tidak boleh lebih dari 0,05 ppm, NO₂ tidak boleh lebih dari 0,25 ppm, dan NO₃ tidak boleh lebih dari 250 ppm.
Lele dumbo adalah ikan nokturnal yang aktif dan mencari makan pada malam hari. Di siang hari, mereka cenderung berdiam diri dan mencari tempat yang tenang. Lele dumbo memakan berbagai jenis plankton seperti daphnia, moina, copepoda, dan cladocera. Mereka juga memakan hewan air yang lebih besar, bahkan bangkai, sehingga digolongkan sebagai ikan karnivora.
Morfologi dan Jenis Lele Dumbo
Lele dumbo memiliki tubuh besar, pertumbuhannya cepat, dan patil yang tidak beracun, berbeda dengan lele lokal yang tubuhnya lebih kecil dan memiliki patil beracun. Kepala lele dumbo pipih pada bagian mulut dan melebar ke samping atau gepeng ke bawah, dengan panjang hampir sepertiga dari tubuhnya.
Lele dumbo memiliki sepasang mata, mulut, sepasang lubang hidung untuk pernapasan, dan empat pasang antena atau sungut. Di dalam mulutnya terdapat gigi atau tonjolan kasar yang berguna untuk menyergap dan merobek mangsa. Lubang hidungnya berfungsi untuk mendeteksi bau. Insang dan labirin berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara. Antena atau kumis digunakan sebagai alat peraba ketika mencari makan.
Tubuh lele dumbo berbentuk streamline, memanjang dengan kulit halus, licin, dan tidak bersisik. Warna tubuhnya hitam cokelat pada bagian atas dan sedikit lebih terang pada bagian bawah. Lele dumbo dilengkapi dengan beberapa jenis sirip: sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. Sirip punggung dan sirip dubur membantu menjaga keseimbangan, sedangkan sirip ekor digunakan untuk bergerak maju.
Sirip dada dan sirip perut adalah sirip berpasangan. Kedua sirip ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan, mengarahkan pergerakan, dan berhenti. Sirip dada dilengkapi dengan patil, yaitu sirip yang keras dan runcing, yang digunakan untuk pertahanan diri dan membantu pergerakan.
Penulis: Rahel Azzahra | Editor: Rahel Azzahra