Artikel

BIOSAKA: SOLUSI PUPUK ALTERNATIF BAGI TANAMAN DI INDONESIA

BIOSAKA, Jawaban Masyarakat Indonesia yang Ingin Alternatif Pupuk - Tani Nelayan Center IPB University - IPB Digitani
Artikel / Hortikultura / Pertanian

BIOSAKA: SOLUSI PUPUK ALTERNATIF BAGI TANAMAN DI INDONESIA

Ketika mendengar kata ‘pupuk’, hampir semua orang setuju bahwa pupuk adalah salah satu bahan penting dalam produksi pertanian. Pupuk memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman.

Namun, penggunaan pupuk kimia konvensional yang semakin meluas telah menyebabkan permintaan akan pupuk ini meningkat secara signifikan dengan pasokan yang tidak sebanding. Sebagai solusi, alternatif pupuk seperti biosaka mulai muncul sebagai pilihan. Klaim bahwa biosaka adalah “alternatif pupuk” belakangan ini semakin populer di kalangan masyarakat, terutama para petani di Indonesia.

Pada dasarnya, biosaka berfungsi sebagai elisitor yang hanya merangsang pertumbuhan tanaman, tanpa memberikan nutrisi tambahan kepada tanaman. Namun, saat ini banyak orang yang keliru menganggap bahkan mengklaim bahwa biosaka adalah ‘alternatif dari pupuk’, bahkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia konvensional hingga 50 sampai 90 persen.

Dengan lebih dari 40 juta orang Indonesia yang bekerja di sektor pertanian, permintaan akan biosaka memiliki potensi besar di Indonesia sebagai ‘elisitor’ dan bukan sebagai pupuk utama. Namun, kesalahpahaman masyarakat Indonesia perlu diperhatikan dengan serius.

Pembuatan biosaka sangatlah sederhana dan unik, hanya dengan menggunakan lima jenis tanaman yang berbeda, baik itu daun atau rerumputan, air, baskom, dan wadah untuk mencampurnya.

Tanaman-tanaman sekitar seperti babadotan (Ageratum conyzoides L.), tutup bumi (Elephantopus mollis Kunth), kitolod (Hippobroma longiflora), maman ungu (Cleome rutidosperma), patikan kebo (Euphorbia hirta L.), dan meniran (Phyllanthus niruri L.) dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat biosaka, namun tanaman lain juga bisa digunakan. Penting untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan bersih dari hama dan penyakit sebelum digunakan sebagai bahan biosaka.

Cara Pembuatan Biosaka

Langkah-langkah pembuatan biosaka, sebagaimana yang dikutip dari Bantulpedia adalah sebagai berikut:

  1. Ambil lima jenis tanaman sebanyak satu genggaman tangan.
  2. Remas tanaman dalam 2 sampai 5 liter air di dalam baskom.
  3. Remas pelan dan putar ke kiri dengan menggunakan tangan sambil dilakukan pemerasan selama 10 sampai 15 menit.
  4. Setelah air remasan berubah warna menjadi coklat gelap, pindahkan biosaka ke wadah aplikasi dan siap untuk digunakan.

Kandungan dan Manfaat Biosaka

Dibandingkan dengan pupuk kimia konvensional seperti pupuk Phonska yang umum digunakan di masyarakat Indonesia dengan harga yang cukup tinggi, biosaka menonjol sebagai alternatif yang lebih terjangkau.

Dikutip dari Petrokimia Gresik, pupuk Phonska mengandung senyawa kimia seperti nitrogen (N) 15 persen, fosfat (P2O5) 10 persen, kalium (K) 12 persen, dan sulfur (S) 10 persen. Biosaka, di sisi lain, hanya memerlukan air dan dedaunan, menjadikannya pilihan yang menarik bagi banyak masyarakat.

Dampak negatif dari penggunaan pupuk konvensional mencakup ketidakseimbangan nutrisi tanah yang berpotensi meracuni tanaman daripada memberikan nutrisi yang seharusnya. Selain itu, penggunaan pupuk konvensional juga dapat menyebabkan degradasi tanah yang mengakibatkan peningkatan tingkat keasaman, menghambat pertumbuhan tanaman.

Inilah alasan mengapa banyak orang mencari alternatif untuk pupuk konvensional, dan inovasi baru seperti biosaka muncul sebagai solusi yang menarik. Namun, tanpa kehadiran pupuk kimia konvensional, kelimpahan makanan yang kita nikmati saat ini mungkin tidak akan terwujud.

Meskipun demikian, efek negatif dari pupuk konvensional telah menarik perhatian. Kemunculan biosaka sebagai “pupuk alami” dengan segala kemudahannya telah meningkatkan popularitasnya. Terlebih lagi, promosi yang dilakukan oleh pemerintah lokal semakin memperkuat popularitas biosaka.

Penulis: Imra Atun Helmi ; Miftah Izdaini Aillah ; Muhammad Angga Saputra ; Muhammad Ricky Damara ; Nisa Lelita Fadilah | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.