Artikel

BAGAIMANA CARA MENGENDALIKAN BUSUK BUAH PADA TERUNG?

11. P1 - Hermanu Triwidodo - DIGITANI - IPB University - Tani Nelayan Center IPB - CARA MENGATASI BUSUK TERONG
Artikel Konsultasi / Pertanian

BAGAIMANA CARA MENGENDALIKAN BUSUK BUAH PADA TERUNG?

Pertanyaan:

Saya memiliki lahan seluas 13 hektar (sekitar 88.000 tanaman) dengan tanaman terung secara monokultur. Pupuk yang saya gunakan adalah pupuk kandang dan phonska, diaplikasikan tiap bulan sebanyak 200 karung per hektar. Penyiangan gulma saya lakukan dengan herbisida dan mulsa, serta menjaga sanitasi lahan dengan membuang bagian tanaman yang sakit. Sebelumnya, lahan ini ditanam timun (M1), cabai (M2), dan terung (M3), dan saat ini ditanam kembali dengan terung. Di sekitar pertanaman terung, terdapat juga pertanaman pisang dan paria. Saya juga menggunakan pestisida, khususnya insektisida Alika, setiap 10 hari untuk mengendalikan hama kutu kebul dan ulat, dan jika ada hama atau penyakit yang terlihat, saya melakukan aplikasi pestisida kembali. Saat ini, sekitar 20 persen tanaman terung terserang penyakit busuk buah dengan gejala seperti bercak coklat pada permukaan buah, kulit yang cekung, dan bagian dalam buah yang menghitam sehingga tidak bisa dikonsumsi. Bagaimana mengatasi masalah ini?

(Soleh)

Jawaban:

Halo, Sobat Tani.

Terima kasih telah bertanya kepada Pakar IPB University.

Berdasarkan informasi dari deskripsi dan foto gejala, kemungkinan penyakit yang menyerang tersebut merupakan busuk buah oleh cendawan Phomopsis vexans, yang menjadi patogen utama pada tanaman terung. Penyakit ini lebih cepat berkembang pada musim hujan karena membutuhkan kelembaban tinggi untuk tumbuh.

Penyebaran patogen ini terutama terjadi melalui percikan air yang banyak terjadi pada musim hujan. Pada musim kemarau, perkembangan patogen dapat ditekan karena kelembaban udara yang lebih rendah.

Perkembangan patogen juga dapat terjadi akibat lahan yang tetap basah karena sering dilakukan penyiraman. Beberapa praktik budidaya yang dapat meningkatkan potensi perkembangan penyakit ini antara lain adalah penanaman yang tidak serentak, kurangnya sanitasi tanaman sakit, penggunaan pupuk nitrogen berlebihan dan kekurangan kalium, serta penggunaan benih yang sakit.

Beberapa langkah pengendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

  1. Sanitasi lahan, yaitu menghilangkan tanaman sakit dengan membuang buah atau bagian tanaman yang terinfeksi di luar lahan atau membakarnya. Juga rutin menyiangi gulma untuk mengurangi kelembaban di pertanaman.
  2. Pengaturan waktu tanam. Hindari musim hujan yang menciptakan kondisi yang mendukung perkembangan patogen. Sebaiknya tanam dilakukan di awal musim kemarau.
  3. Pengaturan jarak tanam. Pertanaman perlu diatur dengan jarak yang cukup agar tidak terlalu rapat, yang dapat menciptakan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan penyakit.
  4. Drainase yang baik. Pastikan ada sistem drainase yang baik untuk menghindari genangan air dan memperbaiki aerasi tanah agar infeksi penyakit dapat diminimalisir.
  5. Pengendalian hayati. Manfaatkan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan patogen secara alami.
  6. Perlakuan benih. Rendam benih pada air panas dengan suhu 56 derajat Celsius selama 15 menit untuk mengurangi keberadaan patogen pada benih.

Selain itu, penting untuk melakukan budidaya tanaman sehat, termasuk penggunaan benih sehat dan berkualitas, pemupukan yang seimbang, dan rotasi tanaman yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit.

Selamat mencoba.

Dijawab oleh Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc. | Editor: Niky Elfa Amanatillah

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X