Lumba-lumba dikenal sebagai salah satu makhluk paling cerdas di lautan. Kecerdasannya bukan hanya mengagumkan, tetapi juga memberi mereka reputasi sebagai mamalia laut yang “ramah” karena kemampuan berkomunikasi yang baik.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science mengungkapkan fakta menarik tentang interaksi lumba-lumba dengan anaknya. Dilansir dari Independent, penelitian tersebut melibatkan 19 induk lumba-lumba selama lebih dari tiga dekade di Teluk Sarasota, Florida.

Penelitian Terbaru: Interaksi Lumba-lumba dengan Anaknya

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa lumba-lumba dapat menggunakan bahasa bayi saat berkomunikasi dengan anaknya. Hewan ini dapat menghasilkan suara dengan nada yang lebih tinggi dibandingkan saat berinteraksi dengan lumba-lumba dewasa lainnya.

Perubahan ini tidak hanya terbatas pada suara, tetapi juga pada “peluit” khas yang mereka gunakan untuk berkomunikasi. Sekitar 10 persen dari induk lumba-lumba menunjukkan kecenderungan menggunakan peluit dengan nada yang lebih tinggi dan jangkauan lebih luas ketika berbicara dengan anaknya.

Metode Penelitian Yang Dilakukan

Para ilmuwan memasang mikrofon khusus pada lumba-lumba liar di Teluk Sarasota untuk melakukan penelitian ini. Mereka merekam suara “peluit” selama bertahun-tahun, serta mencatat interaksi antara induk dan anak.

Temuan menunjukkan bahwa bahasa bayi lumba-lumba tidak hanya membantu anak-anak mereka mengeluarkan berbagai suara, tetapi juga memudahkan proses pembelajarannya.

Bahasa “bayi” ini belum dapat dipastikan apakah digunakan untuk percakapan lain selain dengan anak-anak mereka. Namun, temuan ini memberikan wawasan baru tentang kemampuan komunikasi yang unik dimiliki oleh lumba-lumba. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dalam kehidupan laut, serta kompleksitas interaksi sosial di antara makhluk laut.

Oleh karena itu, pemahaman lebih lanjut tentang bahasa dan komunikasi lumba-lumba diharapkan dapat membuat manusia untuk lebih menghargai dan melindungi spesies ini dengan baik.

Penulis: Nurma Wibi Earthany | Editor: Nurma Wibi Earthany