IKAN MUJAIR: ASAL-USUL DAN HABITATNYA
IKAN MUJAIR: ASAL-USUL DAN HABITATNYA
Ikan mujair merupakan salah satu ikan konsumsi air tawar yang populer di Indonesia. Ikan ini memiliki warna abu-abu, coklat, atau hitam, dan berasal dari perairan Afrika. Di Indonesia, ikan mujair pertama kali ditemukan oleh seorang pria bernama Bapak Mujair di muara sungai pantai selatan Jawa Timur pada tahun 1939. Sejak saat itu, ikan ini menyebar luas di berbagai wilayah perairan Indonesia.
Secara ilmiah, ikan mujair termasuk dalam kerajaan Animalia, filum Chordata, kelas Actinopterygii, dan ordo Cichlidae. Genus ikan ini adalah Oreochromis, dengan spesies O. mossambicus.
Penyebaran dan Habitat Ikan Mujair
Ikan mujair merupakan ikan asli dari wilayah tenggara Afrika, yang mendiami perairan air tawar dan air payau di Mozambik, Malawi, Zambia, Zimbabwe, serta sungai-sungai di Afrika Selatan seperti Sungai Bushman. Salah satu keistimewaan ikan ini adalah kemampuannya beradaptasi dengan cepat di habitat baru, baik di perairan tawar maupun pesisir laut.
Namun, di wilayah asalnya, ikan mujair menghadapi ancaman dari kerabat dekatnya, yaitu ikan nila. Persaingan makanan antara ikan mujair dan ikan nila sering kali menyebabkan penurunan populasi ikan mujair asli. Selain itu, perkawinan silang antara ikan mujair dan ikan nila menghasilkan keturunan hibrida yang banyak ditemukan di sungai besar seperti Zambesi dan Limpopo. Akibatnya, ikan mujair murni semakin langka di beberapa wilayah.
Keberadaan ikan mujair di berbagai wilayah dunia kini dikategorikan sebagai invasif. Kemampuannya dalam bersaing untuk mendapatkan makanan dan memangsa ikan kecil menjadikan ikan ini sebagai ancaman bagi ekosistem lokal. Ikan mujair kini tercatat sebagai spesies ke-66 dalam daftar 100 Jenis Asing Invasif Terburuk di Dunia versi GISD (Global Invasive Species Database).
Kebiasaan dan Pola Hidup Ikan Mujair
Ikan mujair memiliki kemampuan toleransi tinggi terhadap kadar garam dalam air, yang memungkinkannya hidup di perairan payau. Proses reproduksinya juga tergolong unik. Pada usia sekitar tiga bulan, ikan mujair sudah siap menjadi induk, dan ikan ini berkembang biak setiap 1,5 bulan. Saat berkembang biak, telur-telur ikan mujair disimpan dalam mulut induknya selama lebih dari satu minggu hingga menetas. Setiap kali, ribuan anak ikan akan dikeluarkan oleh induknya.
Karena kemampuan reproduksi yang cepat dan agresif ini, ikan mujair sering kali menjadi ancaman bagi ekosistem di perairan yang dihuni. Hal ini terbukti di berbagai tempat seperti Singapura, California Selatan, Amerika Serikat, dan bahkan danau di Indonesia seperti Danau Lindu di Sulawesi Tengah, di mana populasi ikan mujair yang tidak terkendali telah menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem.
Sebagai ikan konsumsi, ikan mujair menawarkan manfaat ekonomi bagi banyak wilayah di dunia, termasuk Indonesia. Namun, sifatnya yang invasif juga menimbulkan tantangan dalam hal pengelolaan ekosistem perairan. Langkah-langkah untuk mengendalikan populasi ikan mujair di habitat-habitat tertentu perlu terus dilakukan agar dampak negatif terhadap lingkungan dapat diminimalkan. Dengan demikian, ikan mujair tetap dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan ekosistem perairan.
Penulis: Ipan Ahaya | Editor: Rahel Azzahra