Artikel

MENGENAL IKAN SAPU-SAPU: MORFOLOGI, HABITAT, DAN KEUNIKANNYA

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - MENGENAL IKAN SAPU-SAPU: MORFOLOGI, HABITAT, DAN KEUNIKANNYA
Artikel / Biota Air Tawar dan Laut / Perikanan

MENGENAL IKAN SAPU-SAPU: MORFOLOGI, HABITAT, DAN KEUNIKANNYA

Ikan sapu-sapu adalah salah satu jenis ikan yang sering dijumpai di perairan Indonesia, terutama dari genus Pterygoplichthys. Dalam taksonomi, ikan ini termasuk dalam Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Pisces, Ordo Siluridea, dan Famili Loricarinae. Genus yang mencakup jenis ikan ini antara lain Hypostosmus, Hyposarcus, dan Pterygoplichthys. Spesies yang umum ditemukan adalah Hypostosmus sp, Hyposarcus pardalis, dan Pterygoplichthys pardalis.

Di Indonesia, genus Pterygoplichthys adalah yang paling banyak dijumpai, dengan 22 spesies yang telah diidentifikasi. Namun, dari sekian banyak spesies tersebut, dua yang paling dikenal oleh masyarakat adalah Pterygoplichthys disjunctivus dan Pterygoplichthys pardalis.

Morfologi

Secara morfologi, sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik keras namun fleksibel. Bentuk kepalanya mirip dengan ikan lele, yaitu depressed atau pipih, dengan pola titik-titik putih besar di bagian abdomen. Mulut penghisap yang terletak di bagian bawah kepala berfungsi untuk menyedot makanan dan membersihkan permukaan yang ditempati.

Ikan ini memiliki sirip dorsal dengan jumlah 9 hingga 14 buah dan sirip dada yang dilengkapi dengan duri kecil seperti gigi. Ukuran tubuhnya bisa mencapai 40 cm, bahkan lebih, dengan pertumbuhan yang cukup cepat, yaitu hingga 35 cm dalam waktu dua tahun.

Meskipun sering disamakan, Pterygoplichthys disjunctivus dan Pterygoplichthys pardalis memiliki perbedaan yang mencolok pada bagian abdomen. Berdasarkan bentuk usus yang panjang dan tersusun melingkar seperti spiral, ikan ini digolongkan sebagai ikan herbivora. Namun, karena spektrum makanannya yang luas, ikan ini lebih tepat dikategorikan sebagai spesies eurifagik atau pemakan segala.

Habitat

Ikan jenis ini pada awalnya berasal dari kawasan sungai dengan aliran air deras dan jernih di Amerika Selatan, seperti di Argentina Utara, Paraguay, dan Uruguay. Selain itu, spesies ini juga ditemukan di Brazil bagian selatan, tepatnya di Sungai Rio Paraguay, Rio de Plate, Rio Uruguay, dan Rio Panama.

Namun, ikan sapu-sapu juga mampu hidup di perairan tergenang seperti danau atau rawa-rawa. Ikan ini memiliki kemampuan bertahan hidup di perairan dengan kadar oksigen terlarut yang rendah, sehingga menjadikannya sebagai salah satu spesies ikan yang sangat mudah beradaptasi.

Keunikan

Ikan sapu-sapu memiliki beberapa keunikan yang membuatnya menarik untuk dipelajari:

  1. Omnivora Oportunistik
    Sapu-sapu dikenal sebagai hewan omnivora oportunistik yang memakan alga, ikan-ikan kecil, dan tanaman air. Kemampuannya untuk membersihkan akuarium dari ganggang dan kotoran yang menempel di dinding kaca membuatnya sering dijuluki sebagai “janitor fish.”
  2. Mudah Beradaptasi
    Ikan ini sangat mudah beradaptasi, baik di air tawar maupun air payau. Ikan ini bahkan mampu bertahan hidup di sungai yang mengering, berkat kemampuannya bernapas melalui kulit dan menggeliat untuk mencari tempat tinggal baru. Ikan jenis ini juga mampu hidup hingga 30 jam di luar air jika memiliki cadangan oksigen yang cukup di perutnya. Di alam liar, mereka sering membuat lubang di dasar sungai berlumpur untuk meletakkan sekitar 300 butir telurnya. Dengan kemampuan adaptasinya yang tinggi, sapu-sapu dapat hidup antara 10 sampai 15 tahun.
  3. Bisa Dikonsumsi
    Meski tidak umum dikonsumsi, ikan ini sebenarnya dapat dimakan, asalkan berasal dari perairan bersih dan hasil budidaya. Sebaliknya, ikan yang hidup di perairan tercemar dan penuh polusi sebaiknya dihindari karena dapat berisiko bagi kesehatan jika dikonsumsi.

Sapu-sapu merupakan spesies yang menarik karena morfologi yang unik dan kemampuan adaptasinya yang luar biasa. Meskipun sering dianggap sebagai ikan yang tidak terlalu berharga, sapu-sapu sebenarnya memiliki peran penting dalam ekosistem perairan serta potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan yang bergizi, dengan catatan bahwa asal perairannya harus diperhatikan.

Penulis: Nurhalisa Simbaho | Editor: Rahel Azzahra

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.