Artikel

CAPUNGAN BANGGAI: PERMATA LAUT DARI SULAWESI YANG TERANCAM

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - CAPUNGAN BANGGAI PERMATA LAUT DARI SULAWESI YANG TERANCAM
Perikanan / Perikanan Tangkap

CAPUNGAN BANGGAI: PERMATA LAUT DARI SULAWESI YANG TERANCAM

Ikan Capungan Banggai, atau yang dikenal dengan nama ilmiah Pterapogon kauderni, merupakan salah satu ikan hias laut yang berasal dari perairan dangkal di Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Hewan ini dikenal karena warna tubuhnya yang mencolok serta bentuknya yang unik.

Ikan ini secara umum dikelompokkan menjadi tiga ukuran berdasarkan panjangnya, yaitu ukuran besar dengan panjang lebih dari 4 centimeter, ukuran sedang dengan panjang sekitar 3 sampai 4 centimeter, dan ukuran kecil dengan panjang kurang dari  3 centimeter.

Ikan ini merupakan salah satu ikan hias laut yang paling diminati di pasar internasional. Permintaan tinggi dari pasar ekspor, terutama dari Amerika Serikat, telah menjadIkan Capungan Banggai sebagai salah satu komoditas utama dalam industri ikan hias.

Dikutip dari penelitian oleh Arbi, dkk (2022), penangkapan Ikan Capungan Banggai sebagai ikan hias telah dilakukan sejak akhir tahun 1980-an karena memiliki nilai jual yang tinggi. Hewan ini relatif mudah ditangkap karena ditemukan dalam kelompok dengan mobilitas rendah.

Namun, hal tersebut juga menimbulkan tantangan serius terhadap keberlanjutan populasinya di alam liar. Mudahnya penangkapan dan permintaan pasar yang terus meningkat menyebabkan intensitas penangkapan meningkat pesat dan tidak terkendali.

Penjualan Ikan Capungan Banggai

Ikan Capungan Banggai didistribusikan dari Kepulauan Banggai melalui Palu atau Luwuk dan kemudian menuju Bali. Pada awal tahun 2000-an, setiap kapal mengangkut sekitar 3.000 ekor setiap bulan.

Jalur distribusi lainnya adalah melalui Kendari, di mana 15 pengepul rata-rata memperjualbelikan 15.000 ekor setiap bulan. Distribusi langsung ke Bali mengirimkan 15.000 sampai 20.000 ekor setiap bulan dengan tingkat kematian hingga 30 persen, karena durasi perjalanan yang menghabiskan waktu sekitar 4 sampai 5 hari.

Variasi Harga dan Faktor Penentu

Harga penjualan Ikan Capungan Banggai sangat bervariasi, tergantung pada tingkat pelaku perdagangan, waktu, dan lokasi. Perbedaan harga juga dapat disebabkan oleh biaya operasional pengangkutan dari lokasi penangkapan ke suplier.

Harga jual ikan dari nelayan juga mengalami perubahan signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2001 sampai tahun 2006, harga ikan di Kepulauan Banggai sekitar 200 sampai 300 rupiah per ekor.

Sedangkan, pada tahun 2008 sampai tahun 2009, harga rata-rata sebesar 350 rupiah per ekor. Bahkan, harga bisa mencapai 1.000 rupiah per ekor untuk ikan dengan kualitas sangat bagus dibandingkan dengan ikan dari lokasi lainnya.

Penulis: Rosita Sandagang | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.