KENALI 5 HAMA YANG MENYERANG TANAMAN ALPUKAT
KENALI 5 HAMA YANG MENYERANG TANAMAN ALPUKAT
Alpukat (Persea americana) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, cocok tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tanaman alpukat diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1920 hingga 1930. Saat ini, Indonesia memiliki 20 varietas alpukat yang berbeda.
Buah alpukat mengandung ragam nutrisi penting bagi kesehatan tubuh, mulai dari vitamin, serat, protein, hingga kalium. Oleh karena itu, buah alpukat sering dikonsumsi karena memiliki manfaat untuk menjaga kesehatan tubuh dan jantung, mengendalikan tekanan darah, dan mencegah sembelit. Manfaat-manfaat tersebut menjadi daya tarik untuk mulai menanam atau melakukan budidaya alpukat.
Saat menanam alpukat, perlu diperhatikan keberadaan hama yang dapat merusak dan mengganggu produksi buah alpukat. Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah 5 jenis hama yang menyerang tanaman alpukat.
- Ulat Kipat
Ulat Kipat (Cricula trisfenestrata) merupakan salah satu jenis hama yang menyerang tanaman alpukat. Tanaman alpukat yang terkena serangan ulat kipat akan menunjukkan bekas gigitan pada daunnya dan daun-daun tersebut tidak utuh.
Jika serangan ulat kipat sangat parah, daun-daun pada tanaman bisa habis dan terlihat kepompong ulat yang bergelantungan. Meskipun begitu, tanaman alpukat umumnya tidak akan mati akibat serangan ulat kipat.
Ulat kipat memiliki morfologi tubuh dengan bercak-bercak putih dan berwarna hitam. Selain itu, seluruh tubuh ulat kipat juga dipenuhi dengan rambut.
- Kutu Dompolan Putih
Kutu Dompolan Putih (Pseudococcus citri) merupakan jenis hama yang menyerang tanaman alpukat. Serangan kutu ini dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Seluruh bagian tanaman alpukat, seperti tangkai bunga, daun, batang, tunas muda, dan buah yang terkena serangan akan tampak pucat dan tertutup oleh tepung berwarna putih, hingga akhirnya tanaman mengering.
Kutu dompolan putih memiliki morfologi berbentuk tubuh elips dengan warna cokelat kekuningan hingga merah oranye. Kutu ini juga tertutup oleh lapisan tepung putih dan memiliki tonjolan di tepi tubuh sebanyak 14 hingga 18 pasang.
- Lalat Buah
Lalat buah (Bactrocera dorsalis) adalah salah satu jenis hama yang menyerang buah alpukat. Buah alpukat yang terkena serangan lalat buah akan menunjukkan adanya bintik hitam atau benjolan pada permukaan buah. Bintik hitam atau benjolan tersebut merupakan bekas tusukan hama dan juga tempat di mana lalat betina meletakkan telur. Bagian buah yang terinfeksi akan berlubang dan akhirnya membusuk karena dimakan oleh larva.
Lalat buah ini memiliki ukuran sekitar 6 sampai 8 milimeter. Bagian perutnya berwarna cokelat muda sementara bagian dadanya berwarna cokelat tua dengan bercak kuning atau putih. Stadium awal larva lalat buah berwarna putih dan berubah menjadi kekuningan saat mencapai stadium akhir.
- Kumbang Bubuk Cabang
Kumbang Bubuk Cabang (Xyleborus coffeae) merupakan jenis hama yang menyerang batang atau ranting tanaman alpukat.
Serangan kumbang ini ditandai dengan adanya lubang-lubang yang menyerupai terowongan pada ranting atau batang tanaman. Lubang-lubang tersebut akan membesar sehingga menghambat aliran nutrisi dan makanan ke daun. Hal ini menyebabkan daun-daun menjadi layu dan ranting atau batang pun bisa mati.
Kumbang ini akan meletakkan telur di dalam terowongan yang telah dibuat dan menciptakan ruangan yang tidak teratur. Jumlah telur yang diletakkan sekitar 80 butir. Secara morfologi, kumbang ini memiliki panjang sekitar 1,5 milimeter dan berwarna cokelat tua. Kumbang jantan biasanya lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan kumbang betina.
- Ulat Kupu-kupu Gajah
Ulat Kupu-kupu Gajah (Attacus atlas) adalah jenis hama yang menyerang tanaman alpukat. Tanaman alpukat yang terkena serangan ulat kupu-kupu gajah akan menunjukkan gejala yang sama. Namun, kepompong dari ulat ini tidak bergelantungan seperti beberapa jenis ulat lainnya, melainkan berada di antara daun-daun tanaman.
Secara morfologi, ulat ini berwarna hijau dan tertutup dengan lapisan tepung putih. Ukuran tubuhnya mencapai sekitar 15 centimeter.
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan dan Cybex Pertanian
Penulis: Chelvi Agnariosa | Editor: Nurma Wibi Earthany