Artikel

MENGOLAH LIMBAH KELAPA SAWIT MENJADI PUPUK ORGANIK BERKUALITAS, KOK BISA?

Fat Khiyatul Ila ; Jeannina Cahyo Rani ; Muhamad Ramdhan ; Rafi Chandra Priandana ; Shinta Setyowati ; Thomas Hani Heston ; Yudhi Tegar Julianto ; Nurma Wibi Earthany - Potensi Limbah Kelapa Sawit (3)
Artikel / Teknologi Pertanian

MENGOLAH LIMBAH KELAPA SAWIT MENJADI PUPUK ORGANIK BERKUALITAS, KOK BISA?

Indonesia, yang dikenal sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, mengandalkan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) sebagai tanaman tropis dalam famili palmae yang bersifat tahunan.

Kelapa sawit tumbuh subur di iklim tropis berkat kemampuan adaptasinya yang baik terhadap lingkungan setempat. Pohon kelapa sawit mampu menghasilkan buah sepanjang tahun, menjadikannya tanaman yang sangat produktif. Semua bagian tanaman kelapa sawit, meliputi akar, batang, daun, bunga, dan buah, memiliki peran yang signifikan.

Namun, bagian utama yang umumnya diolah adalah buahnya, yang menjadi bahan utama dalam pembuatan Crude Palm Oil (CPO) bersama dengan menghasilkan limbah sebagai produk samping. Peningkatan produksi CPO dari kelapa sawit berpotensi meningkatkan jumlah limbah produk samping, karena sebagian besar panen kelapa sawit hanya diolah hingga tahap produksi CPO.

Limbah padat dari pengolahan kelapa sawit terdiri atas tandan kosong kelapa sawit, cangkang, serabut, dan bungkil. Kandungan zat organik yang tinggi dalam limbah padat tersebut dapat menimbulkan beban pencemaran lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik (Andriani, et al., 2022).

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi limbah utama dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit, dengan rasio produksi TKKS mencapai 23 persen atau setara dengan 230 kilogram dalam satu ton kelapa sawit. Komposisi kimia dari tandan kosong kelapa sawit meliputi selulosa, hemiselulosa, lignin, minyak, dan abu.

Abu dari tandan kosong kelapa sawit memiliki potensi untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara Fosfor, Kalium, Kalsium, dan Magnesium, serta berperan dalam peningkatan ketersediaan unsur hara Nitrogen bagi tanaman. Oleh karena itu, pemanfaatan potensi manfaat dari tandan kosong kelapa sawit melalui daur ulang menjadi pupuk organik perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kesuburan tanaman.

Kandungan nitrogen dalam tanaman merupakan yang paling melimpah dibanding unsur hara lainnya, yakni sekitar 2 sampai 4 persen dari berat kering tanaman.

Nitrogen memiliki peran kunci sebagai penyusun klorofil, dan tingginya kandungan nitrogen menyebabkan dedaunan tampak lebih hijau serta meningkatkan daya tahan tanaman (Kurniawan et al., 2022). Fosfor, sebagai unsur hara penting setelah nitrogen, berfungsi dalam pertumbuhan sel dan membawa sifat keturunan dalam organisme hidup.

Unsur kalium memainkan peran krusial dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama, dan kekurangan kalium pada tanaman buah-buahan dapat mempengaruhi rasa manis buah. Sementara itu, unsur kalsium berperan sebagai stimulan pertumbuhan akar pada tanaman.

Terakhir, unsur magnesium memiliki fungsi sebagai penyusun zat hijau daun dan mendukung kesuburan tanaman dalam jangka panjang (Tehubijulu et al., 2014).

Pembuatan pupuk kompos dari TKKS melibatkan proses fermentasi pada campuran limbah cair kelapa sawit dan serat tandan kosong kelapa sawit. Pengomposan TKKS memerlukan waktu yang cukup lama karena lignoselulosa, komponen utamanya, memiliki ikatan yang sangat kuat sehingga sulit terdegradasi. Oleh karena itu, diperlukan bantuan mikroorganisme-4 (EM4) untuk mempercepat proses pengomposan (Warsito, et al., 2016).

EM-4 merupakan bahan yang mengandung beberapa mikroorganisme yang bermanfaat. Terdapat lima golongan pokok bakteri dalam EM-4, yaitu Rhodopseudomonas sp, bakteri asam laktat, ragi, Actinomucetes, dan Aspergillus sp.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Haryanti et al. (2014), penggunaan pupuk organik dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat meningkatkan kadar Nitrogen sebesar 48,84 persen, P sebesar 44,16 persen, dan K sebesar 64,15 persen.

Tanaman yang diberi pupuk organik TKSS juga akan lebih tahan terhadap hama penyakit, karena pupuk tersebut mengandung Streptomyces yang bersifat racun terhadap hama penyakit, serta mengandung bakteri fotosintetik yang mampu menyintesis senyawa nitrogen dalam tanaman (Haryanti, et al., 2014). Pengolahan kembali limbah tandan kosong sebagai pupuk memberikan beberapa manfaat utama, tidak hanya bagi tanaman, melainkan juga untuk tanah.

Secara umum, penggunaan pupuk organik TKKS di tanah bermanfaat untuk memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Oleh karena itu, inovasi dalam pengembangan pupuk organik TKKS perlu dilakukan lebih lanjut sebagai upaya melindungi ekosistem lingkungan dan mewujudkan konsep zero waste.

Tim Penulis: Fat Khiyatul Ila ; Jeannina Cahyo Rani ; Muhamad Ramdhan ; Rafi Chandra Priandana ; Shinta Setyowati ; Thomas Hani Heston ; Yudhi Tegar Julianto  | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X