JENIS ALAT TANGKAP IKAN: JANGAN GUNAKAN YANG DILARANG!
JENIS ALAT TANGKAP IKAN: JANGAN GUNAKAN YANG DILARANG!
Penangkapan ikan merupakan aktivitas penting dalam sektor perikanan. Penggunaan alat tangkap yang tepat untuk itu menjadi penting. Bukan hanya dalam mempengaruhi hasil tangkapan, tetapi juga penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Alat tangkap ikan memiliki jenis dan dampak yang berbeda-beda terhadap lingkungan dan biota laut. Maka dari itu, ada beberapa jenis alat yang pemakaiannya aman dipakai ataupun dilarang oleh pemerintah. Salah satu contoh alat tangkap yang berbahaya dan berdampak buruk bagi ekosistem laut adalah jaring cantrang.
Jaring cantrang adalah salah satu jenis alat tangkap ikan yang dilarang penggunaannya karena merusak biota laut. Nelayan diminta untuk beralih ke alat tangkap yang lebih selektif dan tidak merusak kelestarian lingkungan. Larangan penggunaan jaring cantrang diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 2 Tahun 2015 tentang larangan penggunaan pukat hela dan pukat cantrang.
Selain jaring cantrang, ada jenis-jenis alat tangkap lain yang dilarang penggunaannya oleh pemerintah. Sebaliknya, ada beberapa jenis alat tangkap yang dapat menjadi alternatif sehingga baik bila digunakan. Untuk itu, penting bagi nelayan mengetahui jenis-jenis alat tangkap ikan. Berikut penjelasannya!
Purse Seine (Jaring Lingkar)
Purse seine merupakan alat tangkap favorit nelayan yang termasuk dalam kategori jaring lingkar. Cara kerjanya adalah dengan menghadang arah renang ikan. Alat tangkap ini dominan menyasar pada ikan pelagis yang hidup di permukaan dengan kedalaman kurang dari 200 meter. Jenis ikan pelagis yang sering ditangkap dengan alat ini antara lain ikan tongkol, ikan layang, ikan kembung, ikan cakalang, dan ikan lemuru.
Gill Nets (Jaring Insang)
Gill nets memiliki prinsip kerja menghadang pergerakan ikan, sehingga insang ikan langsung terjerat dan tidak dapat keluar lagi. Alat ini dapat digunakan untuk menangkap ikan pelagis maupun demersal (ikan yang hidup di dasar perairan), seperti ikan kakap, ikan layur, ikan cucut, ikan pari, dan ikan kerapu.
Dogol
Dogol adalah jenis alat tangkap alternatif lain yang digunakan oleh nelayan. Alat ini juga lebih selektif dibandingkan cantrang dan tidak merusak biota laut. Alat ini dirancang sedemikian rupa agar hanya menangkap ikan target tanpa mengganggu ekosistem laut lainnya. Jenis ikan yang dapat ditangkap dengan dogol antara lain ikan kakap, ikan kerapu, ikan baronang, dan ikan kembung.
Pukat Tarik
Pukat tarik, seperti cantrang, dilarang penggunaannya karena menangkap segala jenis ikan termasuk ikan kecil. Alat ini bekerja dengan cara menarik jaring melalui air, menyapu segala jenis ikan yang berada di jalurnya tanpa mempedulikan ukuran atau jenisnya. Praktik ini tidak hanya mengancam populasi ikan kecil yang belum sempat berkembang biak, tetapi juga menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem laut.
Pukat Hela
Beberapa jenis jaring seperti trawls dan pukat harimau termasuk ke dalam pukat hela. Alat ini dapat menangkap ikan dari segala jenis ukuran dengan cara menyeret jaring di sepanjang dasar laut. Meski sangat efektif dalam jumlah tangkapan, penggunaannya dilarang karena menyebabkan kerusakan serius pada terumbu karang dan ekosistem dasar laut.
Penggaruk
Penggaruk adalah alat yang biasa digunakan di perairan dangkal dan dekat pesisir untuk menangkap kerang. Alat ini bekerja dengan cara menggaruk atau mengikis dasar laut, mengumpulkan kerang dan organisme lain yang hidup di dalam atau di permukaan substrat. Meskipun efektif untuk menangkap kerang, penggunaan penggaruk harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan ekosistem dasar laut.
Jaring Angkat
Jaring angkat digunakan dengan cara membenamkan jaring ke perairan dan mengangkatnya setelah ikan tertangkap, seringkali dengan menggunakan rumpon untuk menarik perhatian ikan. Metode ini memungkinkan nelayan untuk menangkap ikan yang berkumpul di sekitar rumpon. Karena cara kerjanya yang lebih selektif, jaring angkat dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan alat tangkap lain yang tidak terarah.
Perangkap
Perangkap adalah alat tangkap yang digunakan secara pasif sesuai dengan tingkah laku ikan. Contohnya adalah bubu bersayap dan pukat labuh, keduanya dirancang untuk menangkap ikan yang secara alami masuk ke dalam perangkap tanpa paksaan. Penggunaan perangkap ini dinilai lebih berkelanjutan karena memungkinkan selektivitas yang lebih tinggi dan minim gangguan terhadap ekosistem laut.
Pancing
Pancing adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis hingga demersal. Alat ini bekerja dengan cara memancing ikan menggunakan umpan yang ditarik dengan tali, sehingga hanya ikan yang tertarik pada umpan yang tertangkap. Penggunaan alat ini memungkinkan selektivitas yang tinggi dan mengurangi tangkapan sampingan.
Alat Penjepit dan Melukai
Alat penangkap ikan yang termasuk ke dalam jenis penjepit dan melukai adalah tombak dan panah yang digunakan dengan cara mencengkeram, menjepit, melukai, dan membunuh sasaran tangkap di pesisir pantai. Jenis alat ini sering digunakan untuk menangkap ikan besar atau spesies tertentu yang sulit ditangkap dengan alat lain. Meskipun efektif, penggunaan alat ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan berlebihan pada populasi ikan dan ekosistem sekitarnya.
Alat yang Dijatuhkan atau Ditebar
Nelayan menangkap ikan dengan cara menebar atau menjatuhkan jaring untuk mengurung ikan. Alat ini biasanya menyasar ikan pelagis dan cumi-cumi. Alat ini bekerja dengan menjatuhkan jaring besar ke dalam air dan mengurung ikan yang ada di sekitarnya ketika jaring ditarik kembali. Metode ini sangat efektif untuk menangkap ikan dalam jumlah besar, namun harus dilakukan dengan pengawasan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memastikan keberlanjutan stok ikan.
Penggunaan alat tangkap ikan yang tepat dan ramah lingkungan sangat penting untuk menjaga kelestarian biota laut dan memastikan keberlanjutan sumber daya ikan. Regulasi yang ketat dari pemerintah diharapkan dapat membantu nelayan beralih ke alat tangkap yang lebih selektif dan tidak merusak ekosistem laut. Dengan demikian, keberlanjutan sektor perikanan dapat terjaga untuk generasi mendatang.
Penulis: Romi | Editor: Rahel Azzahra