Artikel

KENALI 5 HAMA PENTING INI PADA TANAMAN JAGUNG SERTA CARA PENGENDALIANNYA

zyro-image (9)
Artikel / Hama dan Penyakit Tanaman / Pertanian

KENALI 5 HAMA PENTING INI PADA TANAMAN JAGUNG SERTA CARA PENGENDALIANNYA

Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan penting di Indonesia. Munculnya hama pada pertanaman berpotensi menurunkan hasil produksi jagung. Berikut ini adalah beberapa hama penting yang sering menyerang tanaman jagung di Indonesia, antara lain:

Hama Lalat Bibit

Lalat bibit atau yang memiliki nama latinAtherigona exigua merupakan salah satu hama penting dan merugikan di pertanaman jagung. Lalat bibit menyerang tanaman yang masih muda atau yang baru muncul di permukaan. Serangan hama dimulai ketika telur diletakkan oleh imago pada permukaan bawah daun atau batang yang dekat dengan permukaan tanah, selanjutnya telur akan menetas menjadi larva yang kemudian akan melubagi bagian batang jagung dan membuat terowongan hingga ke dasar batang atau titik tumbuh tanaman. Hal ini menyebabkan gejala awal yang terlihat adalah berubahnya warna daun dari hijau normal menjadi kekuningan (klorosis), di sekitar batang yang terserang akan membusuk sehingga tanaman akan menjadi layu, pertumbuhannya kerdil, hingga kematian tanaman.

Foto: jagungbisi.com
Foto: jagungbisi.com

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, menggeser waktu tanam, penggunaan varietas yang tahan, atau dengan memusnahkan larva dan telur serangga yang ada pada tanaman. Pengendalian hayati juga dapat dilakukan dengan Thricogramma spp. yang bisa memarasit telur, Opius sp. atau Tetrastichus sp. yang mampu memarasit larva, dan Clubiona japonicola yang merupakan predator bagi imago lalat bibit. Selain itu, juga dapat menggunakan insektisida kimia dan perlakuan seed treatment, seperti WINGRAN 70WS.

Hama Penggerek Batang Jagung

Penggerek batang jagung atau yang memiliki nama latin Ostrinia furnacalis menyerang tanaman jagung mulai dari fase pertumbuhan vegetatif sampai fase generatif. Imago meletakkan telur pada permukaan bawah daun. Telur yang baru menetas akan menggerek daun muda yang masih menggulung, kemudian menyerang batang hingga ke tongkol. Gejala serangan ditandai dengan adanya liang-liang gerekan pada batang yang dibatasi oleh buku, di setiap gerekan terdapat serbuk sisa hasil gerekan berwarna cokelat, adanya lubang gerekan pada batang membuat tanaman mudah patah atau roboh.

Foto: jagungbisi.com

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman dengan tanaman noninang atau menggunakan pola tanam tumpeng sari jagung dengan kedelai ataupun kacang tanah. Pengendalian hayati dapat menggunakan parasitoid telur, seperti Trichogramma spp., cendawan entomopatogenik Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae, predator Micraspis sp. dan Cecopet (Euborellia annulata). Pengendalian secara kimia dapat menggunakan Furadan 3G yang diberikan melalui pucuk sebelum berbunga (40 hari) dan diikuti dengan Decis 2,5 EC setelah berbunga.

Hama Penggerek Tongkol

Penggerek tongkol jagung memiliki nama latin Helicoverpa armigera, menyerang tanaman pada fase generatif (45-56 HST).  Selain menyerang tongkol, serangga ini juga menyerang pucuk dan malai. Imago meletakkan telur secara tunggal pada permukaan daun dan rambut tongkol. Gejala serangan berupa rambut tongkol terpotong dan pada ujung tongkol terdapat bekas gerekan dan sering ditemukan larva. Larva masuk ke dalam tongkol muda dan memakan biji-biji jagung, sehingga terdapat terowongan bekas gerekan pada tongkol serta bekas gigitan pada biji jagung.

Foto: cybex.ipb.ac.id

Cara Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, pergiliran tanaman, mengambil dan memusnahkan larva satu per satu. Secara hayati, dapat menggunakan musuh alami Trichogramma spp, cendawan Metarhizium anisopliae, dan predator Staphylinidae. Secara kimia, dengan penyemprotan insektisida yang dilakukan setelah terbentuk rambut jagung, penyemprotan dapat dengan Furadan 3G atau dengan membuat lubang dekat tanaman, diberi insektisida dan ditutup lagi. Dosis yang digunakan 10 gram tiap meter persegi.

Hama Ulat Tanah

Hama ulat tanah pada tanaman jagung memiliki nama latin Agrotis ipsilon. Hama ini sangat aktif di malam hari dan biasanya bersembunyi di tanah pada siang hari. Hama ini menyerang dengan cara memotong batang tanaman muda berumur 1-3 minggu, sehingga tanaman patah dan mati.

Foto: infohamapenyakittumbuhan.blogspot.com

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, penggunaan mulsa plastik, mengumpulkan dan memusnahkan larva di saat senja hari. Pengendalian hayati dengan Bacilius thuringiensis atau Beauvaria bassiana. Secara kimia, dapat menggunakan insektisida Khlorpirifos (Dursban 20 EC) dan Karbofuran (Furadan 3G).

Hama Ulat Grayak

Dua spesies ulat grayak yang sering ditemukan di pertanaman jagung adalah Spodoptera litura dan spodoptera frugiperda. S. frugiperda merupakan hama invasif yang baru dilaporkan di Indonesia pada awal tahun 2019 yang lalu.  Perbedaan signifikan dari morfologi S. frugiperda ini adalah terdapat corak huruf Y terbalik dan terdapat 4 bintik hitam besar pada bagian abdomen. Umumnya, hama ini menyerang tanaman jagung pada malam hari dan bersembunyi di bawah tanaman, mulsa ataupun dalam tanah pada siang hari. Ulat grayak dapat menyerang batang, daun, hingga tongkol jagung. Gejala ditunjukkan dengan daun terserang terlihat berlubang, titik tumbuh terpotong dan terdapat kotoran seperti serbuk gergaji.

Foto: BPP Baturetno
Foto: BPP Baturetno

Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan varietas tanaman yang memiliki daya kecambah yang baik, tanam serempak, pola tanam tumpang sari dengan tanaman noninang ulat grayak, mengumpulkan dan memusnahkan larva dan bagian tanaman yang terserang untuk mencegah penyebaran. Secara kimia, dapat menggunakan Karbofuran (Furadan 3G) dan pengendalian dengan musuh alami, seperti parasitoid Tricogramma spp, predator cocopet, kumbang kepik, dan semut.

Penulis: Besse Dini Indriani | Editor: Exciyona Adistika

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X