MATI TERDAMPAR, PENEMUAN PAUS SPADE-TOOTHED BISA JADI KUNCI KONSERVASI MASA DEPAN
MATI TERDAMPAR, PENEMUAN PAUS SPADE-TOOTHED BISA JADI KUNCI KONSERVASI MASA DEPAN
Seekor paus spade-toothed mati terdampar di dekat Taieri Mouth, desa nelayan kecil yang ditinggali oleh suku Maori, di Selandia Baru. Spesies paus yang disebut unik karena memiliki paruh yang panjang itu, bagi suku Maori adalah taoka atau harta berharga.
Melekatnya spesies paus spade-tooth pada kebudayaan suku Maori tentu kabar terdamparnya membawa kesedihan. Bahkan, sebagai sebuah penghormatan terakhir, paus terdapar tersebut diberi nama Ōnumia oleh perwakilan suku Maori, Te Rūnanga o Ōtākou. Nama tersebut berasal dari lokasi penemuannya di muara Sungai Taiari.
Terdamparnya spesies paus ini juga sekaligus menghidupkan kembali praktik tradisional yang memperkuat ikatan budaya Māori dengan lingkungan mereka.
Paus Spade-toothed yang Langka
Spesies paus yang telah lama melekat pada kebudayaan dan tatanan adat suku maori itu, ternyata merupakan spesies paus yang langka. Selama 150 tahun lamanya, hanya ada enam catatan yang mendokumentasikan paus spade-toothed.
Kelangkaannya membuat spesies paus ini menjadi yang paling sedikit dipelajari. Pada dasarnya, catatan dokumentasi langka disebabkan oleh karakterisitik sang paus yang senang menyelam ke dalam laut yang dalam dan sulit untuk dijangkau.
Terdamparnya paus di perairan Selandia Baru itu menjadi yang ketujuh dalam 150 tahun. Penemuan ini juga lah yang menjadi satu-satunya penemuan paus yang dapat dipelajari secara utuh.
Para peneliti, bersama dengan perwakilan suku Maori, melakukan identifikasi menggunakan metode diseksi. Diseksi adalah proses memotong dan membuka bagian tubuh organisme untuk mempelajari struktur anatomi dan fungsi organ di dalamnya.
Hasil Temuan
Dalam konteks penelitian ilmiah, diseksi sering dilakukan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang makhluk hidup, seperti untuk memahami evolusi, adaptasi, atau kondisi biologis spesifik. Kejadian terdamparnya spesies ini menjadi yang pertama kali spesimen lengkap paus spade-toothed berhasil diperiksa melalui diseksi.
Diseksi memberikan wawasan baru tentang anatomi paus yang sebelumnya hanya dikenal dari enam spesimen saja. Hasil diseksi menemukan beberapa fakta penting yang menarik untuk dipelajari. Paus jenis ini memiliki gigi vestigial kecil di rahang atasnya. Gigi vestigial kecil ini menjadi tanda sisa evolusi yang mirip dengan struktur panggul paus modern.
Spesimen ini memiliki sembilan ruang lambung. Di dalam lambungnya, terdapat sisa makanan berupa paruh cumi-cumi, lensa mata cumi, serta parasit. Ilmuwan juga mencatat struktur menarik yang mengindikasikan kemampuan paus ini untuk makan dan memproduksi suara.
Tentu saja terdamparnya paus ini menyedihkan, namun temuan ini juga membawa pengaruh yang baik jika dilihat dari sisi yang lain. Penmuan ini dapat dijadikan sebuah penunjang dalam upaya konservasi yang lebih serius di masa depan. Upaya konservasi bisa menjadi sebuah tindakan yang dapat mencegah punahnya spesies langka yang unik dan berharga ini bagi masyarakat adat maupun manusia pada umumnya.
Penulis: Rahel Azzahra | Editor: Rahel Azzahra