Parasitoid merupakan makhluk hidup yang tinggal di atas atau di dalam tubuh makhluk lain yang lebih besar dari inangnya. Makhluk ini merupakan serangga yang hidup menumpang, berlindung, dan memakan serangga lain.

Secara perlahan-lahan, parasitoid dapat menyebabkan kematian inangnya dengan cara menghisap cairan tubuh inangnya. Hanya satu inang yang diperlukan oleh parasitoid untuk mencapai fase dewasa. Oleh karena itu, parasitoid merupakan serangga yang mencari makan pada serangga hidup lainnya sebagai inang. Inang akan mati ketika perkembangan parasitoid telah lengkap menjadi imago (Junaedi, et al., 2016).

Salah satu kelompok dalam pengendalian hayati adalah musuh alami serangga hama, dan parasitoid adalah musuh alami yang banyak dikembangkan sebagai pengendalian hayati. Parasitoid umumnya termasuk dalam ordo Hymenoptera dan famili Trichogrammatidae. Anggota famili ini berperan sebagai agens hayati, khususnya dalam pengendalian hama.

Parasitoid telur, seperti Trichogramma, merupakan pilihan yang baik dalam mengendalikan hama pada fase awal. Tingkat parasitisasi oleh Trichogramma mampu menekan populasi serangga hama hingga 37 sampai 80 persen di lapangan. Oleh karena itu, parasitoid ini efektif untuk mencegah kerusakan tanaman akibat serangan serangga hama pada fase awal (Angitia, 2017).

Parasitoid telur, seperti Trichogramma sp. dan Trichogrammatoidea sp., sangat menguntungkan sebagai agen hayati karena dapat mengendalikan populasi hama pada stadium awal. Keuntungan lainnya adalah kemampuannya menyerang berbagai jenis famili hama dan mudah dikembangbiakkan pada inang pengganti. Hal ini menjadikan parasitoid telur efektif dalam menekan perkembangan populasi hama (Hidrayani et al., 2013).

Penggunaan parasitoid telur dari genus Trichogramma sudah banyak diaplikasikan dalam mengendalikan hama dari ordo Lepidoptera, baik pada tanaman pangan maupun perkebunan.

Penulis: Muhammad Rafii Pradiefta | Editor: Nurma Wibi Earthany