DESA SUMBEREJO: SUMBER KEHIDUPAN DI TENGAH KEMATIAN BENCANA KAWAH TIMBANG
DESA SUMBEREJO: SUMBER KEHIDUPAN DI TENGAH KEMATIAN BENCANA KAWAH TIMBANG
Desa Sumberejo merupakan sebuah desa di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Desa tersebut berada pada ketinggian 1.625 mdpl sehingga memiliki udara yang sangat sejuk. Suhu rata-rata pada siang hari mencapai 20 derajat celcius dan suhu malam hari mencapai 12 derajat celcius. Kemiringan lahan pertanian dapat mencapai 40% serta banyak digunakan untuk pertanian terutama komoditas sayur. Adapun komoditas unggulan di Desa Sumberejo yaitu kentang. Selain kentang, masyarakat Desa Sumberejo juga menanam berbagai sayuran seperti kobis, seledri, daun bawang, carica, dan cabai bandung.
Desa Sumberejo merupakan satu dari 17 desa yang rawan terkena bencana alam seperti tanah longsor dan erupsi Kawah Timbang. Menurut informasi dari berbagai literatur dan validasi dari masyarakat sekitar, Kawah Timbang merupakan sebuah kawah yang mengeluarkan gas beracun terutama CO2 (karbondioksida) dan H2S (hidrogen sulfida). Kawah Timbang tersebut pernah mengalami peningkatan aktivitas pada tahun 2011 dan 2013 yang menyebabkan warga Dusun Simbar (salah satu dusun di Desa Sumberejo) harus mengungsi ke Kecamatan Batur. Kawah Timbang pernah menyemburkan banyak gas CO2 pada tahun 1979 dan menyebabkan 149 jiwa tewas. Hingga saat ini, Kawah Timbang masih menyemburkan gas CO2 dan H2S hingga ketinggian 20 m. Pemerintah setempat telah menyediakan alat pemantau untuk mendeteksi keluarnya CO2 dan H2S dari kawah tersebut. Berdasarkan perhitungan alat diketahui gas CO2 dan H2S aktif sekitar pukul 05.00-06.00. Hal tersebut membuat pemerintah memberikan himbauan kepada masyarakat agar tidak pergi ke ladang terlalu pagi. Menurut penelitian, gas CO2 dan H2S akan menguap ketika terkena sinar matahari. Oleh karena itu, pemerintah setempat juga memberikan himbauan agar pulang dari ladang maksimal pukul 16.00 atau saat sinar matahari masih terlihat.
Kawah Timbang yang terdapat di Desa Sumberejo menjadi satu-satunya kawah yang menghasilkan gas CO2 di Indonesia. Menurut Bapak Sugeng selaku warga lokal Dusun Simbar, mengatakan bahwa penamaan Kawah Timbang karena aktivitas di kawah tersebut bergantung dari aktivitas Gunung Merapi. Apabila Gunung Merapi erupsi, maka Kawah Timbang juga akan menyemburkan gas CO2 dan H2S. Namun, saat ini Kawah Timbang belum mengalami erupsi kembali setelah tahun 2013.
Meskipun Desa Sumberejo memiliki Kawah Timbang yang sangat mematikan, namun Desa tersebut mampu menghasilkan komoditas pertanian hortikultura dengan kualitas baik. Bahkan, kentang dari petani Sumberejo mempunyai sifat lebih tahan lama dibandingkan kentang dari daerah lain. Hal tersebut membuktikan, komoditas pertanian dari Desa Sumberejo mampu bersaing di kancah nasional. Dengan keterbatasan yang ada, Desa Sumberejo mampu beradaptasi dan melaju lebih cepat melalui percepatan pembangunan sektor pertanian.
Penulis: Dwi Setya Ningrum