Artikel

MANFAAT BAKTERI ANTAGONIS SEBAGAI AGENS HAYATI DAN PENDORONG PERTUMBUHAN TANAMAN

Moh. Auriza Yusuf - IPB DIGITANI - Tani Nelayan Center IPB University - MANFAAT BAKTERI ANTAGONIS SEBAGAI AGENS HAYATI DAN PENDORONG PERTUMBUHAN TANAMAN - Nurma Wibi Earthany 2
Artikel / Hama dan Penyakit Tanaman / Pertanian

MANFAAT BAKTERI ANTAGONIS SEBAGAI AGENS HAYATI DAN PENDORONG PERTUMBUHAN TANAMAN

Bakteri Pseudomonas fluorescens, dikenal sebagai bakteri antagonis, mampu efektif mengendalikan berbagai penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan patogen (Nasrun dan Burhanuddin, 2016).

Studi oleh Navitasari et al. (2013) menunjukkan bahwa P. fluorescens memiliki kemampuan untuk menghasilkan sejumlah substansi ekstraseluler, termasuk enzim kitinase, protease, dan antibiotik. Enzim kitinase, misalnya, dapat menyebabkan abnormalitas pada hifa cendawan patogen, seperti pembengkakan dan pemendekan, yang secara efektif menghambat pertumbuhan dan perkembangan cendawan tersebut (Sriyanti et al., 2015).

Protease dan antibiotik yang terkandung dalam P. fluorescens juga memiliki peran penting dalam menghambat aktivitas pertumbuhan dan perkembangan patogen. Senyawa antibiotik seperti hidrogen sianida, lipopeptida, dan fenazin dihasilkan oleh bakteri ini, memberikan mekanisme pertahanan yang efektif (Navitasari et al., 2013).

Selain itu, P. fluorescens menghasilkan metabolit sekunder berupa siderofor yang berfungsi sebagai bakteriostatis dan fungistatis. Siderofor juga memiliki kemampuan untuk menginduksi ketahanan sistematik pada tanaman, meningkatkan kemampuan tanaman untuk melawan penyakit secara keseluruhan.

Penelitian ini menyoroti potensi besar P. fluorescens sebagai agens hayati yang efektif dalam pengendalian penyakit tanaman dan peningkatan ketahanan tanaman. Keberhasilan implementasi bakteri ini dapat menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.

Pseudomonas fluorescens menunjukkan aktivitas yang bermanfaat sebagai salah satu bakteri yang termasuk dalam kategori Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Mekanisme kerja PGPR melibatkan stimulasi pertumbuhan alami tanaman melalui penggunaan bakteri di rhizosfer, yang meningkatkan penyerapan unsur hara dan produksi senyawa pengatur pertumbuhan tanaman seperti auksin, gibberellin, dan sitokinin (Sulistyoningtyas et al., 2017).

Bakteri P. fluorescens juga dikenal memiliki kemampuan untuk melarutkan fosfor (P) dan menghasilkan hormon auksin atau IAA (Istiqomah et al., 2017). Kemampuan P. fluorescens dalam menghasilkan IAA sebagai pendorong pertumbuhan tanaman menjadikannya sebagai anggota PGPR yang potensial. Temuan ini menegaskan peran signifikan bakteri ini dalam mendukung pertumbuhan tanaman dan memberikan landasan untuk potensinya dalam praktik pertanian yang berkelanjutan.

Banyak petani belum memanfaatkan potensi bakteri Pseudomonas fluorescens sebagai Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) untuk merangsang pertumbuhan tanaman dan sebagai agensia hayati dalam pengendalian berbagai penyakit tanaman. Kendala yang dihadapi dalam mengaplikasikan P. fluorescens di lapangan adalah ketersediaan medium formulasi yang cocok. Medium formulasi umum yang sering digunakan cenderung mahal dan sulit diperoleh oleh petani, mempersulit pemanfaatan bakteri ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbanyakan massal P. fluorescens menggunakan medium alternatif yang lebih terjangkau dan mudah ditemukan.

Selain itu, medium alternatif untuk perbanyakan massal P. fluorescens harus kaya nutrisi guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Sebagai contoh, medium alternatif yang sesuai untuk perbanyakan massal bakteri P. fluorescens mencakup medium cair seperti limbah cair tahu (Asril et al., 2019). Selain itu, terdapat juga opsi medium alternatif lain seperti air kelapa, ekstrak kedelai, dan limbah organik pertanian.

Pilihan medium alternatif ini tidak hanya lebih mudah diperoleh, tetapi juga lebih terjangkau bagi petani, memfasilitasi penggunaan P. fluorescens dalam skala yang lebih luas untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan pengendalian penyakit secara efektif di sektor pertanian.

Sumber:

  • Asril M, Oktaviani I, Leksikowati SS. 2019. Isolasi Bakteri Indigineous dari Limbah Cai Tahu dalam Mendegradasi Protein dan Melarutkan Fosfat. Teknologi Lingkungan. 20(1): 67-72. 
  • Istiqomah, Aini LQ, Abadi AL. 2017. Kemampuan Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens dalam Melarutkan Fosfat dan Memproduksi Hormon IAA (Indole Acetic Acid) untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat. Buana Sains. 17(1): 75-84. 
  • Navitasari L, Soesanto L, Rahayu AY. 2013. Pengaruh Aplikasi Pseudomonas fluorescens P60 Terhadap Mutu Patologis, Mutu Fisiologis, dan Pertumbuhan Bibit Padi IR 64. HPT Tropika. 13(2): 179-190. 
  • Sriyanti NLG, Suprapta DN, Suada IK. 2015. Uji Keefektifan Rizobakteri dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Colletotrichum spp. Penyebab Antraknosa pada Cabai Merah (Capsicum annuum L.). Agrotek Tropika. 4(1): 53-65. 
  • Sulistyoningtyas, M. E., M. Roviq, dan T. Wardiyati. 2017. Pengaruh Pemberian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pada Pertumbuhan Bud Chip Tebu (Saccharum officinarum L.). Produksi Tanaman, 5(3): 396-403. 

Penulis: Moh. Auriza Yusuf | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

X