GURITA CERDAS PAKSA IKAN KERJA SAMA SAAT BERBURU

GURITA CERDAS PAKSA IKAN KERJA SAMA SAAT BERBURU

Di perairan Laut Merah, seekor gurita tertangkap kamera sedang melakukan aksi unik—menampar ikan yang berenang-renang tidak beraturan. Mengutip dari National Geographic, Perilaku ini pertama kali diamati pada tahun 2018 dan 2019 oleh Eduardo Sampaio, seorang peneliti dari Universitas Lisbon dan Max Planck Institute of Animal Behavior.
Fenomena ini menarik karena menunjukkan bagaimana gurita tampaknya “memaksa” ikan bekerja sama saat berburu. Dalam perburuan kelompok yang terdiri dari satu gurita dan beberapa ikan, peran utama ikan adalah menemukan makanan, sementara gurita membantu mengakses makanan tersebut. Namun, jenis ikan seperti kerapu sering kali memperlambat proses karena mereka lebih suka menunggu mangsa datang daripada aktif mencari.
Ketika ini terjadi, gurita mengambil tindakan—dengan menampar ikan tersebut!
Untuk menguji hipotesis ini, Sampaio dan timnya memasang dua kamera bawah air guna merekam interaksi antara gurita dan ikan selama perburuan. Setelah menganalisis lebih dari seratus jam rekaman, mereka menemukan bahwa gurita secara konsisten menampar ikan yang tidak berkontribusi dalam perburuan.
Lucunya, setengah dari waktu ketika ikan kerapu ada, pasti mendapat tamparan dari gurita. Hal ini menunjukkan bahwa gurita memahami ikan mana yang bekerja sama dan mana yang tidak.
Pendapat Ilmuan Lain
Namun, tidak semua ilmuwan setuju dengan teori ini. Jennifer Mather, pakar kognisi gurita dari Universitas Lethbridge, berpendapat bahwa gurita lebih mirip “bulldozer” yang mengusik lingkungan sekitar. Tingkahnya tersebut kemudian dimanfaatkan ikan untuk mengambil keuntungan dari kekacauan yang terjadi.
Ia menekankan bahwa dalam perburuan kolaboratif, pemimpin akan menghadap menjauh dari gurita, sedangkan pemakan sisa akan menghadap ke arah gurita. Namun, Sampaio dan timnya berargumen bahwa peran gurita dalam perburuan tetap penting, meskipun ia tidak selalu berada di depan.
Jika hipotesis Sampaio benar, kerja sama ini menghemat energi bagi gurita, memungkinkan mereka untuk berburu lebih efisien dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk aktivitas. Gurita dapat memanfaatkan waktu lebih untuk berkembang biak, berinteraksi sosial, bermain, dan membangun sarang.
Fenomena serupa juga ditemukan pada spesies ikan pembersih seperti cleaner wrasse, di mana pejantan menghukum betina yang mencoba memakan kliennya alih-alih membersihkannya. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak contoh hewan yang menegakkan aturan dalam kerja sama mereka.
Meskipun penelitian ini menarik, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah ikan memahami isyarat warna hitam-putih pada gurita sebagai peringatan? Apakah gurita bisa mengenali individu ikan tertentu dan memilih dengan siapa mereka ingin berburu?
Satu hal yang pasti, penelitian ini semakin membuktikan kecerdasan gurita dan bagaimana mereka berinteraksi secara kompleks dengan lingkungan dan makhluk lain di laut.
Penulis: Rahel Azzahra | Editor: Rahel Azzahra