BUDIDAYA DI AIR PAYAU: POTENSI DAN JENIS IKAN YANG COCOK
BUDIDAYA DI AIR PAYAU: POTENSI DAN JENIS IKAN YANG COCOK
Air payau adalah air dengan salinitas campuran antara air asin (air laut) dan air tawar, yang biasa ditemukan di kawasan pesisir dan muara sungai. Kawasan perairan ini menawarkan ekosistem yang unik dan kaya nutrisi, menjadikannya lingkungan yang ideal untuk budidaya perikanan. Kondisi ini memberikan peluang besar bagi para pembudidaya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil budidaya.
Air payau memiliki warna khas, yaitu coklat kehitaman, dan kadar garamnya bervariasi antara 0,5 hingga 30 gram per liter. Air payau memiliki derajat keasaman atau pH yang berkisar antara 7 hingga 9, serta mengandung zat padat terlarut antara 1.500 hingga 6.000 ppm. Salinitasnya pun bisa mencapai 0 hingga 35 ppt. Selain itu, tekstur dasar permukaannya terdiri dari tanah liat berpasir. Kehadiran berbagai jenis plankton di dalam air payau memberikan sumber nutrisi alami yang mendukung pertumbuhan organisme akuatik, termasuk ikan-ikan yang dibudidayakan.
Dengan kandungan nutrisi yang tinggi, air payau mendukung pertumbuhan ikan dan organisme akuatik lainnya, yang menjadi alasan utama para pembudidaya memanfaatkan perairan ini untuk budidaya ikan.
Sistem Budidaya di Air Payau
Budidaya di perairan payau dapat dilakukan dengan beberapa sistem, seperti:
- Keramba Jaring Apung: Teknik ini melibatkan penggunaan jaring yang terapung di atas air untuk menjaga ikan tetap berada dalam area tertentu.
- Tambak atau Empang: Kolam besar yang terhubung langsung dengan sumber air payau di mana air dapat keluar masuk sesuai pasang surut.
- Kolam Tanah: Kolam yang dibangun di tanah langsung, cocok untuk budidaya ikan dengan sistem alami.
- Kolam Semen: Kolam buatan yang lebih tahan lama dan mudah diatur.
- Kolam Terpal: Alternatif ekonomis dan fleksibel bagi pembudidaya di lahan terbatas.
Pemilihan sistem budidaya ini dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan pembudidaya. Yang terpenting, kolam buatan sebaiknya dibangun dekat dengan sumber air payau untuk memudahkan proses pemeliharaan dan pergantian air.
Jenis Ikan yang Cocok untuk Budidaya di Air Payau
Air payau bisa menjadi habitat ideal bagi ikan air tawar yang mampu beradaptasi dengan air asin, atau ikan laut yang bisa beradaptasi dengan air tawar. Beberapa jenis ikan dan udang yang populer untuk budidaya di perairan payau adalah:
- Ikan Bandeng (Chanos chanos): Ikan ini memiliki toleransi tinggi terhadap variasi salinitas, sehingga sering dijadikan pilihan utama dalam budidaya di air payau.
- Ikan Kakap (Lutjanus spp.): Kakap bisa tumbuh baik di air payau dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
- Ikan Belanak (Mugilidae): Ikan ini mudah beradaptasi dengan salinitas yang beragam dan sering dibudidayakan di tambak.
- Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus): Ikan ini populer di air tawar namun juga mampu hidup di air payau.
- Ikan Kerapu (Epinephelus spp.): Memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak dibudidayakan untuk pasar ekspor.
- Ikan Nila (Oreochromis niloticus): Mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan, termasuk air payau.
- Ikan Patin (Pangasius spp.): Meskipun lebih sering ditemukan di air tawar, patin juga bisa tumbuh di lingkungan air payau.
- Ikan Sidat (Anguilla spp.): Sidat memiliki permintaan pasar yang tinggi dan cocok di air payau.
- Ikan Bawal (Colossoma macropomum): Ikan bawal dapat hidup di lingkungan dengan salinitas rendah hingga sedang.
- Udang Windu (Penaeus monodon), Udang Putih, dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei): Udang-udang ini sangat cocok untuk budidaya di tambak air payau.
- Kepiting Bakau (Scylla spp.): Kepiting ini tumbuh optimal di habitat berair payau dan menjadi produk yang bernilai tinggi di pasar.
Budidaya di air payau tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir. Dengan penerapan sistem budidaya yang tepat, pemanfaatan lahan pesisir yang baik, serta dukungan teknologi yang berkelanjutan, perairan payau dapat menjadi sumber pendapatan dan kesejahteraan bagi para pembudidaya.
Penulis: Muhamad Reza Raihan | Editor: Rahel Azzahra