BUDIDAYA DI KERAMBA JARING APUNG: SOLUSI PERIKANAN BERKELANJUTAN
BUDIDAYA DI KERAMBA JARING APUNG: SOLUSI PERIKANAN BERKELANJUTAN
Budidaya ikan menggunakan keramba jaring apung (KJA) semakin populer di Indonesia, terutama di daerah pesisir. Metode ini banyak diterapkan di perairan umum seperti laut, sungai, danau, waduk, dan situ dengan kondisi perairan cukup tenang. Kondisi cukup tenang yang berarti terlindung dari badai dan mudah diakses. Keramba jaring apung sangat mendukung pembangunan berkelanjutan karena ramah lingkungan untuk budidaya ikan di Indonesia.
Metode ini juga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat. Dengan meningkatnya permintaan ikan konsumsi, KJA menjadi solusi efektif untuk meningkatkan produksi perikanan. KJA juga memungkinkan pelaku budidaya beraktivitas tanpa harus mengeksploitasi sumber daya alam yang ada.
Metode budidaya keramba jaring apung menggunakan rangka apung yang biasanya terbuat dari pipa PVC, drum plastik, atau bahan apung lainnya. Bahan tersebut disusun dalam bentuk persegi atau segi empat agar keramba tetap mengapung di air. Jaring yang digunakan harus kuat dan tahan lama, seperti jaring nilon, yang dipasang di dalam rangka untuk menahan ikan. Penggunaan jaring yang baik juga dapat memastikan air mengalir dengan lancar.
Keunggulan Budidaya Ikan di Keramba Jaring Apung
Salah satu keunggulan utama dari metode ini adalah aliran air yang terus menerus mengalir melalui jaring. Pengairan ini berfungsi untuk membantu menjaga kualitas air tetap baik. Meski begitu, pengelolaan kualitas air yang cermat tetap diperlukan agar ikan tetap sehat.
Karenanya, petani ikan perlu melakukan pengawasan dan pemeliharaan rutin, termasuk memeriksa kondisi jaring dan kualitas air. Pengawasan dan pemeliharaan rutin ini berfungsi untuk mencegah kerusakan dan menjaga lingkungan perairan yang sehat.
Keunggulan lainnya dalam melakukan budidaya keramba jaring apung yaitu mempermudah proses penyortiran ikan, mempercepat dan memudahkan proses panen, melindungi benih ikan dari ancaman predator, serta mengurangi risiko penyebaran penyakit di antara ikan. Bukan hanya itu saja, metode ini dapat digunakan untuk budidaya berbagai spesies ikan, dan sangat cocok diterapkan di perairan terbuka.
Di Indonesia, beberapa komoditas ikan air tawar yang banyak dibudidayakan antara lain ikan mas, ikan nila, ikan lele, ikan patin, ikan bawal, dan ikan gurame. Sementara itu, untuk komoditas ikan air laut, yang sering dibudidayakan mencakup ikan kerapu bebek/tikus, ikan kerapu macan, ikan kakap putih, ikan kakap merah, ikan baronang, ikan bawal bintang, ikan bandeng, serta ikan tuna sirip kuning.
Penulis: Susanti Rahayu Violita | Editor: Rahel Azzahra