Artikel

BAGAIMANA CARA MENANGGULANGI TANAMAN KENTANG YANG MENGALAMI BUSUK DAUN KETIKA CUACA SERING HUJAN?

potato-g10074e08e_1920
Artikel Konsultasi / Pertanian

BAGAIMANA CARA MENANGGULANGI TANAMAN KENTANG YANG MENGALAMI BUSUK DAUN KETIKA CUACA SERING HUJAN?

Pertanyaan:

Bagaimana cara menanggulangi tanaman kentang yang mengalami busuk daun ketika cuaca sering hujan seperti saat ini?

(@yudhaandirhm22)

Jawaban:

Halo, Sobat Tani.

Terima kasih telah bertanya kepada Pakar IPB.

Terkait pertanyaan Sobat Tani di atas, penyakit busuk daun disebabkan oleh organisme kelompok Chromista, yang disebut Phytophthora infestans. Adapun Phytophthora infestans itu memiliki beberapa karakter, selain menyerang kentang juga dapat menyerang tomat dan ada yang pernah meneliti bahwa Phytophthora infestans bisa menyerang pada tanaman leunca.

Tanaman leunca kadang-kadang menjadi gulma di beberapa tempat. Penyebabnya, patogen ini dapat bertahan pada umbi yang tertinggal ketika proses pemanenan atau juga umbi yang dipanen dan dibawa ke penyimpanan. Patogen ini dipencarkan oleh percikkan air hujan dan angin, serta aliran air yang membawa patogen yang tertinggal pada umbi-umbi yang di dalam tanah.

Kemudian, faktor-faktor yang memicu perkembangan penyakit ini adalah ketika banyak hujan dan kabut serta suhu relatif dingin, biasanya di bawah 20o. Ada yang mengatakan bahwa kalau hujannya rintik itu justru malah lebih berbahaya dibandingkan kalau hujannya deras. Ini mungkin juga logis karena kalau hujannya deras itu akan banyak mencuci patogen itu dan masuk ke dalam tanah, sementara patogen ini sebetulnya tidak bisa bertahan di dalam tanah dan dalam jangka waktu yang lama.

Selanjutnya, drainase lahan yang kurang baik itu juga akan memicu perkembangan penyakit ini. Selain itu, pemupukan nitrogen yang berlebihan juga akan memicu serta mempercepat perkembangan penyakit ini. Kemudian, dengan pengetahuan tersebut, bagaimana kira-kira cara pengelolaannya?

Cara pengelolaannya adalah dengan cara budi daya. Yang pertama yaitu membuat drainase yang baik. Kemudian, menggunakan bibit yang sehat. Akan tetapi, kadang bibit yang kelihatan sehat pun mungkin belum tentu dia bebas dari patogen ini. Oleh karena itu, bisa juga diberi perlakuan salah satunya dari fungisida berikut ini, yaitu fungisida yang berbahan aktif dimetomorf, simoksanil, fluopikorid, atau propamakarp. Setelah perlakuan itu, kemudian baru ditanam.

Pemupukan yang tepat itu komposisi N, P, dan K memiliki perbandingan 2:1:4 atau 3:1:5. Masalah berapa dosis dan kapan melakukannya itu tergantung dari kemungkinan produksi yang ingin kita capai per hektarnya. Kemudian juga bisa ditambahkan dengan perlakuan bakteri pemicu pertumbuhan tanaman atau PGPR yang sudah teruji dan dilakukan lalu dicampurkan bersama pupuk pada waktu pemupukan ke-1 setelah tanam, serta ke-3 atau ke-4 setelah tanam. Selanjutnya, selama penanaman perlu dilakukan monitoring kira-kira umur sekitar umur 10 sampai 14 hari setelah tanam.

Selain itu, yang dapat dilakukan adalah mengambil bagian tanaman saat gejala masih sedikit, yang menunjukkan gejala busuk. Kemudian, benamkan saja ke dalam tanah. Dia akan cepat mati karena tidak memiliki kemampuan saprofitik yang tinggi. Setelah itu, baru dilakukan penyemprotan dengan fungisida yang bersifat ke kontak dan sistemik. Yang kontak bisa memilih salah satunya yang berbahan aktif mankonzeb dan yang sistemiknya simoksanil. Setelah itu, coba di-monitoring setiap hari minimal 2 hari sekali. Begitu ada, silakan kembali memasukkan ke tanah yang sakit tadi. Dan jika merasa sudah tidak berkembang dengan baik, sebaiknya tidak dilakukan aplikasi. Namun, bisa juga melakukan aplikasi fungisida berbahan aktif dua macam tadi itu secara rutin, antara 7 sampai 10 hari sekali ketika kondisinya relatif normal.

Akan tetapi, ketika cuacanya memicu yaitu ada hujan rintik-rintik dan kabut pada malam hari, mungkin bisa diperpendek 3 sampai 5 hari sekali. Namun demikian, jika ketika di-monitoring itu dirasa serangannya tidak terlalu berat, sebaiknya jangan melakukan aplikasi lagi. Nah, kemudian untuk menghindari terbawanya penyakit ini pada umbi yang akan kita panen, sebaiknya ketika memanen 2 atau 3 minggu setelah semua tajuk itu kering secara alamiah.

Kenapa demikian? Karena Phytophthora ini tidak akan bertahan lama pada tajuk atau daun, atau batang yang mati, sehingga diharapkan umbi yang kita panen itu terbebas atau berkurang dari yang terserang oleh Phytophthora tadi.

Selamat mencoba.

Dijawab oleh Prof. Dr. Ir. Widodo MS. | Editor: Exciyona Adistika

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X