Artikel

BAGAIMANA MENGATASI ULAT GRAYAK PADA TANAMAN JAGUNG?

1. BAGAIMANA MENGATASI ULAT GRAYAK PADA TANAMAN JAGUNG - Hermanu Triwidodo - Tani dan Nelayan Center IPB University - IPB Digitani
Artikel Konsultasi / Pertanian

BAGAIMANA MENGATASI ULAT GRAYAK PADA TANAMAN JAGUNG?

Pertanyaan:

Mengapa daun tanaman jagung saya robek? Selain itu, sering ditemukan kotoran dan ulat pada tanaman jagung. Bagaimana cara mengatasi masalah ini? Varietas yang saya tanam adalah varietas hibrida F1 Excotic pertiwi, dan tanaman jagung ditumbuhi bersama tanaman singkong.

(Wisnu)

Jawaban:

Halo, Sobat Tani.

Terima kasih telah bertanya kepada Pakar IPB University.

Berdasarkan informasi yang diberikan, kemungkinan besar gejala sobek pada daun disebabkan oleh ulat grayak jagung (Spodoptera frugiperda).

Ulat ini sering meninggalkan tanda berupa kotoran yang biasanya terlihat di daun yang belum sepenuhnya mekar.

Cara mengatasi hama ini dapat dilakukan dengan berbagai langkah, antara lain:

  1. Pengolahan Tanah: Balik tanah secara berkala untuk mengekspos larva dan pupa ulat grayak pada sinar matahari, serta membantu mengendalikan populasi hama.
  2. Pengumpulan dan Penghancuran Telur dan Larva: Lakukan pada sore hari untuk mengurangi jumlah hama dan menekan populasi mereka.
  3. Sanitasi Gulma: Bersihkan gulma secara berkala karena gulma yang rapat dapat melindungi hama. Sanitasi juga perlu dilakukan pada gulma yang dapat menjadi inang alternatif.
  4. Pengendalian Hayati: Gunakan bakteri Bacillus thuringiensis, cendawan Beauveria bassiana, cendawan Metarhizium, dan virus Spodoptera frugiperda. Libatkan musuh alami seperti parasitoid Trichogramma dan Telenomus sp., serta predator Anomaloninae dan Sycanus sp. Tanam tanaman refugia seperti kenikir, tagetes, dan bunga matahari di sekitar pertanaman jagung.
  5. Rotasi Tanaman: Gantilah tanaman jagung dengan tanaman lain seperti ubi jalar, kacang tanah, dan kedelai untuk mencegah penyakit pada musim tanam berikutnya.
  6. Pengaturan Waktu Tanam: Tentukan periode tanpa tanaman jagung selama dua minggu hingga satu bulan untuk menghindari infeksi selama fase kritis.
  7. Penanaman Serempak: Hindari menanam jagung terus menerus dalam satu area pertanaman.
  8. Penggunaan PGPR: Gunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pada benih atau aplikasikan di lahan untuk meningkatkan ketahanan tanaman.
  9. Penggunaan Fungisida: Gunakan fungisida berbahan aktif metalaksil pada benih jagung sebagai perlakuan, dengan dosis 2 gram per kilogram benih.
  10. Pemilihan Lokasi Bebas Penyakit: Pilih lokasi tanam yang bebas dari penyakit bulai jika memungkinkan.

Selain itu, untuk mengurangi serangan hama, praktik budidaya tanaman sehat seperti menggunakan benih yang baik, pemupukan seimbang, dan penanaman dengan jarak yang tepat dapat dilakukan. Tumpangsari dengan tanaman singkong juga dapat membantu mencegah serangan hama yang lebih parah.

Selamat mencoba.

Dijawab oleh Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc. | Editor: Niky Elfa Amanatillah

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X