KACANG METE DIHASILKAN DARI KELUARGA JAMBU ATAU KACANG-KACANGAN?
Kacang mete telah dikenal hampir seluruh kalangan masyarakat. Selain rasanya yang enak, ternyata kacang mete juga mengandung banyak manfaat bagi tubuh kita. Produk olahan kacang mete sangat diminati apalagi menjelang hari raya, mulai dari olahan kue, toping masakan, isian cokelat, ataupun dimakan langsung juga enak. Beberapa manfaat kacang mete yaitu mengurangi risiko penyakit jantung, mencegah anemia, sumber energi, menjaga kesehatan tulang, memelihara kesehatan mata, mencegah batu empedu, serta menjaga berat badan.
Kacang mete dihasilkan dari pohon jambu mete atau nama lainnya jambu monyet. Jika dilihat dari kedua nama tersebut, tentunya kita akan bingung menggolongkan kacang mete ke dalam keluarga jambu atau kacang-kacangan. Jika selama ini Sobat Tani mengira kacang mete masuk ke dalam keluarga Leguminosae, saya sarankan Sobat Tani untuk membaca kembali koleksi buku sekolah, deh. Saran yang lumayan merepotkan, namun patut dicoba Sob!
Jambu mete dengan nama ilmiah Anacardium occidentale termasuk dalam keluarga Anacardiaceae, tentunya bukan satu famili dengan jambu air maupun jambu biji, yaitu Myrtaceae. Namun, malah berkerabat dekat dengan tanaman mangga. Penamaan lokal yang sangat unik, bukan? Bentuk jambu mete yang sangat khas kadang menyebabkan kita bingung menentukan bagian buahnya. Bagian menonjol berbentuk seperti ginjal yang nantinya menjadi kacang mete merupakan buah sejati. Sementara, bagian daging lunak berwarna kuning hingga merah yang kebanyakan orang mengira sebagai buah adalah perbesaran tangkai buah atau biasa disebut sebagai buah semu. Kulit kacang mete dapat menimbulkan iritasi pada kulit manusia karena mengandung senyawa urushiol.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) telah melepas 5 varietas unggul jambu mete, seperti GG-1 spesifik Jawa Tengah dan Jawa Timur, MR-851 dan PK-36 spesifik Sulawesi Selatan, SM-9 dan BO-2 spesifik Jawa Barat. Tanaman jambu mete berasal dari Brasil. Di Indonesia, tanaman tersebut banyak dibudi dayakan di Wonogiri, Jawa Tengah. Di tempat tersebut, pengolahan jambu mete dari hulu hingga hilir telah sesuai standar Indonesia. Selain Wonogiri, Sumba Timur juga memiliki perkebunan jambu mete, walaupun produksi atau pohon cukup rendah karena ketidaksesuaian lingkungan tumbuh.
Di Kecamatan Hanggaroru, Kabupaten Sumba Timur, lahan perkebunan jambu mete yang telah berumur 20-30 tahun milik Bapak Yohanes Tainggoy, anggota kelompok tani Renjongpahem, terlihat kurang perawatan. Padahal, dahulunya pernah dijadikan sebagai tempat demonstrasi plot (demplot) ketika diadakannya Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) 2016. Curah hujan yang minim di kawasan tersebut menyebabkan pemberian pupuk yang kurang efektif. Pemberian pupuk majemuk lengkap terkendali (PMLT) dilakukan hanya sekali dalam setahun pada akhir musim hujan. Pupuk PMLT sebanyak 8 butir/pohon diaplikasikan dengan cara ditebar di sekitar pangkal batang. Pemupukan daun menggunakan gandasil B dilakukan dengan menyemprot cairan aplikasi secara merata pada keseluruhan tajuk. Pengendalian hama penghisap Helopeltis menggunakan insektisida kiltop yang diaplikasikan ketika fase tanaman berbunga.
Dalam jangka waktu setahun, panen raya petani jambu mete terjadi hanya pada bulan Oktober saja. Satu pohon jambu mete menghasilkan 2-10 kg polong mente basah, dengan kisaran harga Rp 14.000-15.000/ kg. Pengolahan pasca panen menjadi produk olahan sangat sulit diperoleh di daerah tersebut. Padahal, wisatawan yang berkunjung di daerah Sumba Timur sudah cukup banyak. Selain itu, pengolahan pasca panen dapat menambah nilai tambah suatu komoditas. Hasil panen yang rendah diperkirakan karena tanaman jambu mete tumbuh merana pada batuan kapur yang minim lapisan solum.
Beberapa serangan hama dan penyakit pada pohon jambu mete, di antaranya rayap, helopeltis, pengorok daun, penggerek batang, busuk akar (JAP), Botryodiplodia, embun hitam, embun jelaga, karat merah, kutu tempurung, dan kutu putih. Beberapa musuh alami pohon jambu mete di Sumba Timur juga ditemukan seperti semut rangrang serta parasitoid. Serangan penyakit yang paling parah dirasakan oleh pemilik lahan jambu mete di Sumba Timur yaitu busuk akar atau Jamur Akar Putih (JAP) dan blendok. Serangan JAP dapat menyebabkan kematian tanaman karena patogen tersebut menyerang pangkal batang, sehingga suplai nutrisi ke bagian tajuk akan terhambat. Blendok merupakan suatu cairan kambium yang dikeluarkan tanaman untuk mengirim sinyal ke tanaman sekitarnya agar memproduksi sistem ketahanan. Pada umumnya, tanaman berkayu mengeluarkan blendok ketika terserang patogen Botryodiplodia.
Penulis: Lisa Bela Fitriani | Editor: Exciyona Adistika