IKAN BELIDA: SANG PENARI AIR DARI PERAIRAN NUSANTARA

IKAN BELIDA: SANG PENARI AIR DARI PERAIRAN NUSANTARA

Ikan belida, atau dalam nama ilmiahnya Notopterus chitala (dan beberapa spesies lain dalam genus Notopterus), adalah salah satu ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh unik dan gerakan renang yang anggun. Di berbagai daerah di Indonesia, ikan ini juga dikenal dengan nama-nama lokal seperti ikan lopis, ikan lopian, atau ikan pipih, tergantung pada wilayah penyebutannya.
Ikan ini termasuk dalam famili Notopteridae dan tersebar luas di perairan tawar Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Thailand, dan India. Di Indonesia, habitat alami belida meliputi sungai-sungai besar. Ikan ini dapat ditemui di wilayah seperti Sungai Musi (Sumatra Selatan), Kapuas (Kalimantan), hingga perairan di Sumatra dan Kalimantan lainnya.
Ciri-Ciri dan Keunikan
Ikan belida memiliki tubuh pipih memanjang, berwarna perak atau keabu-abuan. Sirip punggungnya sangat kecil dan sirip perutnya hampir tidak terlihat. Keunikan utama dari belida terletak pada sirip analnya yang panjang dan terus bergerak berombak. Bentuk sirip analnya memberinya kemampuan untuk berenang maju maupun mundur dengan mulus. Karena gerakan renangnya yang lembut dan indah, ikan ini sering disebut “penari air”.
Beberapa spesies belida, seperti Chitala ornata, memiliki motif bintik-bintik seperti mata di tubuhnya, yang menambah daya tarik visualnya—terutama bagi para penghobi ikan hias.
Habitat dan Kebiasaan
Belida hidup di perairan tawar yang tenang seperti sungai besar, danau, dan rawa-rawa. Mereka biasanya aktif di malam hari (nokturnal) dan menyukai tempat-tempat yang agak gelap atau teduh. Makanan alaminya adalah ikan-ikan kecil, serangga air, dan krustasea.
Ikan ini juga dikenal sebagai predator yang cekatan dan memiliki sistem lateral line yang sangat sensitif untuk mendeteksi pergerakan mangsa di dalam air yang keruh.
Nilai Ekonomi dan Budaya
Ikan belida memiliki nilai ekonomi tinggi, terutama di Sumatra Selatan, di mana dagingnya menjadi bahan utama dalam pembuatan pempek, makanan khas Palembang yang terkenal. Daging belida terkenal gurih, kenyal, dan kaya protein.
Sayangnya, karena penangkapan berlebih dan rusaknya habitat alami, populasi ikan belida di alam mulai menurun. Beberapa spesiesnya bahkan sudah masuk dalam kategori terancam punah menurut IUCN dan pemerintah Indonesia telah melindungi beberapa spesies belida melalui peraturan konservasi.
Konservasi dan Budidaya
Upaya pelestarian ikan belida semakin digalakkan melalui program penangkaran dan budidaya. Namun, budidaya belida tidaklah mudah karena ikan ini sensitif terhadap perubahan lingkungan dan membutuhkan air berkualitas tinggi. Beberapa Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) di Indonesia telah mulai mengembangkan teknologi pembenihan untuk menjaga kelestarian spesies ini.
Di sisi lain, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga sungai dan menghindari penangkapan ikan secara ilegal juga menjadi bagian penting dalam konservasi belida.
Ikan belida bukan hanya sekadar ikan konsumsi atau ikan hias, tetapi juga simbol kekayaan biodiversitas air tawar Indonesia. Keunikan bentuk dan geraknya menjadikannya salah satu makhluk air yang layak dilestarikan. Menjaga kelestarian belida berarti menjaga warisan alam dan budaya kita.
Penulis: Rahel Azzahra | Editor: Rahel Azzahra